Mohon tunggu...
Meliana Aryuni
Meliana Aryuni Mohon Tunggu... Lainnya - Penulis pemula yang ingin banyak tahu tentang kepenulisan.

Mampir ke blog saya melianaaryuni.web.id atau https://melianaaryuni.wordpress.com dengan label 'Pribadi untuk Semua' 🤗

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Penyuluhan Digital ala Saya Agar Terhindar dari Kejahatan Siber

19 September 2022   14:00 Diperbarui: 19 September 2022   14:10 372
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Akhir-akhir ini sistem keamanan pemerintah atau dan seakan diaduk-aduk oleh ulah hacker. Berita hangat yang baru-baru ini santer diberitakan bahwa hacker Bjorka yang berhasil membobol data beberapa pejabat di Indonesia. Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) menyebut bahwa lebih dari 700 juta serangan siber terjadi di Indonesia pada 2022. Bentuk Kejahatan Siber

Serangan para siber seperti Bjorka bukan kali ini saja. Serangan siber bisa berupa  serangan ransomware (malware), metode phishing, dan eksploitasi, serangan web defacement (metode peretasan), SQL injection, brute force attack, DOS dan DDoS, man in the middle attack, corss site scripting, dan DNS (Domain Name Server) attack.


Olah canva
Olah canva

National Cyber Security Index (NCSI) menunjukkan keamanan siber Indonesia berada di peringkat ke-6 di antara negara- negara ASEAN  dan urutan 83 dari 160 negara secara global. Ini berarti tingkat keamanan di Indonesia harus diperbaiki kualitasnya agar situasi kacau seperti saat ini tidak terjadi.

Serangan Keamanan Perbankan Indonesia

Olah Canva
Olah Canva

Check Point Software Technologies Ltd salah satu penyedia solusi keamanan siber global, mengungkapkan bahwa sektor keuangan dan perbankan di Indonesia 3 menempati peringkat kedua terbanyak mengalami serangan siber di Indonesia.

Check Point Software Technologies mencatatkan secara rata-rata, lembaga-lembaga keuangan di Indonesia, diserang sebanyak 2.730 kali per minggu dalam 6 bulan terakhir.

Sementara secara global, lembaga keuangan dan perbankan menempati urutan ke-6 dalam industri yang paling banyak mengalami serangan siber. Serangan itu bermula dari data pribadi umum. Data itu berupa data tanggal lahir, nama ibu atau orang tua, dan sebagainya.

Saya dan Data Pribadi
Saya yakin data seperti itu memang bisa saja diketahui oleh banyak orang. Namun, penggunaannya tidak bisa disebarluaskan. Data-data tersebut bisa membuat orang yang memiliki niat jahat berani melakukan aksi kejahatannya, termasuk dalam memanipulasi rekening bank.

Saya jadi ingat ketika pertama kali membuka rekening atau tabungan. Banyak data pribadi yang harus saya isi dalam form pendaftaran. Nomor Induk Kependudukan (NIK) pasti akan ada dalam setiap pembukaan rekening. Selain itu ada data alamat, tempat tanggal lahir, nomor ponsel,  jumlah penghasilan, nama suami, anak, berikut juga usianya. Selain itu ada data nama ibu kandung yang bisa dicantumkan dalam form.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun