Mohon tunggu...
Meli Mariani
Meli Mariani Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Eksistensi Stakeholder Bimbingan Konseling di Sekolah

11 Oktober 2018   00:18 Diperbarui: 11 Oktober 2018   01:03 486
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Berbicara tentang stakeholder apa yang terbayang dibenak kita? Sontak terbayang sekolah dan warga sekolah yang  berusaha untuk membangun sekolah agar lebih baik. Untuk lebih pahamnya, stakeholder seacar garis besar adalah orang yang mendukung kegiatan pendidikan disekolah. Stakeholder itu terbagi tiga:

  • Pemerintah, meliputi kemendiknas, dirjen pendidikan, kementrian pendidikan dan lain sebagainya.
  • Di sekolah, meliputi , kepala sekolah, wakil kepala sekolah, majelis guru, wali kelas, komite, wali murid dan penjaga sekolah.
  • Masyarakat, seperti pengamat pendidikan, tokoh-tokoh masyarakat, alim ulama dan lain sebagainya.

Nah bagaimana korelasinya stakeholder dengan  bimbingan konseling  yang ada disekolah. Bagaimana pula eksitensinya? Kita mengetahui bahwa bimbingan konseling adalah sebuah layanan yang diperuntukan bagi siswa-siswi disekolah sebagai wadah perkembangan siswa kearah yang lebih baik dan juga sebagai layanan apabila siswa bermasalah. Lantas di layanan bimbingan konseling pasti ada guru bimbingan konseling, yanag mana beliau harus dituntut professional dan juga bertanggungjawab atas segala tugasnya. Dan hal itu dapat dilaksanakan dengan bantuan berbagai pihak disekolah yang tadi kita sebut stakeholder yang ada disekolah.

Sejatinya seorang guru bimbingan konseling tidak dapat menjalankan tugas dengan maksimal dan optimal tanpa bantuan stakeholder disekolah. Disini stakeholder tertinggi di sekolah yaitu kepala sekolah, contohnya sesorang anak yang dibina dalam bidang seni dan akan mengikuti lomba, dan siapa yang memberikan dan memberikan izin? Pasti kepala sekolah selaku stakeholder pertama dan paling tinggi disekolah akan menangani hal tersebut. Dari sini bisa kita mengetahui bagaimana eksistensi stakeholder yang berhubungan dengan bimbingan konseling.

Berkenaan dengan contoh ada seorang anak yang tiba-tiba murung dan suka menyendiri, sewaktu jam istirahat lebih suka kekantin, dan penjaga sekolah mencoba mendekatinya, dan dia bercerita lepas dengan penjaga sekolah atas apa yang menimpanya. Penjaga sekolah akan melaporkan kepada guru BK, dan guru BK akan menindak lanjuti kasus tersebut. Dan guru BK juga bisa mengundang orang tuanya untuk berkonsultasi tentang si anak tersebut. Dari sisni kita bisa melihat bagaimana kolaborasi stakeholder BK disekolah.

Dapat ditarik kesimpulan bahwa guru BK tanpa stakeholder kurang bisa menjalankan tugasnya dengan optimal dan maksimal. Pasti membutuhkan warga sekolah yang lain karena sejatinya manusia adalah makhluk sosial. Keberadaan stakeholder BK disekolah sangat diperlukan karena sangat membantu dalam menyelesaikan segala sesuatu yang berhubungan dengan siswa.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun