Mohon tunggu...
Meliana Aryuni
Meliana Aryuni Mohon Tunggu... Lainnya - Penulis pemula yang ingin banyak tahu tentang kepenulisan.

Mampir ke blog saya melianaaryuni.web.id atau https://melianaaryuni.wordpress.com dengan label 'Pribadi untuk Semua' 🤗

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Kembali ke Sekolah, Kok Males Banget

2 Januari 2022   20:41 Diperbarui: 2 Januari 2022   21:13 469
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar dari pexels.com

"Sekolah masuk seperti biasa? Males banget, Mi."

Inilah yang disampaikan anak-anak pada beberapa hari yang lalu. Padahal sebelum libur mereka mengeluh mau sekolah, bosan kalau di rumah terus. Saat akan masuk sekolah, mereka malah berkata seperti itu.

Saya jadi ingat semasa SD dulu. Pergi ke sekolah akan menjadi sesuatu yang menyenangkan. Apalagi dikasih uang jajan sama Emak. Eh, enggak deh. Sekolah itu memang menyenangkan saat SD dulu, belajar semaunya sendiri, mainnya banyak banget, dan belajar enggak ada beban.

Masa SD memang masa yang menyenangkan, apalagi saat bel istirahat berbunyi. Bunyi bel sangat ditunggu para siswa, melebihi menunggu semangkok model sagu kesukaan yang dijual di pinggir sekolah. Sebenarnya yang ditunggu itu bukan karena bunyi bel, tetapi aktivitas yang bisa dilakukan setelah bel itu berbunyi.

Di zaman SD, saya suka sekali main gobak sodor bersama teman-teman. Permainannya seru, meskipun kadang nyebelin karena kelompok saya sering kalahnya. Wajar sih, kelompok lawan anggotanya pandai lari dan badannya besar-besar.

Satu permainan lain yang sering saya mainkan saat jam istirahat dulu adalah kasti. Permainan dengan memukul bola kasti untuk mencapai benteng. Bila kita tidak siap, maka bisa jadi tubuh kita akan terkena pukulan bola itu. Sampai sekarang permainan-permainan itu menjadi kenangan indah yang tak terlupakan untuk saya.

Saya mencoba untuk menasihati anak-anak bahwa sekolah itu menyenangkan. Banyak yang bisa dilakukan di sekolah. Namun, akhirnya saya memutuskan diam. Saya ingin mereka memikirkan semua ucapan saya tadi. Meskipun tampak pada wajah, mereka belum menerima apa yang saya sampaikan tadi. Mereka masih saja berpendapat bahwa mereka ingin waktu libur diperpanjang.

Bagi ibu seperti saya, mereka libur atau tidak libur itu sama saja, sama-sama ribetnya. Sekolah itu ribet dengan persiapan sebelum berangkat sekolah. Liburan pun ribet karena mereka pasti selalu membuat rumah berantakan dan perselisihan di antara saudara pun sering terjadi. Namun, ketika waktu liburan sudah usai, para ibu harus mencoba berbagai cara agar anak-anak tidak malas untuk berangkat ke sekolah.

Saya sendiri sudah menyiapkan rencana-rencana agar mereka tidak malas berangkat sekolah. Misalnya, dengan mengurangi tontonan mereka dan sering mengajak mereka jalan. Saat jalan-jalan selalu saya ingatkan bahwa beberapa hari lagi masuk sekolah.

Kadang, anak-anak terlena dengan tayangan film kartun kesukaan mereka. Salah satu alasan mereka ingin menambah waktu libur adalah tontonan. Padahal saat sekolah, mereka tidak begitu memikirkan tontonan. Mereka sudah asyik bermain dengan teman di sekolah. Bahkan sekolah adalah saat-saat yang ditunggu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun