Mohon tunggu...
Meliana Aryuni
Meliana Aryuni Mohon Tunggu... Lainnya - Penulis pemula yang ingin banyak tahu tentang kepenulisan.

Mampir ke blog saya melianaaryuni.web.id atau https://melianaaryuni.wordpress.com dengan label 'Pribadi untuk Semua' 🤗

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Titip Orangtua ke Panti Jompo, Mengapa?

3 November 2021   08:49 Diperbarui: 3 November 2021   08:52 460
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: pexels.com

Saya tergelitik dengan topik pilihan kompasiana hari ini. Masalah yang disajikan menjadi pemikiran untuk setiap orang karena setiap anak pasti memiliki orang tua.

Masalah orang tua memang milik semua orang karena setiap anak pasti ada orang tua di sampingnya. Namun, banyak permasalahan terjadi setelah orang tua memasuki usia tua. Lalu, apakah tidak ada pemasalahan sebelum orang tua memasuki usia tua? Oh, banyak. Hanya saja permasalahan itu dianggap biasa.

Sewaktu orang tua masih kuat, permasalahan yang dihadapi antara orang tua dan anak adalah seputar kenakalan, makanan, ibadah, dan belajar. Saat itu orang tua mencoba untuk mengatasi permasalahan itu tanpa membuat anaknya bersedih. Permasalahan pun terselesaikan.

Seiring bertambahnya usia,  anak mulai bisa mandiri dan orang tua bertambah tua muncul permasalahan baru. Permasalahannya, anak-anak telah disibukkan dengan aktivitas masing-masing. 

Apalagi bila anak-anak sudah menikah dan tidak tinggal serumah lagi dengan orang tua. Kesedihan orang tua menjadi tak tertahan saat melihat rumah besar yang kosong dari suara anak-anak. Tinggal sendiri di rumah itu menjadi sangat tidak menyenangkan.

Dalam keadaan seperti itu, orang tua akan merasakan kesedihan saat tinggal di rumah sendiri di usia senja tanpa anak. Mau tidak mau mereka harus menikmati keadaan tersebut. Rasa rindu yang sering hadir akan menambah kesedihan di hati orang tua. Anak-anak yang jauh tidak akan mengerti perasaan orang tuanya. Bahkan untuk menelepon dan menanyakan kabar pun jarang dilakukan oleh anak-anak.

Saya pernah menonton sebuah film luar, Thailand. Dalam film itu seorang anak meletakkan orang tuanya yang sudah jompo ke panti asuhan. Hal ini disebabkan karena faktor kesibukan si anak. Namun, kesedihan yang dirasakan orang tua begitu mendalam hingga akhirnya hayatnya.

Kita semua menyatakan sayang kepada orang tua, tetapi kenyataannya sangat sulit untuk mendengarkan keinginan mereka.
Kita semua ingin menjadi anak yang sholeh/sholehah, tetapi kenyataannya sering menyakiti hati mereka. Ucapan kasar sering dilontarkan tanpa mempertimbangkan perasaan mereka. Padahal dulu, mereka sangat berhati-hati saat berbicara kepada kita.
Saat kecil kita sering meminta orang tua tinggal bersama. Namun, kenyataannya keberadaan mereka sering kita abaikan. Meskipun tinggal bersama kita jarang berbicara dari hati ke hati.
Kita merasa telah memberikan banyak hal kepada orang tua. Namun, kenyataannya semua itu membuat kita jauh dari mereka. Barang yang diberikan hanya sebagai pengalihan bahwa kita tidak bisa berbuat banyak pada mereka.

Alangkah sayangnya bila surga kita yang berasal dari kedua orang tua itu disia-siakan. Padahal banyak sekali yang bisa kita lakukan selama mereka hidup di dunia. Panti jompo hanya menjadi pintu kematian untuk mereka.

Kesedihan di hati orang tua selama di panti jompo akan menjadi cerita di akhir hidup mereka. Kita tidak akan mau orang tua menjadi seperti itu kan? Apa kita masih mau membuat mereka merasakan kesenangan di akhir kehidupan mereka? Jika kita menginginkan mereka hidup dengan senang, maka jagalah mereka seperti mereka menjaga kita sewaktu kecil dulu.

Kita bisa melakukan hal kecil dan sederhana untuk orang tua kita. Pertama, kita bisa menjaga perasaan mereka dan tidak membuat mereka tersinggung atau kecewa. Kedua, ajaklah berbicara (curhat). Curhat itu akan membuat hati mereka senang dan merasa bahwa diri mereka masih bermanfaat bagi anak-anaknya.

Jadi, di masa tua mereka, kita sebagai anak selayaknya memberikan perhatian meskipun hanya berupa perhatian kecil. Mungkin perhatian kecil itu akan menjadi perhatian besar bagi mereka. Jangan katakan bahwa menitipkan mereka ke panti jompo sebagai bentuk perhatian kepada mereka ya. Bisa jadi kita melakukan itu karena kamu tidak tambah sibuk karena mengurus mereka.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun