Mohon tunggu...
Meli Aletania
Meli Aletania Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Untuk memenuhi nilai KKN

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mengembangkan Literasi dan Numerasi Siswa Kelas 5 di SDN Babakan

13 Oktober 2021   22:33 Diperbarui: 13 Oktober 2021   22:46 482
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) sedang menyelenggarakan program Kampus Mengajar angkatan 2 yang sebelumnya telah diselenggarankan Kampus Mengajar Angkatan 1 yaitu merupakan bagian dari kebijakan Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM). Program kampus mengajar angkatan 2 berlangsung kurang lebih selama 5 bulan mulai tanggal 2 Agustus 2021 --17 Desember 2021.

Dalam program ini Universitas Pendidikan Indonesia ikut berkontribusi, mahasiswa bernama Meli Aletania dari Prodi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi dinyatakan lolos dan ditempatkan di SDN Desa Sukanagara, Kec. Soreang, Kabupaten Bandung, Jawa Barat. 

Tujuan program Kampus Mengajar angkatan 2 sama seperti Kampus Mengajar angkatan 1 yiatu memberikan solusi bagi Sekolah Dasar yang terdampak pandemi dengan memberdayakan para mahasiwa yang berdomisili di sekitar wilayah sekolah untuk membantu para Guru dan Kepala Sekolah dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran di tengah pandemi Covid-19.

Tersebarnya virus Corona (Covid-19) di Indonesia yang telah berdampak pada bidang pendidikan yang menimbulkan masalah dalam pembelajaran, pemerintah langsung turun tangan membuat peraturan baru mengenai pelaksanaan pembelejaran ditengah masa pandemi Covid-19 dengan melakukan pembelajaran dari rumah atau Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ)  pada awal maret 2020. 

Adanya peraturan ini tentulah bukan hal yang mudah untuk diimplementasikan dalam proses pembelajaran di Indonesia. Akan terjadi kendala dalam pelaksanaannya, terutama pada sekolah daerah yang terpencil.

Sudah hampir 2 tahun kurang seluruh siswa SDN Babakan melaksanakan pembelajaran jarak jauh, membuat siswa merasa bosan dalam belajar di rumah, terdapat orang tua yang buta huruf dan siswa yang tidak mempunyai alat komunikasi semakin terhambat dalam belajar serta sebagian orang tua siswa di SDN Babakan ini yaitu seorang petani yang tidak selalu dapat mengawasi anaknya saat belajar di rumah. 

Setelah ada kebijakan pemerintah memperbolehkan sekolah tatap muka namun hanya sebagian kecil siswa yang dapat belajar disekolah. Adanya kebijakan tersebut sekolah melakukan tatap muka langsung dengan cara membagi beberapa kelompok siswa dan dilakukan secara bergiliran.

Saat melakukan obeservasi secara langsung pada pelaksanaan pembelajaran terdapat beberapa siswa yang belum lancar dalam membaca dan menghitung serta banyak siswa yang gaptek. 

Hal ini menjadi suatu masalah yang harus dibantu oleh saya sebagai mahasiswa yang mendapingi kelas 5 membantu ibu Lina selaku wali kelas untuk menangani siswa yang mengalami kesulitan dalam mengikuti ujian AKM yang dilakukan selama 3 kali dalam seminggu. 

AKM merupakan penilai kompetensi dasar yang diperlukan oleh siswa untuk mengembangkan kapasitas diri dan berpartisipasi positif pada masyarakat, serta terdapat dua kompetensi yang diukur yaitu literasi dan numerasi.

Disini saya Meli Aletania dan teman-teman membantu siswa kelas 5 dengan belajar langsung pada sarana yang telah disediakan oleh sekolah berjumlahkan 6 laptop. Setiap siswa mengunakan laptop secara bergantian dan siswa mengisi soal simulasi ujian AKM yang telah disediakan oleh Kemendikbud.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun