Mohon tunggu...
melati indah lestari
melati indah lestari Mohon Tunggu... Penegak Hukum - Mahasiswa Hukum

Saya meninggalkan jejak kaki saya disini melalui sebuah tulisan, karena mereka abadi. Tulisan saya disini berkaitan dengan hukum, seni lukis era renaisans, dan fenomena dunia yang menarik

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Propaganda: Control The Media - The Media Control Us

1 Agustus 2022   13:18 Diperbarui: 1 Agustus 2022   13:25 729
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://images.unsplash.com

Dewasa ini sosial media serasa riuh hiruk pikuk oleh berbagai macam kasus, berita, tren, dan permasalahan lainnya. Semakin mudahnya masyarakat dalam mengakses informasi, maka semakin besar peluang masyarakat tergiring opini media.

 Dalam hal ini, pola berpikir oposisi biner dari masyarakat menjadi suatu hal yang membahayakan. 

Dalam cara berpikir ini, hanya ada hitam dan putih, gelap dan terang, baik dan buruk. Dimana yang hitam akan selamanya hitam, dan yang putih akan selalu putih. Tidak akan percampuran atau bias di antara keduanya. Cebong dan Kadrun adalah bukan teman, berarti mereka adalah musuh, dan selamanya tidak akan berteman. 

Cara berpikir yang sederhana, lebih ke tidak ingin rumit. Padahal sebenarnya segala sesuatu yang ada di dunia ini sangatlah kompleks. Cara berpikir seperti itulah yang membuat masyarakat mudah digiring dan dipecah menjadi kubu-kubu yang berbeda.

https://images.unsplash.com
https://images.unsplash.com

Media massa (pers) sangat rentan ditunggangi kepentingan, terutama kepentingan elite politik. Media massa adalah mesin manipulator yang sangat tepat untuk meluncurkan propaganda politik. 

Dan hal yang mengerikan adalah ketika seseorang tidak menyadari bahwa sesuatu yang ia gaungkan dengan membara adalah sesuatu yang memang sudah direncanakan agar terjadi sejak berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun oleh 'para elite'. 

Terkadang masyarakat tidak menyadari bahwa ia dijadikan sebagai propaganda pemuas hasrat iblis berdasi yang pandai berorasi.

Mereka, para elite pemain permainan kekuasaan yang selalu lapar. Dan jika ditanya "siapa?" jawabannya adalah semua orang berpotensi melakukannya. 

Maksudnya,semua manusia dikaruniai nafsu. Ia adalah sesuatu yang buas, selalu lapar dan tidak pernah puas. Contoh kecilnya, kita mungkin mengumpat kepada tuan dan puan bertuxedo rapi yang duduk dibawah atap kura-kura Ibukota, karena mereka melakukan sesuatu yang tidak menguntungkan atau bahkan merugikan masyarakat. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun