Mohon tunggu...
Meldy Muzada Elfa
Meldy Muzada Elfa Mohon Tunggu... Dokter - Dokter dengan hobi menulis

Internist, lecture, traveller, banjarese, need more n more books to read... Penikmat daging kambing...

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Wisata untuk Anak atau untuk Diri Sendiri? (Selamat Hari Keluarga Nasional)

29 Juni 2022   20:08 Diperbarui: 29 Juni 2022   20:12 500
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Anak adalah salah satu keajaiban pertumbuhan yang dititipkan oleh Tuhan Yang Maha Esa, sehingga wajar sebagai orang tua ingin sekali selalu membahagiakan anaknya, memenuhi segala kebutuhannya dan memberikan apa yang diminta oleh anak. Bahkan kadangkala karena ekspektasi yang tinggi, anak dihadapkan dengan berbagai pendidikan tambahan (les atau kursus) dengan harapan bahwa anak akan memiliki multitalenta dan menjadi orang yang berguna pada saat dewasa kelak.

Kadang kala pula orang tua ingin membahagiakan anak dan memberinya pengalaman dengan cara membawa anak jalan-jalan, ntah jalan di kota sendiri menikmati keindahan kota atau tempat-tempat yang asyik untuk didatangi, wisata kuliner atau bahkan berwisata ke daerah lain dengan tujuan anak senang dan mendapatkan pengalaman yang baru. Hal ini tentu wajar dari kacamata orang tua, karena orang tua ingin sekali membahagiakan sekaligus memberikan pengalaman kepada anaknya, agar nanti anaknya tidak diejek oleh temannya bahwa dia kudet alias kurang update, tidak pernah jalan-jalan dan perkataan macam-macam yang biasa terjadi dilingkungan pertemanan anak-anak di sekolah.

Pengalaman ini juga terjadi kepada diri saya  sendiri. Di awal tahun 2017, setelah menjalani seremoni wisuda dokter spesialis di UGM Yogyakarta yang dihadiri oleh keluarga besar (ibunda, istri, anak dan adik-adik kandung sekeluarga), kami berencana untuk berwisata dengan dalih membahagiakan anak dan ponakan yang dibawa. Yah... sekaligus menghadiri wisuda, sekaligus juga kan berwisata, karena berangkat ke Jawa dari Kalimantan belum tentu bisa dilaksanakan rutin tiap tahun.

Di Yogyakarta tentunya tidak afdhol kalau tidak mengunjungi candi Prambanan dan candi Borobudur, sebagai media pembelajaran anak bahwa dimasa lalu masyarakat mampu memvbuat candi semegah ini. Mengunjungi kebun binatang binatang Gembira Loka,  Rumah Terbalik, Taman Pintar Yogyakarta, Alun-Alun Selatan di malam hari, semakin menambah seru wisata selama di Yogyakarta. Belum lagi wisata kuliner dengan menikmati makanan suasana entik di Raminten, menikmati sajian aneka jamur di Jejamuran, bahkan menikmati daging Kambing di RM Tengkleng Gajah tidak luput menjadi buruan kuliner keluarga.

Terlihat keseruan dan kepuasan dari wajah keluarga yang dewasa, dan itupula yang kami harapkan pada anak-anak kami yang ikut jalan-jalan. Namanya anak-anak, karena jalan ke sana kemari tentunya mereka merasa kelelahan, kadang mereka tertidur justru saat sudah sampai ditempat tujuan, sehingga sampai dipaksa untuk bangun agar sama-sama ikut menikmati wisata bersama. Dengan mata sayu dan kadang jalan gontai, namanya anak-anak terpaksa ikut saja program dari orang-orang dewasa.

Puas beberapa hari di Yogyakarta, kami melanjutkan perjalanan ke kota yang sangat nyaman dan sejuk yaitu Temanggung. Kenapa ke sana? Karena ibunda kami kebetulan bertugas sebagai Ketua Pengadilan Agama Temanggung pada saat itu, sehingga tidak lengkap rasanya kalau ke Jawa tidak singgah ke tempat kerja ibu kami, dimana di sana dapat fasilitas yang lengkap mulai dari mobil dinas dengan supir, motor dinas dan rumah dinas yang cukup luas dengan tempat yang nyaman dipinggir jalan protokol.

Foto Bersama di Depan Rumah Dinas Ibunda Tepat di Pinggir Jalan Protokol di Temanggung. dokpri
Foto Bersama di Depan Rumah Dinas Ibunda Tepat di Pinggir Jalan Protokol di Temanggung. dokpri

Tujuan wisata kami selanjutnya adalah Dataran Tinggi Dieng. Tempat wisata yang sudah menjadi tempat wisata nasional ini terkenal dengan keindahan alamnya, hawa yang dingin dan syahdu tentu tidak akan mungkin kami lewatkan. Tentunya tujuan utama kami adalah memberikan pengalaman kepada anak-anak, agar mereka bisa melihat indahnya dataran dieng lengkap dengan kawah sikidang yang mengeluarkan uap panas sehingga menyebabkan air mendidih (bahkan telur menjadi matang ketika dicelupkan ke air kawah), melihat keindahan danau Telaga Warna, serta pemandangan sawah di gunung yang bertingkat-tingkat di kanan kiri jalan. Walaupun sebenarnya kami lihat anak-anak sedikit kelelahan, tapi karena belum tentu bisa berangkat lagi dikemudian hari sehingga besok pagi harinya kami berangkat menuju tempat wisata Dieng.

Kami berangkat dengan 2 buah mobil yaitu 1 mobil Innova dan 1 mobil Avanza (agak tua). Kebetulan saya kebagian membawa mobil Avanza tersebut dengan pertimbangan saya sudah punya pengalaman menyetir mobil sendiri ke Dieng, sehingga walaupun mobilnya sudah agak tua, dengan pengalaman itu saya dapat dengan mudah membawa mbil tersebut. Sedangkan mobil Innova dibawa oleh saudara ipar. Karena berangkat cukup pagi, maka anak-anak terlihat mengantuk. Bisa dimaklumi karena tenaga mereka cukup banyak terpakai sewaktu jalan-jalan di Yogyakarta. Kami memaklumi hal tersebut, sambil asyik bercanda di mobil dan membayangkan apa saja yang akan dilakukan saat nanti sampai di Dieng. Pemandangan yang indah sepanjang jalan membuat saya bersemangat untuk menjelaskan kepada anak-anak kami tercinta tentang indahnya Indonesia. Apalagi di Temanggung terkenal dengan penghasil daun tembakau yang bermutu, maka tak heran sepanjang perjalanan kami disuguhi pemandangan perkebunan tembakau yang menghijau terhampar luas, diselingi juga tanaman-tanaman lain seperti tomat, kacang tanah dan kentang. Anak-anak tentunya memperhatikan apa yang kami jelaskan.

Di tengah perjalanan ketika jalan sudah terus menanjak, saya merasa kok tenaga mobil yang dibawa ini seperti letoy, ketika gas diinjak tenaga yang dihasilkan tidak meningkat. Walaupun masih bisa naik tapi sangat pelan sekali. Sampai beberapa saat kemudian tercium bau gosong dan kap mesin depan muncul sedikit asap. Sontak ibu-ibu di dalam mobil jadi panik, sehingga dengan sigap saya bantu untuk keluar mobil beserta anak-anak yang ada di dalam mobil. Mobil Innova yang mengikuti di belakang jua akhirnya berhenti dan membantu meevakuasi sekaligus membantu saya untuk mengecek apa yang terjadi. Setelah yakin bahwa ini bukan masalah mesin dan air radiator juga dalam kondisi yang baik, maka kami memutuskan mencari bengkel terdekat dan memanggil teknisi untuk mencari tahu apa penyebabnya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun