Mohon tunggu...
Melan Aprilianti
Melan Aprilianti Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia

Mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Mahasiswa KKN UPI Terapkan Program Ecobricks sebagai Upaya Penanggulangan Sampah di Desa Sumbermulya

17 Agustus 2022   12:36 Diperbarui: 1 September 2022   14:52 575
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dalam kehidupan sehari-hari, manusia tidak lepas dari penggunaan produk-produk berkemasan guna memenuhi keperluan hidupnya. Terutama produk kemasan yang terbuat dari bahan plastik, seperti kemasan air mineral, detergen, makanan instan, dan lain sebagainya. Plastik merupakan kemasan yang dianggap sangat praktis dan tahan lama, oleh sebab itu masyarakat sangat sulit untuk tidak menggunakannya. Padahal kemasan-kemasan plastik inilah yang nantinya akan menjadi limbah dan terus menumpuk jika sering digunakan. Disamping itu plastik sendiri merupakan komponen yang sulit terurai secara alami. Menurut National Oceanic and Atmospheric Administration (NOOA), sebuah badan sains Amerika Serikat, menyatakan bahwa kantong plastik membutuhkan waktu sekitar 10-20 tahun agar bisa terurai secara alami. Belum lagi jika sampah itu sejenis botol plastik, maka bisa lebih lama lagi sekitar 450 tahun. Dalam waktu satu hari saja, satu rumah bisa menghasilkan kurang lebih 1 ember sampah plastik. Bagaimana jika satu desa? Dan bagaimana jika sampah plastik terproduksi terus menerus untuk jangka waktu yang lama? Pasti akan sangat menumpuk bukan? Belum lagi jika sarana pembuangan sampah tidak mencukupi, serta minimnya kesadaran masyarakat untuk membuang sampah pada tempatnya, dapat dipastikan sampah-sampah plastik ini akan banyak berserakan di lingkungan dan mengakibatkan pencemaran.

Salah satu upaya untuk mengurangi penumpukan sampah plastik di lingkungan adalah dengan melakukan daur ulang sampah sehingga menjadi barang yang berguna. Metode Ecobricks merupakan satu dari sekian banyak referensi daur ulang sampah plastik. Ecobrick adalah botol plastik bekas air mineral yang didalamnya diisi oleh potongan sampah plastik sampai padat. Istilah Ecobrick berasal dari dua kata, yaitu "Eco (ecology)" yang berarti berhubungan dengan lingkungan dan "Brick" yang artinya bata. Dengan demikian Ecobrick bisa dikatakan sebagai bata yang ramah lingkungan. Ecobrick ini nantinya bisa dijadikan sebagai bahan untuk membuat suatu bangunan seperti dinding, pagar, serta bisa juga dijadikan sebagai bahan pembuat furnitur seperti kursi, meja, dan lain sebagainya. Ide pembuatan daur ulang Ecobrick ini cukup menarik untuk diterapkan, selain pembuatannya yang sangat mudah, Ecobrick juga sangat efektif dalam mengurangi tumpukan sampah plastik karena bisa mendaur lebih banyak sampah plastik. Inovasi membuat Ecobricks ini pertama kali dilakukan oleh Russell Maier, seorang seniman dari Kanada. Ia sangat menyadari akan bahaya sampah plastik bagi lingkungan dan kesehatan, dari situlah ia mulai mencari-cari cara untuk mengurangi sampah plastik tanpa menimbulkan masalah lain bagi lingkungan. Lambat laun langkahnya membuat ecobricks ini mulai populer dan semakin banyak dilakukan juga oleh orang-orang di seluruh dunia. Melalui program KKN Tematik UPI 2022 yang berfokus pada Pemberdayaan Masyarakat Berbasis SDG's (Sustainable Development Goals) ini, kami mencoba untuk memperkenalkan metode Ecobrick sebagai tujuan pembangunan berkelanjutan dalam upaya pengelolaan sampah plastik di desa Sumbermulya.

Sasaran kami dalam program pembuatan Ecobricks ini adalah siswa sekolah dasar, dengan harapan progam ini dapat menjadi sebuah pembelajaran tentang bagaimana beretika terhadap lingkungan. SDN Cinini adalah salah satu SD di desa Sumbermulya yang diikut sertakan dalam progam pembuatan Ecobricks. Botol-botol Ecobrick ini nantinya akan dijadikan pagar taman di sekolah tersebut. Dalam pelaksanaannya ada beberapa tahapan, diantaranya: edukasi, sosialisasi, dan pelaksanaan.

1.  Edukasi dan Sosialisasi

Pada tahap ini siswa diberikan sedikit edukasi terkait lingkungan. Seperti: bagaimana lingkungan yang bersih dan kotor?, bagaimana cara kita merawat lingkungan?, dari mana asalnya sampah?, apa dampak yang ditimbulkan sampah terhadap lingkungan?, bagaimana cara mengelola sampah agar tidak mencemari lingkungan?, berapa lama ketahanan sampah plastik?. Pada tahap ini pula siswa diperkenalkan dengan Ecobrick yang merupakan salah satu jawaban dari cara pengelolaan sampah plastik.

Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi

2.   Pelaksanaan

Pada tahap pelaksanaan pembuatan ecobrick ini tentunya dilaksanakan melalui beberapa tahapan lagi, diantaranya: pengumpulan, pembersihan, pemotongan, pemasukan, pengecatan, dan pembangunan.

  • Pengumpulan

Pada tahap ini, siswa ditugaskan untuk membawa masing-masing 1 botol bekas air mineral ukuran 600 ml. Kemudian kami bersama seluruh siswa melakukan kerja bakti keliling desa dengan memungut sampah plastik. Kegiatan ini selain bertujuan untuk mengumpulkan sampah plastik, juga bertujuan untuk membersihkan lingkungan desa dari sampah plastik yang berserakan  secara bersama-sama. Masing-masing kelas kami sediakan 1 buah Trashbag berukuran 60x100 cm untuk menampung sampah plastik.

Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi
  • Pembersihan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun