Mohon tunggu...
Melanie SalwaCahyani
Melanie SalwaCahyani Mohon Tunggu... Perawat - mahasiswa

writing is my hobby

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Peranan Agama Islam dalam Membentuk Kesehatan Mental Remaja

31 Januari 2023   21:30 Diperbarui: 31 Januari 2023   21:35 385
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Ibadah tidak lepas dari unsur kesehatan, nikmat Allah SWT yang paling besar adalah nikmat sehat. Tanpa fisik dan mental yang sehat manusia tidak bisa melakukan aktivitasnya. Seseorang dikatakan sehat jika seluruh aspek dalam dirinya tidak terganggu baik fisik, psikis maupun sosial. Kesehatan mental didefinisikan sebagai suksesnya pelaksanaan fungsi mental, sehingga tercapai kegiatan yang produktif, terpenuhi hubungan dengan orang lain, dan adanya kemampuan untuk berubah dan mengatahi kesulitan. Kesehatan mental menurut WHO (2014) didefinisikan sebagai keadaan dimana seseorang individu menyadari potensi diriny, dapat mengatasi masalah kehidupan yang lazim, dapat bekerja secara produktif dan dapat berkontribusi untuk komunitasnya.

Seseorang juga dapat mengalami gangguan mental. Gangguan mental ini  lebih rentan terjadi pada anak usia remaja. Gangguan mental adalah suatu keadaan dimana seorang individu mengalami gangguan pada pemikiran, perasaan, dan mood seseorang. Selain itu, gangguan mental juga berpengaruh terhadap fungsi sehari-hari individu dan kemampuan individu tersebut dalam berinteraksi dengan orang lain. Kesehatan mental yang terganggu dapat menyebabkan seseorang menjadi tidak produktif.

Di Indonesia, 2,45 juta remaja didiagnosis mengalami gangguan mental atau bisa dikatakan satu dari tiga remaja Indonesia mengalami gangguan mental dalam 12 bulan terakhir. Hal ini disebabkan oleh transisi dari remaja menuju dewasa yang membutuhkan adaptasi terkait lingkungan baru, tanggung jawab pendidikan dan sosial, hubungan dengan orang tua yang kurang harmonis, pengalaman masa kecil yang traumatic, mengalami kondisi fisik yang buruk dan kurangnya hubungan dengan teman sebaya. Banyak ahli percaya bahwa keluarga yang bermasalah merupakan penyebab utama dalam pembentukan masalah emosional pada anak yang dapat mengarah pada masalah sosial dalam jangka panjang. Semua ini telah memberikan tekanan pada generasi muda tanpa mereka tahu bagaimana cara mengatasinya. Gangguan mental yang sering dialami remaja adalah depresi, gangguan kecemasan, Attention Deficit Hyperactivity dan penggunaan obat-obat terlarang.

Masa remaja adalah salah satu masa yang paling krusial dalam perkembangan hidup seorang manusia, dimana pada tahap ini setiap orang pasti menginginkan masa remajanya terlewati dengan tentram dan bahagia. Namun demikian, dapat dilihat bahwa kondisi tersebut tidak mudah untuk dicapai karena terdapat banyak sekali permasalahan yang muncul pada masa remaja ini. Salah satu persoalan pada masa remaja adalah munculnya depresi yang bisa disebabkan oleh beberapa factor. Pada masa remaja atau peralihan dari anak-anak ke fase dewasa ini penuh dengan masalah-masalah perkembangan yang pelik, pelik bagi orang tua dan juga pelik bagi remaja yang bersangkutan.

Beberapa factor seperti keluarga, sekolah dan teman sepermainan dianggap menjadi factor pembentukan mental anak. Orang tua yang mengacuhkan atau tidak memenuhi kebutuhan anak dengan baik akan meningkatkan resiko keterlibatan anak dalam perilaku sosial yang tidak dapat diterima, seperti agresi dan masalah perilaku eksternal lainnya.

Orang tua dari anak yang terlibat kenakalan remaja biasanya gagal dalam memberi penguatan pada perilaku positif anak di usia dini. Seterusnya orangtua tersebut tidak terlibat secara positif terhadap perkembangan anak hingga beranjak remaja. Tak jarang anak malah mendapat perlakuan kekerasan didalam rumah. Secara teoritis, kekerasan terhadap anak dapat didefinisikan sebagai peristiwa pelukan fisik, mental atau seksual yang umumnya dilakukan oleh orang-orang yang mempunyai tanggung jawab terhadap kesejahteraan anak. Tindakan pelukan tersebut diindikasikan dengan kerugian dan ancaman terhadap kesehatan dan kesejahteraan anak.

Baik factor kepribadian maupun factor lingkungan memiliki dua peran, yakni sebagai pelindung dan pemicu resiko perilaku beresiko remaja. Lingkungan keluarga yang menjadi salah satu bagian dalam factor lingkungan akan menjadi factor pelindung Apabila keluarga dapat menurunkan resiko anak terlibat pada perilaku yang menyimpang, sebaliknya keluarga yang melakukan kekerasan pada anak akan menjadi factor pemicu keterlibatan anak pada tindakan kenakalan

Dampak dari gangguan mental yang pertama adalah sulit dalam menjalin hubungan yang harmonis dengan orang lain. Pertemanan usia remaja mungkin sering dipandang sebelah mata. Tapi nyatanya, masa remaja adalah fase-fase dimana mereka mulai mencari jati diri dan pencarian teman sejati untuk kehidupan dalam lingkup sosial yang lebih luas sehingga gagguan mental yang tidak segera ditangani akan membuat mereka kesulitan untuk mempunyai hubungan pertemanan yang baik. Kedua, sering mengalami keluhan fisik. Pada dasarnya, kesehatan mental dan fisik saling berkaitan. Perasaan dan pikiran kita akan memicu pelepasan system endokrin yang mengatur pelepasan hormone dan mempengaruhi system kerja organ tubuh, sehingga jika kondisi mental remaja buruk maka otomatis berpengaruh ke kesehatan fisiknya juga. Ketiga, kompleksitas gangguan kesehatan mental berujung bunuh diri. Ketika remaja mengalami gangguan kesehatan mental, ada beberapa tanda yang dirasakan. Mulai dari merasa tidak berharga, tidak berguna, tidak dicintai dan masih banyak lagi. Hal ini bisa memicu munculnya perasaan-perasaan negative yang kuat dan mendorong remaja melakukan tindakan ekstrim seperti bunuh diri

Gangguan mentalpada remaja dapat mempengaruhi kondisi pikiran. Perasaan dan mood seseorang. Selain itu, gangguan mental juga berpengaruh terhadap fungsi sehari-hari individu dan kemampuan individu tersebut dalam berinteraksi dengan orang lain, penggunaan obat-obatan terlarang apabila tidak ditangani dapat menyebabkan seseorang mengalami gangguan kejiwaan.

Banyaknya dampak dari permasalahan kesehatan mental maka perlu dilakukan solusi penanganan yang tepat terhadap masalah kesehatan remaja. Salah satu factor yang dapat memperbaiki kesehatan mental remaja adalah melaksakan kegiatan agama, seperti sholat, zikir dan memanfaatkan waktu shalat yang cukup. Agama mempunyai peranan penting dalam pembinaan moral karena nilai-nilai moral yang datang dari agama bersifat tetap dan universal. Apabila seseorang dihadapkan pada suatu dilema, ia akan menggunakan pertimbangan-pertimbangan berdasarkan nilai-nilai moral yang datang dari agama.

Manfaat unsur religiusitas seperti doa dan zikir bagi kesehatan manusia ada dua, yaitu: pertama, zikir dapat mengembalikan kesadaran seseorang yang hilang sebab aktivitas zikir mendorong seseorang untuk mengingat, menyebutkan kembali hal-hal yang tersembunyi dalam hatinya. Zikir juga mampu mengingatkan seseorang bahwa yang membuat dan menyembuhkan penyakit hanyalah Allah SWT semata sehingga zikir mampu memberi sugesti penyembuhan. Kedua, melakukan zikir sama niainya dengan melakukan terapi relaksasi (relaxation theraphy), yaitu suatu bentuk terapi dengan menekankan upaya mengantarkan pasien bagaimana cara ia harus beristirahat dan bersantai.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun