Mohon tunggu...
Melathi Putri Cantika
Melathi Putri Cantika Mohon Tunggu... Freelancer - keterangan profil

Passionate Word Crafter

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Atas Nama Mematuhi Peraturan

19 November 2020   14:23 Diperbarui: 19 November 2020   14:32 80
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Kenapa orang-orang merasa aman dan sudah merasa cukup hanya dengan mengenakan masker yang sering hanya digunakan untuk menutup dagu?

Saya ingin memulai ini dengan sebuah pertanyaan, apakah memakai masker ditujukan untuk mematuhi peraturan atau untuk melindungi diri agar tidak tertular virus?

Sebab bila kewajiban mengenakan masker hanya ditandaskan pada pengguguran kewajiban sebagai (yang katanya) warga negara yang baik, tentu orang itu tidak akan memahami hakikat diturunkannya hal itu sebagai sebuah peraturan.

Ia masih akan pergi keluar tanpa ada kepentingan mendesak dengan berkalungkan masker di dagu tentunya. Untuk mematuhi peraturan.

Orang yang sama akan menyetujui perayaan kelulusan secara offline dengan syarat protokol kesehatan (yang katanya) ketat. Sudah mematuhi aturan, katanya. Padahal, apakah mematuhi peraturan sudah cukup?

Saya akan menjelaskannya dengan analogi ini. Di sebuah negara, tidak ada aturan mengenakan masker, menjaga jarak serta mencuci tangan dengan sabun meskipun virus sudah menyebar ke negara itu. 

Level pemahaman akan kesehatan yang tinggi membuat mereka tidak memerlukan peraturan dan pemerintah hanya berfokus pada penyediaan kebutuhan warganya.

Namun, anehnya angka penularan semakin hari semakin turun hingga mendekati nol. Bukan karena tidak ada pengetesan, bukan karena penduduknya hanya sedikit, melainkan karena pemahaman akan "kerangka" abstrak mengenai apa yang dimaksud dengan "menghindari kematian konyol" (tanpa mengecilkan pihak manapun, konyol berarti tertular virus karena melakukan hal yang sebetulnya dapat dihindari).

Mengapa mereka dapat menekan angka penularan?
Dalam hal ini, nalar mereka yang bicara. Mereka hanya keluar rumah untuk bekerja, melakukan aktivitas yang betul-betul ada urgensinya serta menghindari seremoni yang tidak diperlukan. 

Mereka juga tidak banyak berjibaku dengan kerumunan yang memungkinkan mereka saling menghirup droplet di udara.

Berbeda dengan negara di sebelahnya, penduduk negara itu diwajibkan mengenakan masker, menjaga jarak dan melakukan banyak peraturan lainnya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun