Mohon tunggu...
Meliana Aryuni
Meliana Aryuni Mohon Tunggu... Lainnya - Penulis pemula yang ingin banyak tahu tentang kepenulisan.

Mampir ke blog saya melianaaryuni.web.id atau https://melianaaryuni.wordpress.com dengan label 'Pribadi untuk Semua' 🤗

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Suratku Untukmu, Hai Kampung Halamanku

30 April 2023   16:55 Diperbarui: 30 April 2023   17:00 210
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto kampung halaman/ Dokpri

Assalamu'alaikum wrwb., Apa kabar kampung yang telah menyaksikan hampir seluruh perjalanan hidupku? Semoga kamu tetap damai dan tenteram seperti sebelum-sebelumnya, ya. Aamiin.

Oh, iya, kita bertemu kembali, ya. Tahun ini sudah hampir 2 tahun aku bersamamu. Meskipun aku tidak selalu menemuimu, aku senang kok. Kita bisa lebih sering, enggak seperti dulu sewaktu aku di perantauan.

Aku dan Kamu
Eh, ingatkah dulu sewaktu aku, adik-adikku, juga teman sepermainanku berjalan menyusuri setiap jalan yang belum pernah kami tapaki? Dulu, kamu asri, bahkan kami menyebutmu sebagai hutan. Ya, itu karena di belakang rumah kami banyak sekali pepohonan hijau, belukar, bahkan ada sungai kecil yang membuat kami sering main di sana.

Di sana juga aku mengenal tanaman keningan (ada yang bilang marasi) yang membuat air bening biasa terasa manis padahal aku tidak makan gula loh. Aduh, kejadian itu sudah lama banget hingga membuat aku membeli bibitnya di toko online.

Bukan itu saja, aku sempat tersesat. Ah, itu bukan salahmu. Itu salahku yang sok tahu wilayah padahal aku 'kan hanya tahu depan rumahku, temanku, dan beberapa jalan yang selalu aku lewati.

Kampungku, Kampung Kemplang
Bila di tahun 1990 ada kampung yang terkenal dengan kemplang panggang yang enak, itulah kamu. Aku hampir seluruh rumah di tempatmu adalah perajin kemplang panggang. Asap dari bara batok kelapa yang dibakar akan membumbung membakar kemplang. Semasa itu sering ikut membantu para tetanggaku yang memanggang kemplang sambil mencicip kemplang bantatnya.

Kemplang-kemplang di sini sangat laku dan didistribusikan ke berbagai warung dan tempat. Aku senang kala itu banyak orang yang sukses karena berdagang kemplang. Namun, itu dulu sekali. Sekarang para pengrajin itu sudah tua, ada juga yang sudah meninggal tanpa meneruskan kepandaiannya memproduksi kemplang panggang

Kisah Bermain Bersama Teman yang Tak Terlupa
Di masaku dulu, kamu selalu menjadi tempat ternyata untukaku dan teman gunakan sebagai tempat bermain. Kalau coretan-coretan di tanah atau lantai teras untuk bermain cak ingkling itu biasa. Pecahan genteng yang menjadi oncak selalu menjadi rebutan kamidi masa itu.

Padamu kami suka bermain bintang 7, cabut ubi, dakocan, gobak sodor, bentengan, dan lain sebagainya. Tak jarang permainan ini juga diikuti oleh tetangga kami. Tambah serulah permainan kami.

Maafkan aku bila aku tidak terlalu memperhatikan lagi keadaanmu, wahai kampung halamanku. Kau memiliki arti yang penting bagi kita. Sepertinya aku yang memiliki kesibukan yang tak terbatas sehingga lupa akan keadanmu. Terima kasih, kampung halamku yang telah rela menyediakan tempatku bermain yang layak untukku. Doakku semoga kamu terus eksis dan kehidupanmu terjaga.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun