Mohon tunggu...
Meldy Muzada Elfa
Meldy Muzada Elfa Mohon Tunggu... Dokter - Dokter dengan hobi menulis

Internist, lecture, traveller, banjarese, need more n more books to read... Penikmat daging kambing...

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Orang Dewasa Juga Imunisasi, Begini Aturan Pemberiannya

31 Juli 2016   02:48 Diperbarui: 31 Juli 2016   10:19 4412
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Pemberian Vaksin Pada Orang Dewasa (Sumber: www.thelambertfirm.com)

Karena vaksin pada orang dewasa masih terbatas, ada beberapa vaksinasi dasar yang sebaiknya direkomendasi pada orang dewasa sehat secara umum, yaitu

  • Vaksin influenza
  • Vaksin penumokokus
  • Vaksin hepatitis B dan
  • Vaksin Measles, Mumps, Rubella (MMR)

Terdapat 2 jenis untuk imunisasi yaitu:

  • Vaksin yang dilemahkan: vaksin ini bisa dari virus atau bakteri yang telah dilemahkan. Artinya dalam hal ini vaksin yang diberikan adalah vaksin hidup. Enam jenis vaksin hidup yang wajib diketahui adalah MMR (measles/campak, mumps/gondong, rubella/campak jerman), varicella (cacar air), yellow fever (demam kuning), BCG (tuberculosis), influenza/live attenuated influenza vaccine (influenza dilemahkan) dan polio oral.
  • Vaksin yang dimatikan: berasal dari mikroorganisme yang telah dimatikan. Sebutannya dalam hal ini adalah vaksin mati. Sebagai contoh vaksin mati yaitu vaksin influenza, hepatitis A dan B, pertussis (batuk anjing), kolera, tetanus, meningkokus (radang selaput otak), pneumokokus (radang paru) dan lainnya.

Aturan dan jadwal vaksinasi pada orang dewasa

Jika membaca rekomendasi dari berbagai sumber, maka banyak sekali vaksinasi yang dianjurkan. Namun penulis mencoba merangkum beberapa vaksinasi anjuran pada keadaan khusus pada orang dewasa.

  1. Tenaga Kesehatan (Dokter, Perawat, Bidan, Analis Laboratorim, Petugas Radiologi, Apoteker dan lainnya yang punya risiko tinggi terpajan)
    • Hepatitis B: Berikan 3 dosis (bulan 0, bulan 1 dan bulan 6)
    • MMR: Diberikan pada tenaga kesehatan yang lahir sesudah tahun 1957. Berikan 2 dosis secara sub kutan dengan selang waktu 4 minggu.
    • Varicella: Berikan 2 dosis secara subkutan dengan selang waktu 4 minggu
    • Influenza: Berikan 1 dosis setiap tahun. Jika vaksin mati (TIV) diberikan intramuskuler, jika vaksin hidup (LAIV) diberikan secara intranasal.
    • Meningokokus (lebih direkomendasikan untuk ahli mikrobiologi yang secara rutin terpapar oleh isolasi kuman N. meningitidis): usia <56 tahun diberikan vaksin MCV4 secara intramuskuler. Usia >56 tahun diberikan vaksin MPSV4 secara subkutan.
  2. Usia Lanjut/Geriatri (di atas 60 tahun)
    • Pneumokokus: Diberikan 1 kali secara subkutan atau intramuscular (usia >65, tanpa komorbid, <65 harus dengan penyakit komorbid seperti Penyakit Paru Obstruktif Kronik, kencing manis, merokok, alkoholik, penyakit ginjal kronik, imunokompromise/daya tahan tubuh turun, obat-obatan lama, penyakit jantung).
    • Herpes Zoster: Dosis tunggal mulai usia > 60 tahun diberikan secara subkutan
    • Influenza: Direkomendasikan pemberian 1 kali setahun terutama yang menderita penyakit kronik atau tinggal di panti jompo. Diberikan secara intramuskuler.
  3. Jamaah Haji atau Umrah
    • Meningokokus: Diberikan vaksin meningokok tetravalent konjugat minimal 2 minggu sebelum berangkat. Jika melakukan vaksinasi kurang dari 2 minggu harus diberikan profilaksis Ciprofloxacin 500 mg dosis tunggal. Bagi jamaah yang sudah divaksin (kurang dari 3 tahun) tidak perlu vaksinasi ulang.
    • Influenza: Vaksin yang diberikan kepada jamaah haji adalah vaksin mati (TIV) yang berasal dari turunan virus influenza A dan influenza B. Vaksin diberikan minimal 2 minggu sebelum berangkat.
    • Pneumokokus:Juga diberikan minimal 2 minggu sebelum berangkat.
  4. Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA)
    • Jika CD4 < 200: Dapat diberikan vaksinasi mati. Tidak boleh memberikan vaksin hidup. Rekomendasi vaksinnya yaitu: Pneumokokus, Influenza, Hepatitis A dan Hepatitis B.
    • Jika CD4 > 200: Selain vaksinasi yang disebut di atas, boleh ditambahkan dengan vaksin yellow fever, MMR dan varicella.
  5. Setelah Operasi Pengangkatan Limpa (Splenektomi)
    • Infeksi pasca splenektomi biasanya sering disebabkan oleh bakteri tak berkapsul yaitu Streptococcus pneumoniae, Haemophillus influenzae, dan Neisseria meningitides. Vaksin yang direkomendasikan adalah Pneumokokus, Meningokokus,dan Haemophilus influenza B (HiB) jika tidak diberikan saat anak-anak.
  6. Wanita Hamil
    • Vaksin hidup: tidak diperbolehkan (kontra indikasi) selama kehamilan
    • Vaksin mati: boleh mulai pada trimester kedua. Direkomendasikan: Influenza TIV (inaktif). Jika ada indikasi: meningokokus dan pneumokokus. Jika ada risiko:Hepatitis A dan Hepatitis B.
  7. Penyaji Makanan
    • Hepatitis A: Tidak pernah terpapar: Usia > 19 tahun 2x dosis bulan 0 dan bulan 6-12 bulan diberikan secara intramuskuler. Baru terpapar: satu dosis immunoglobulin (Ig) 0.02 mL/kgBB sesegera mungkin. Pemberian vaksin 2 minggu sesudah paparan tidak terbukti efektivitasnya.
    • Tifoid: Vaksin hidup Ty21atersedia dalam bentuk kapsul dan diberikan secara oral selama 4 kali tiap 2 hari (hari ke-1, 3, 5 dan 7) dan diulang tiap 5 tahun atauvaksin mati ViCPS yang diberikan secara suntikan subkutan atau intramuskuler dan diulang tiap 3 tahun.
  8. Pasien Penyakit Ginjal Kronik (PGK)
    • Hepatitis B: belum pernah atau rencana cuci darah/hemodialisa (HD): vaksinasi hepatitis B dosis 20 µg diberikan 0, 1, dan 6 bulan. Sudah cuci darah: vaksinasi hepatitis B dosis 40 µg diberikan 0, 1, 2 dan 6 bulan.
    • Influenza: sama dengan aturan vaksinasi influenza tenaga kesehatan
    • Pneumokokus: 1 kali dosis, diulang setiap 5 tahun.

Penutup

Edward Jenner mungkin boleh jadi tidak pernah mengira bahwa observasi, penelitian dan dan eksperimennya di tahun 1976 ternyata kelak dapat menyelamatkan dunia, ketika wabah penyakit cacar (smallpox) menyerang berbagai belahan dunia yang mengakibatkan kematian 1 dari 3 orang penderita. Penelitian tersebut membuktikan bahwa seseorang yang tertular cowpox (penyakit kulit yang diutularkan oleh sapi) memiliki imunitas terhadap smallpox. Untuk menghargai jasa Jenner itu, diperkenalkanlah istilah vaksinasi yang mengadaptasi “vacca” dari bahasa Latin yang berarti “sapi”.

Begitu pula dengan prinsip penulis. Mungkin sekarang mayoritas masyarakat masih membicarakan tentan vaksin palsu pada anak-anak, namun ternyata melupakan bahwa vaksin pada orang dewasa ternyata cukup penting untuk memperbaiki kualitas hidup. Mungkin tulisan ini hanya sederhana saja, tapi mungkin saja hal yang sederhana justru memberikan manfaat yang besar terhadap pengetahuan dan pengamalan kita semua.

Salam sehat,

dr. Meldy Muzada Elfa

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun