Mohon tunggu...
Melati Octavia Febriana
Melati Octavia Febriana Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Airlangga

Halo! Saya Mahasiswa Universitas Airlangga SIKIA Banyuwangi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Tolak Krisis Pangan sebagai Dampak Pemanasan Global

24 Mei 2022   08:20 Diperbarui: 24 Mei 2022   08:35 539
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Kalian sadar bukan bahwa bumi yang kita tinggali ini semakin hari semakin panas dan menyengat? Mengapa? Hal itu dikarenakan bumi mengalami suatu kejadian yaitu pemanasan global. Pemanasan global ini sudah menjadi permasalahan krusial sekaligus tantangan yang terjadi di muka bumi. 

Pemanasan global atau global warming diartikan sebagai suatu ketidak seimbangan ekosistem yang disebabkan oleh proses meningkatnya temperatur rata-rata atmosfer, laut dan daratan Bumi. 

Peningkatan temperatur ini disebabkan oleh meningkatnya gas-gas rumah kaca sebagai efek dari rumah kaca. Gas-gas rumah kaca tersebut yaitu Karbondioksida ( CO ), Metana ( CH4 ), Nitrous oksida ( N2O ), Hydrofluorocarbon ( HFCs ), Perfluorocarbon ( CFCs ) dan Sulfur Heksa Florida ( SF6).  

Mengapa disebut sebagai efek rumah kaca? Efek rumah kaca merupakan istilah yang mengartikan sebagai efek dari kegiatan di bumi seperti gas pembuangan pabrik, kendaraan bermotor dan buangan gas yang kemudian terperangkap di atmosfer sehingga membentuk seperti sebuah kaca yang menutupi permukaan bumi.

Terlepas dari penyebab-penyebab pemanasan global, pastinya terdapat suatu pengaruh yang tidak sepele yang dihasilkan. Salah satu pengaruh tersebut adalah krisis pangan. 

Pemanasan global erat hubungannya dengan perubahan iklim yang tidak menentu. Perubahan iklim juga berkaitan erat pula dengan hasil pertanian, Jika perubahan iklim berubah-ubah secara drastis maka hal tersebut akan berpengaruh juga pada hasil pertanian. 

Suhu rata-rata permukaan bumi pada tahun 2021 di duga setara dengan suhu rata-rata bumi pada tahun 2018 yang menyatakan bahwa pada tahun tersebut menjadi rekor terpanas ke-6 sepanjang sejarah. Hal tersebut tentunya juga akan berjangka panjang sampai tahun 2022 jika tidak ada penanganan lebih lanjut. 

Peningkatan suhu pada bumi yang disebabkan oleh pemanasan global akan mempengaruhi penguapan dan pengeringan tanah, sehingga hal tersebut akan menimbulkan risiko yang cukup memprihatinkan pada bidang pertanian. Penguapan yang terjadi akibat pemanasan global akan menyebabkan curah hujan yang tinggi dan berdampak pada hasil panen petani. 

Selain itu, pemanasan global juga dapat meningkatkan suhu laut, meningkatnya suhu laut akibat pemanasan global akan berpengaruh pada kehidupan ekosistem laut. Jika populasi ikan dan hewan laut yang merupakan suatu kebutuhan pangan berkurang, maka krisis pangan juga dapat terjadi. 

Seperti yang kita ketahui bahwa pangan ialah unsur pokok yang harus terpenuhi oleh makhluk hidup. Sehingga, krisis pangan merupakan suatu permasalahan serius yang harus dilakukan upaya untuk mengatasi maupun upaya untuk mencegahnya. 

Pada tahun 2022 adanya krisis pangan sudah mulai terlihat, hal tersebut ditandai dengan ciri-ciri harga bahan pangan yang melonjak naik. Melonjaknya harga bahan pangan biasanya dikarenakan beberapa faktor, salah satunya adalah faktor cuaca. Semakin bertambah tahun cuaca dan pergantian musim makin tidak menentu..

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun