Mohon tunggu...
Meldi RabyatulAdabyah
Meldi RabyatulAdabyah Mohon Tunggu... Aktor - Tugas

Bahasa Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Hati Seluas Samudra

26 Februari 2021   21:30 Diperbarui: 26 Februari 2021   21:36 249
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

Seperti hari-hari biasanya, Adzan subuh dikumandangkan, Pagi ini adalah pagi yang berat bagi Andi, di mana seperti hari-hari biasanya yang selalu ia keluhkan, di hari ini memang filing naluri hati nya sudah tidak enak, dia selalu menghadapi pagi pagi nya dengan keputusasaan, Dia bangkit kembali bersama keluh kesah nya. "Huuuuuuuuuf, kenapa hidup ku selalu begini. Keluhnya kepada diri nya. Lalu dia lekas mandi lalu pergi ke masjid dalam keadaan udara yang sangat dingin, Selesai berjamaah dia kembali ke rumah, ibunya sudah bangun tetapi hari ini tidak memasak. "Iho buk, enggak masak ?, tumben". Tanya nya karena heran tak biasanya ibu tidak masak "Ibu lagi enggak ada uang ndi, kemaren abis bayar uang rumah jadi sudah habis, kamu hari enggak sarapan dulu ya, kamu makannya pakai uang tabungan kamu dulu ya, ibu nanti minjam sama bibi kamu" Ibu menjelaskan Lalu andi menerima nya dengan ikhlas hati, dia pun sadar uang tabungannya pun sudah habis dari kemaren kemaren, jadi dia coba ikhlas saja "iya buk, enggak apa apa kok, nanti aja itu kita pikirin lagi" Jawab Andi. Kebetulan hari ini hari Senin dan dia belum ada makan dan minum sejak subuh juga tidak ada makanan dan uang, jadi dia niatkan puasa sunnah hari ini, dia pun sudah biasanya puasa sunnah, lalu dia bersiap-siap untuk pergi ke sekolah, awalnya dia sudah tak mau pergi sekolah karena dia malas, tetapi daripada dimarahi, pikir nya, lagipula hari ini sedang ada ulangan serentak, jadi dia tak mau nilainya kosong. "Bu aku aku sekolah dulu ya". Pamit nya kepada ibu nya. "Iya ndi, kamu hati hati". Andi. Dengan mantap dia memacu motornya dengan Bismillah jarak rumahnya dari sekolahnya sangat jauh, jadi perjuangannya menuntut ilmu pun sangat besar, pertama di lewatnya gang demi gang dari pemukimannya sampai di jalan raya, di tengah jalan pemandangan yang biasa sudah sering dia lihat, pohon-pohon, bangunan-bangunan, bahkan debu dan panas pagi sudah menjadi temannya mengendaranya, tak terasa berkendara sudah beberapa menit dan sudah sampai di tengah kota, kemacetanpun sudah tak mungkin terelakkan, dia ingin mengejar waktu agar tidak terlambat ke sekolah, salip kanan salip kiri pun dia lakukan
Dia lupa motor nya sudah cukup tua, dan malah memaksanya, akhirnya motor nya macet macet, lalu dia curgia dan menepi di bawah bibir trotoar. memeriksa semua yang biasanya bermasalah. setelah dia rasa semua sudah normal, lalu dia kembali mengengkol kan motor tuanya "Brrrr... Brrrr. Brrrr". di engkolnya sekuat tenaga nya, tetapi motornya tak kerap menyala, sekilas langsung wajah nya pucat membayangkan motor nya mogok, tak menyerah di situ, dia tetap berusaha mengengkol nya sekuat tenaga nya Sudah sangat lama dia mengengkol sampai sakit kakinya, tetapi motornya tak kerap menyala, "huuuuuuuuf, ada apa sih dengan ku, kenapa aku selalu sial" Keluhnya kepada dirinya sendiri. Dia lupa Allah sedang memberi nya cobaan, apalagi mogoknya di tengah kota, tanpa uang tanpa makanan di peru nya karena dia pun sedang puasa, dia malah mengeluh terus karena motornya, dia tak tahu lagi harus bagaimana di situasi seperti ini, dia tak punya uang, dia kelaparan, di tengah kota dan tak kenal siapa-siapa.
"Kalau aku pulang ke rumah pasti aku di omelin sama ibu, lagian hari ini ada ulangan besok pasti aku di hukum lagi karena enggak masuk hari ini". Daripada berlama-lama Andi langsung bertekat pergi ke sekolah berjalan kaki dengan harapan gurunya akan berempati, lalu dia dengan yakin meninggalkan motornya di tengah kota, dia berlali kecil ke sekolah mengingat sedang puasa takut dehidrasi ringan Sedang mengejar waktu dengan berlari kecil saat itu pun ada genangan banyak di sampingnya, lalu tiba-tiba ada kendaraan Pick up melintas dengan sangat cepat dan melewati genangan itu, "BrasssssssSSSS". Basah sudah dia dengan air dari genangan itu yang dicipratkan Pick up tadi, keluh kesal kembali di lontarkan nya. "Apalagilah yang terjadi dengan ku". Dia pun yakin bahwa baju yang basah ini akan kering. Lalu tak jauh berlari kecil dia melihat ibu-ibu menggandeng tas dengan tidak kencang, Karena rasa haus dan sangat lelah yang dia rasakan, ada bisikan setan yang menggoda nya untuk merampok ibu itu dan membatalkan puasanya dan juga jadi bisa pergi dengan menaiki angkot, sempat terlintas dalam pikirannya tetapi dengan ketakwaannya yang luar biasa kepada Allah, dia takut melakukannya dan berusaha menyingkirkan niat buruk itu. Dengan rasa lapar dan tidak fokus hampir saja dia melakukan hal yang tidak baik Sangat lelah dia menempuh perjalanan, setelah hampir 1 jam dia berjalan akhirnya dia sampai juga di sekolah, sudah pasti, sangat sepi lingkungan luar sekolah karena siswa pasti sudah masuk ke kelas masing-masing dari tadi, sekolahnya tidak ada penjaga nya jadi dia bisa langsung menerobos masuk ke dalam sekolah, di dalam lingkungan sekolah pun sudah tidak orang yang lalu lalang, sangat hening. Keheningan itulah yang membuat nya malah jadi makin tak percaya diri, dia malah memutar balikkan niatnya, dan memutuskan untuk pulang kembali, setelah berfikir keras, akhirnya niat konyolnya itu tidak jadi dia lakukan dan memutuskan untuk masuk ke kelas saja, "Hey, kamu dari mana". Tanya guru itu. Lantas Andi langsung pucat seketika. "Uhhh... saya terlambat buk" Jawab nya. "Lhoo, kok bisa. kamu tahu ini sudah jam berapa kamu tuh ya Andi..., niat sekolah gak sih kamu, kamu kan tahu sendiri hari ini sedang ulangan serentak ?". Ibu itu mengeraskan suaranya tanda kesal kepada Andi. "Saya ke sini jalan buk, motor saya mogok di tengah jalan". Alasan Andi. "Halah, kamu alasan aja, mana mungkin kamu mau sekolah kalau motor kamu mogok" Ibu itu tidak percaya kepada Andi. "Mogok nya di tengah jalan buk bukan dari rumah saya". Andi memperkuat alasannya "Sudah-sudah, sudahlah kemarin kamu terlambat, hari ini terlambat lagi, kamu beridiri di lapangan itu jangan masuk kelas. menggangu orang ulangan kamu"
Lalu Andi malah dihukum bukannya ikut ulangan, dia terima saja walaupun dengan keluhan-keluhan, dia berdiri di tengah lapangan, kepanasan ? sudah pasti di rasakan Andi. "Lebih baik aku tidak pergi tadi, nambah nambahin sial ku saja, sudahlah motor ku mogok, tambah lagi aku gak jadi ulangan nilai ku 0, di hukum lagi, malah aku puasa, kenapa sihh sebenarnya, kenapa aku selalu sial". Lagi lagi keluhan keluhan di ucapkan kepada dirinya sendiri, lagi-lagi dia lupa itu adalah cobaan Allah. .Kawan-kawan nya pun melihat Andi sedang di hukum mereka mendekati andi. "Waaaaaaa, hahahahahahha, kenapa lagi kau, kenak hukum ?". Ledekan salah satu temannya "Sana aja lah kalian, buat aku malu aja". Andi mengusir. "Cyaaaaaaaaa, kesian banget sihh kau ndi... ndi.... kalok buk Tari tahu kau enggak ulangan tadi, hmmmmm habis kau di omelin sama dia Kawan nya menambah olokan Tangan Jah we nanti orang tua ku dipanggil Andi memohon "Halah palingan nnt ibuk tahu sendiri kau di hukum sama siapa tadi Tanya kawannya buk Ermi dia lagi piket sekarang jadi dia yang jaga Jawab Andi Hahahahah berarti hari ini kau lagi sangat beruntung Olokan kawannya.
Setelah menunggu sangat lama sampai lonceng masuk berbunyi, akhirnya Andi di panggil oleh guru nya "Andi Andil sini kamu guru Andi Berteriak dari kejauhan lalo Andi menghampiri guru nya kenapa buk" Tanya Andi "Udh capek ?" Guru nya menanya balik capek lah buk panas buk Keluh Andi. "Mangkanya kamu kalau udah tau capek jangan suka terlambat Andi hanya terdiam tidak mau menjawab lag "Sekarang kamu pergi cari bu Siska yang tad ngawas ulangan di kelas kamu hari ini, kamu minta sama dia ulangan susulan ngerti kamu? Tegas guru Andi "Ngerti buuk! Jawab Andi

Atas perintah guru nya Andi langsung saja ke kantor menemui gurunya yang mengawas di kelasnya tadi pagi,"Assalamualaikum buk, saya mau ulangan susulan buk Andi memohon. Emang tadi kamu ke mana ndi ? kok baru nongol Tanya guru nya Andi "Saya terima buk, jadi di hukum sama buk Erni Jawab "Yaudah kamu kerja nya mau sekarang atau abis Dzuhur aja" Tanya guru nya Andi "Abis Dzuhur aja bu. Jadi perasaan Andi mendapat nilai 0 sudah ulang lalu dia kembali ke kelasnya.Kemudian tak terasa waktu sudah mulai siang adzan dzuhur pun di kumandangkan lalu semua siswa pergi ke masjid tempat biasa berjamaah. Setelah sholat Andi menuju kelas. Sesampainya di kelas, sudah belajar di tengah jalan juga "Assalamualaikum Salam Andi masuk ke kelas "Wa'alaikumsalam. kenapa kamu kesini Andi ? bukannya kamu Ulangan susulan sama buk siska "Bu siska udah pergi buk" Jawab Andi "Loh kenapa ? Guru nya bertanya. "Saya tadi terlambat buk nemui buk Siska" kamu ini tidak disiplin kamu berdiri di sini jawab itu soal soal di papan tulis Guru Andi yang masuk kali ini tidak banyak bertanya tetapi menghukum Andi dengan soal-soal yang sulit apalagi dengan 1Q Andi yang kurang Andi benar benar terpaku dengan soal di papan rulis, dia tak berkutik sama sekali dengan soal itu bahkan dia tak tau sama sekali. Saya enggak tahu apa-apa buk Pernyataan Andi dengan rasa sangat malu "Kamu ini yaa, udalah enggak disiplin, bodoh lagi Guru Andi kali ini memang benar benar emosi dengan Andi, tetapi tanpa dia sadari dia telah melukai perasaan Andi "Udah kamu kalok enggak mau belajar lagi belajar aja sama bapakmu di rumah ini sekolah bukan sekolah bapakmu" Tiba-tiba guru nya malah melontarkan pernyataan yang tidak tidak, hati Andi sangat sedih mengingat kebodohan nya di tambah lagi tawaan kecil dari kawan kawannya makin sedihlah hati Andi.
Lalu Andi di hukum saja didepan kelas, Andi jadi merasa rendah diri rasa malu dan sedih ditahannya saja dalam hati dalam dalam sampai waktu pulang tiba Andi tetap di hukum dan lonceng pun berbunyi semua siswa pulang dari sekolah itu, dan gurunya pun langsung keluar. Andi pun juga keluar dari kelas di lorong lorong sekolah dia baru teringat mau pulang naik apa motornya mogok di tengah kota, lalu dia mencoba mencari-cari temannya agar menumpak naik motor sampai di antarkan ke tengah kota saja Ada satu temannya yang baik baru bersiap siap untuk pergi lalu Andi mendekatinya "Don aku numpang sama mu lah" Tegur Andi "Loh ndi. Mana motor tua kau ?" Tanya temannya "Mogok tadi don di tengah kota, mangkanya aku terlambat Ujar Andi "Ooooh, patut lah kau di hukum kan hah ayok lah aku antar, tapi sampai tengah kota aja ya?" Tawar temannya, Tok lah gapapa don, sebelumnya makasih ya" Walaupun Anda di antar sampai tengah kota saja tidak masalah baginya, lagipula mengingat dia akan mendorong motornya.

Tak terasa mereka sudah dekat di tempat Andi memarkirkan motor nya "Don, don berenti di situ aja don aku taruh motor aku dekar situ tadi kayaknya Ujar Andi "Oooh oke" Sambil Andi turun dari motor "Don makasih banyak ya don kalau enggak ada kau siapalah yang mau ngantar aku" Andi berterimakasih kepada Doni "Iya gapapa, aku tinggal ya, hati hat kau Doni pamit Tya don makasih ya'. Andi berterimakasih ulang dan Doni pergi.
Pertama semua baik baik saja sampai Andi merasa ada yang aneh dia berfikir sekilas. "Astagfirullah. Motor ku ,motor ku Sontak kepanikan yang sangat luar biasa dialami Andi karena motor nya tak ada di tempat nya memarkirkannya terakhr kali Andi sangat pucat, benar-benar pucat, dia tetap tak yakin motor nya hilang, dia cari terus tetap mencari dari hilir taman samapai ke hulu taman tempat dia memarkirkan motor nya terus dia cari motor nya, dia tak percaya dia berusaha tenang dengan kondisi ini, sangkin tidak terimanya dia, dia memorarbalikkan fakta bahwa motor nya pasti bukan di parkirkan di sini "Enggak. Inggak motor ku enggak mungkin tadi ku parkirkan di sini pasti ini salah tempat, pasti aku keliru, aku keliru karna haus dan lapar aja ni enggak enggak mungkin motor ku hilang' Begitu panik dia menerima cobaan dari Allah ini harta satu-satunya kini diambil orang Dia tetap mencari di sekeliling jalan bahkan sampai bertanya kepada orang-orang hampir sepuluh kali dia mengelilingi taman itu. dan hasilnya tetap nihil diapun mencoba mencari ke jalan seberang ke jalan seberangnya lagi, bahkan sampai jauh dari Taman tempat dia memakarkan motor itu. Akhirnya dia lelah, dia pasrah, dia menangis sangat sedih hati nya, dia mengeluh kepada Allah dia sangat terpukul menerima kenyataan motor kesayangannya hilang sia sia sangkin lama nya dia mencari dia tidak sadar matahari sudah lelah, adzan magrib pun berkumandang dia berusaha tenangkan diri dan pergi ke masjid terdekat untuk berbuka dengan air gelas di masjid dan sholat berjamaah dia berwudhu untuk menenangkan diri nya, dia berusaha mencoba ikhlas saat sholat pun dia berusaha khusuk seperti biasanya walaupun air mata menetes sebutir sebutir. Di jalan dia merenung dia sangat sedih kehidupannya, dia mengeluhlan kehidupannya kenapa ya, hidupku kayak gin kali. padahal aku selalu ibadah aku bertaqwa, aku tak pernah ketinggalan ibadah sunnah apalagi wajib " sejenak dia malah mengungkit ungkit keshalehannya, dia tak sadar sedang di coba Allah dengan cobaan yang sangat berat

Lalu dia sampai di rumah dengan suasana gelap karena memang sudah malam juga, lalu dia masuk ke rumah Andi , kamu dari mana aja sih ndi, bapak kamu aja nyariin kamu ndi, kamu pake otak ga sih ndi mikirin kami di sini, motor kamu, motor kamu pun mana ? kok ibu gak dengar suara kamu ke sini?" Tanya ibu dengan nada sangat kesal dan marah. "Motor nya motor nya hilang buk Andi dengan sangat pucat dan gemetar mengatakannya "hilang?, ya Allah ya Rabbi, kamu tuh pake akal kamu gak ndi itu motor buat kamu sekolah kenapa kamu hilangin ndi HAH" Ibu bertanya dengan nada sangat keras dan membentak Andi" Tadi mogok bu pas pagi-pagi, jadi aku tinggal di tengah kota, trus pas pulang aku cari-cari enggak ada lagi bu" Andi menerangkan. "Andi. Andi, udah terserah kamu yah itu motor motor kamu, yang pergi sekolah kamu, kamu cari cara lain untuk ke sekolah, mau kamu jalan kek, mau kamu terbang, sukak hati mu" Lalu ibu pergi dari Andi begitulah hari Andi hari ini dia merasa hari ini adalah hari puncak kesialannya, dia menangis di kamarnya entah apa yang dia pikirkan lalu dia udur dengan rasa putus asa seperti biasa. Besok nya, dia bangun dari udurnya untuk sholat subuh orang-orang pergi keluar masjid tetapi tidak dengan Andi, dia mendekati imam masjid. guru mengajinya dari kecil, dia berniat curhat dan bercerita tentang yang selama ini di alaminya "Lho kamu enggak pulang ndi ?, Tumben" Tanya guru Andi. "Saya mau cerita sedikit boleh ga pak ustad ?" Jawab Andi. Hah, cerita lah ndi apa yang kamu mau ceritain" "Jadi gini pak ustad, belakangan ini bukan belakangan ini sih pak udh lama juga kehidupan saya itu selalu enggak bahagia gitu tho pak setiap hari saya selalu sial yang saya kena ejek lah, yang saya nyemplung ke kali lah, yang saya bodoh lah di hina terus yang saya jelek lah di ejek terus yang saya kena marah terus lah, kena hukum terus lah yang sendal saya hilang, saya serba kekurangan bakan pak ustad tahu kemaren saya baru kehilangan motor saya pagi nya saya di siksa dulu sama motor saya mogok di tengah jalan pulak dia, pokok nya kayak enggak ada kebahagiaan dari Allah lah pak untuk saya padahal saya rajin sholat pak puasa ? puasa saya kencang sholat sunnah malam, pagi subuh siang, sore tadarus sehari ga pernah ketinggalan 1 juz, sodakoh? selalu saya beri uang yang paling besar ustad bukan saya sombong ustad, tapi kok kehidupan saya kayak gini banget ya ustad, ustad ada saran gak untuk saya ?, harus tingkatkan ibdaha apa gitu" Curhatan Andi kepada guru nya "Hahaha". Gurunya Andi tertawa kecil. "Kok ustad ketawa sih, saya serius loh ustad bukan bercanda" Tegas Andi "Hahaha, iya iya, ustad tahu yang kamu alami itu gimana rasanya, pertama kamu jangan pernah bilang Allah enggak pernah ngasih kebahagiaan untuk kamu" Tegas Guru Andi. "Tapi saya enggak pernah bahagia ustad, bahkan saya menderita terus" Jawab Andi. "Hahaha. Ok lah ok, jadi gini aja, kamu hari ini libur kan ? kan tanggal merah" Guru nya bertanya "lya ustad" Jawab Andi. "Nanti pagi sekitar jam berapalah terserah kamu pokoknya pagi kamu bawain ustad 2 genggam garam sama 1 gelas berisi air bisa?". Suruh gurunya Andi "Buat apa ustad ?" Tanya Andi "Udh kamu bawa aja, enggak usah banyak cingcong, dah sana balik, ustad lapar mau makan, nanti kalok ustad udah kerang han ke sini lagi". Ulang gurunya Andi Lalu pulang.
Setelah sudah terang sekali sekitar jam 8 pagi, dia berangkat ke rumah gurunya dengan permintaannya dan sampai ke rumah guru nya "Assalamualaikum ustad, ustad ooh ustad". "Waalaikumsalam ndi nah sudah kamu bawa pesanan ustad ?" udah ayok kita ke danau mata air yang airnya bisa di minum. Nah setelah sampai di tepi danau "Ndi garam di 2 tangan kamu itu letakkan di baru besar ini secara berpisah Suruh gurunya "Iya ustad" Andi meletakkannya secara rapi dan berjauhan "Nah buka tutup gelas kamu itu terus pegang gelas kecil kamu yang ada air nya itu". Suruh gurunya "Iya ustad" Dia sudah memegangnya "Nah sekarang kamu ambil dan masukkan garam segenggam yang pertama itu ke gelas kamu lalu aduk" Lalu Andi mengambil dan memasukkan garam segenggaman yang pertama itu ke dalam gelas kecilnya lalu di aduk rata olehnya "Nah, coba kamu minum air itu". Andi pun mencobanya, dan kemudian "Bruuuuuuuuuuuuuuus, cuih. cuih. cuih, Asiiin ustad" Respon Andi "Nah asin kan asin banget malah kan" Jawab Gurunya lya ustad, cuih.. cuih cuih." Andi masih keasinan "Nah terus garam segenggaman kedua itu kamu ambil terus kamu lemparkan ke danau di depan kita ini" Suruh gurunya. Lalu Andi melemparkan garam kedua dengan sekuat tenaganya mengarah ke danau di depannya. "Udah ustad" Jawab Andi "Nah kalau sudah kamu minum tuh airnya danau itu, l
"Naaah, tadi kamu sendiri sudah mencampurkan masing masing garam kamu kan ke gelas kecil dan ke danau" "Iya pak ustad terus ?". "Jika kamu campurkan garam ke gelas rasanya gimana ?" "Rasanya asin banget pak ustad""Naah, tapi kalau kamu campurkan garam ke danau rasanya gimana ?". "Malah makin segar pak ustad. "Naaah, jadi kamu bayangkan dulu sebentar, garam itu adalah cobaan dari Allah kepada kamu yang sering datang dan yang selalu kamu keluhkan setiap hari, Naaah terus gelas kecil ini dan danau yang sangat luas dan dalam itu coba kamu bayangkan itu adalah hari kamu Nah jadi begitu cobaan itu di masukkan ke hau yang sempit seperti gelas kecil ini tentu cobaan itu akan sangat terasa asin bukan, tetapi jika cobaan itu di masukkan ke hati yang sangat luas dan dalam seperti danau ini tentu tak akan mempengaruhi rasanya sama sekali bukan, bahkan kata kamu makin segar jadi nak nasehat ustad ke kamu, sebenarnya yang bermasalah bukan cobaan dari Allah, tetapi yang sekarang menjadi masalah kamu adalah hati kamu, bagaimana kamu menerima cobaan dari Allah, walau cobaannya lebih banyak dan lebih berat dari yang kamu alami, tetapi jika yang menerima cobaan itu hatinya seluas danau ini, tentu dia tak akan merasa sedih, mengeluh, dan lemah karena hatinya sudah sangat luas, jadi pada diri kamu yang bermasalah adalah hau kamu, hati mu mau sesempit gelas ini atau seluas danau itu, tergantung pilihanmu". Tak tersadar nasihat yang sangat menyentuh itu sampai masuk ke batinnya Andi, dia meneteskan air mata rasa penyesalan kepada Allah karena kerap mengeluh kepada Allah, dia spontang langsung bersujud memohon ampun kepada Allah, memohon di ampuni semua keluhan-keluhan dan kesalahannya, berliuran air matanya Andi, ternyata yang bermasalah selama ini hanyalah hatinya, hatinya terlalu sempit menerima cobaan dari Allah, bagaikan gelas kecil.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun