Mohon tunggu...
Meliana Chasanah
Meliana Chasanah Mohon Tunggu... Penulis - Islamic Writer

Far Eastern Muslimah

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Benarkah Penulis Tidak Dapat Menciptakan Perubahan? (Amunisi untuk Penulis)

2 April 2021   09:00 Diperbarui: 2 April 2021   09:02 154
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Jika saksi sejarah telah tiada, lalu siapa yang akan menuliskan jejak sejarah Jerman? Dunia mungkin tidak akan pernah tahu bahwa Jerman pernah menjadi raksasa Eropa.

Menjadi seorang penulis adalah pilihan, bukan bakat bawaan sejak lahir. Hitler pun menuliskan sebuah buku. Jadi, tak seharusnya ia bersikap pongah.

Kejayaan dan peradaban Islam pun terbentuk oleh dua hal, yaitu darah para syuhada dan tinta hitam para ulama.

Imam Ibnu Aqil pernah berkata:

"Saya mempunyai komitmen untuk tidak menyia-nyiakan umur. Jika mulutku tidak melakukan diskusi dan mataku tidak melakukan aktivitas membaca, maka pikiranku tetap bekerja, meskipun sedang berbaring istirahat. Saya tidak akan bangun, kecuali muncul ide yang akan saya tulis. Sungguh, ketika saya sudah mencapai umur delapan puluh tahun, semangat kuat untuk meningkatkan ilmu jauh lebih besar bila dibandingkan saat saya berumur dua puluh tahun." (Ajaibnya Menulis, 2020)

Itu baru satu contoh pendapat ulama tentang menulis. Bisa dibayangkan, bila di dunia ini tidak ada orang yang memilih menjadi penulis? Apalagi di saat situasi politik oligarki ala Komunis menguasai dunia. Semua orang dilarang mengkritik penguasa, mulut-mulut para pemuda, mahasiswa dan intelek dibungkam. Lalu, siapa yang akan melakukan amar makruf nahi munkar kepada para penguasa?

Jika tidak ada cendekiawan dan pemulis, para pemuda akan mudah sekali dijajah pemikirannya oleh kaum kafir. Mereka akan menjadi bangsa yang tertinggal dan bodoh.

Dalam buku "Secret History of Freemasonry", karya Juri Lina, ada 3 cara untuk menjajah suatu negeri:

1. Kaburkan sejarahnya

2. Hancurkan bukti-bukti sejarahnya, sehingga tidak bisa lagi diteliti dan dibuktikan

3. Putuskan hubungan mereka dengan leluhurnya, dengan mengatakan bahwa leluhurnya itu bodoh dan primitif

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun