"Loh, udah keluar?" ujarku kanget melihat anak-anak kelas 1 sudah kembali bermain dengan temannya di teras kelas.
"Emang semua sudah dikerjakan?"
"Sudah, 'kan hanya jawab silang-silang aja," celoteh siswa lainnya.
Ujian Bagi Siswa SD
Mulai Senin kemarin siswa kelas 1 dan 2 mulai ujian semester. Mereka sepertinya tidak terbebani oleh pertanyaan yang akan mereka temukan di kelas. Buktinya, baru 10 menit berada di dalam kelas, mereka sudah keluar kembali. Alasannya sih karena mereka selesai mengerjakan ulangan (ujian) sehingga mereka boleh keluar kelas lebih dulu atau bermain di teras.
Beda Negeri, Beda Swasta
Fenomena ulangan di sekolah swasta dan negeri ternyata terdapat perbedaan yang signifikan. Ekspektasi untuk mendapatkan nilai yang bagus di sebuah sekolah swasta menjadi sangat besar. Hal ini disebabkan tuntutan dari sekolah dan orang tua terhadap nilai anak akademik cukup tinggi.
Orang tua dari siswa yang bersekolah di swasta cenderung bangga dengan sederetan nilai diraport. Terbukti, jauh sebelum ujian berlangsung, anak-anaknya disuruh les ini-itu. Ketika akan ujian, orang tua juga akan berusaha mengajari anaknya.
Berbeda halnya dengan siswa di SD negeri, tuntutan akan nilai akademik yang bagus tampaknya tidak kentara. Anak disuruh belajar sendiri. Hasilnya, bisa dikatakan ala kadarnya. Apalagi jika yang mengerjakan adalah siswa kelas 1.
Pada proses pengerjaan di kelas, kebanyakan siswa kelas 1 di SD negeri cenderung mengisi ujian sembarang. Terbukti dengan waktu 10 menit, di tangan mereka ujian bisa selesai lebih cepat. Aduh, saya geleng-geleng melihatnya.
Ujian Itu Untuk Apa sih? Sebuah pertanyaan, yang akhirnya memberikan berbagai jawaban di kepala saya. Secara objektif, saya akan menjawabnya.
Pertama, bahwa ujian itu untuk memudahkan guru dalam memetakan kemampuan peserta didik. Secara kasat mata, guru pasti tahu siswa yang memahami suatu materi dan yang belum. Guru tahu mana siswa yang sudah tuntas dan mana yang belum. Hasil dari sebuah ujian telah menunjukkan hal itu.
Kedua, ujian menjadi alat ukur bagi guru terhadap program yang telah dilakukannya selama tengah semester, semester, atau tahunan. Bila program yang dibuat telah berhasil dicapai, maka pada tahun depan hal tersebut bisa dilakukan kembali bahkan ditambah lagi.
