Mohon tunggu...
Melathi Putri Cantika
Melathi Putri Cantika Mohon Tunggu... Freelancer - keterangan profil

Passionate Word Crafter

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Djani (Babak 1)

1 Desember 2020   12:02 Diperbarui: 30 Maret 2021   21:21 75
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Fiksiana. Sumber ilustrasi: PEXELS/Dzenina Lukac

Sekali-kali tidak, Djani, aku bersumpah bahwa yang kau butuhkan adalah kayuhan, bukan warna baru yang belum tentu cocok dengan warna lamamu yang sudah terlanjur tidak dapat terhapus. 

Sungguh tidak tahu diri rupamu yang sudah kusut masai tapi ingin pula yang macam-macam. Ingin sekali kuberitahukan pada sanakmu tetapi mereka sepertinya sudah tahu.

Inginku untuk memelihara uang dan menganakkannya menjadi bahtera setinggi pohon hutan hujan tropis, sudah terjerembab jatuh ke palung nalar. 

Demi melihat orang-orang tolol yang sudah memiliki bahtera besar-besar tetapi menyiakannya karena, ya karena ketololannya, apalagi, Djani?
Terlihat pula tololnya Djani, tidak beda dengan para tolol yang sebelumnya hanya kulihat dari jauh. Kemampuan menjatuhkan jangkar ternyata tidak membuktikan bahwa mereka benar-benar pelaut ulung, Djani. 
Kita mempelajarinya di sekolah. 

Kau yang terlalu berani dan sedikit tergesa, terburu-buru menambatkan ingin pada kapal kecil yang kini jadi bahteramu, Djani. Sedang aku masih tetap melihatmu dari jauh.

Kadang dari kanal, kadang dari teropong bajak laut yang matinya tidak wajar, dari manapun yang tidak kau duga, Djani. Yang jelas kau harus paham bahwa jika kau melempar keluar sesuatu dari kapalmu karena berpikir itu hanya akan memperlambat laju, kau salah, Djani. Kau yang kehilangan nilai sebab kebodohanmu.

Perompak-perompak kecil yang terlalu pengecut untuk naik ke kapalmu akan bersorak tiap kali kau melempar sesuatu keluar karena kau kehilangan lebih banyak untung daripada yang pernah lewat di kepalamu. 

Sialnya lagi, kau bahkan tidak akan pernah tahu hingga ada yang memberitahumu.
Sebetulnya apa jasamu pada kehidupanmu sebelumnya, Djani?

 Apakah kau bakal cucu Nasution yang akan lahir dari rahim Ade Irma Suryani tetapi tenggelam ke dasar takdir karena anak itu mati tertembak duluan demi bapaknya?
Ataukah kau reinkarnasi kekasih Pierre Tendean yang hampir seumur hidup melajang sebab terlanjur mati hatinya?  

Patutnya bukan saja orang lain yang tahu dan paham bahwa kau cukup beruntung untuk ukuran manusia biasa. Maka yang diharapkan orang-orang yang tidak sepertimu, termasuk aku pula, adalah bahwa kau baik-baik saja dengan tidak menumpahkan apapun dari atas sana.

Mungkin dari kata permisiku yang terlalu lembut tetapi yang menyeret berondongan prasangka akan membuatmu tersinggung, maka pantasnya kau tahu bahwa aku hanya meletakkan batu pada tempatnya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun