Mohon tunggu...
Meitha Horan
Meitha Horan Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Politik

Ahok, Sang Pejuang Tangguh

16 November 2017   19:10 Diperbarui: 16 November 2017   19:17 1206
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Beberapa saat yang lalu, tepatnya sebelum pilkada DKI Jakarta, banyak berita-berita, entah mendukung pihak Basuki-Djarot atau pihak Anies-Sandiaga yang beredar. Salah satu peristiwa yang ramai dibicarakan juga mengenai masalah rasisme, yakni banyak orang yang tidak senang bahwa Basuki atau yang akrab dipanggil Ahok, yang berasal dari ras Cina menjadi Gubernur DKI Jakarta, apalagi memimpin DKI Jakarta untuk satu periode lagi. 

Puncaknya adalah ketika Ahok mendapat tuntutan dari banyak orang bahwa ia telah menista agama Islam dengan mengatakan "dibohongin pakai Surat Al-Maidah". Hal ini semakin membuat keadaan panas.

Pada pilkada, pasangan Basuki-Djarot mengalami kekalahan dari Anies-Sandiaga. Kendati demikian, proses hukum Ahok tetap berlanjut. Berbagai macam aksi dilancarkan, seperti gerakan 1000 lilin untuk Ahok, namun tetap berhujung pada ketokan palu berbunyi 2 tahun penjara bagi Ahok karena dianggap telah menista agama Ialam. 

Sempat bertempat di rusun Cipinang, kemudian beliau dipindahkan ke Penjara Mako Brimob. Meski ia sudah dipenjara, aksi tidak selesai begitu saja. Masih banyak relawan datang ke Mako Brimob, entah melakukan demo, menuntut, atau sekedar ingin melihat tempat di mana Ahok berada. Antusiasme yang luar biasa.

Tak terasa, sudah enam bulan pasca Ahok mendekam di balik jeruji. Tidak pernah terucap satu kata makianpun dari beliau, semua beliau jalani dengan ikhlas. Beliau pun tidak pernah banyak alasan atau banyak tingkah seperti pejabat-pejabat lain yang bila telah divonis akan berpura-pura sakit dan harus mendekam di rumah sakit. 

Di Rumah Tahanan Mako Brimob, Kelapa Dua, Depok, Jawa Barat, ia melakukan banyak kegiatan, entah yang memang menjadi tugasnya sebagai warna binaan, yakni misal disuruh mencangkul dan bekerja lapangan, ataupun kegiatan-kegiatan positif yang memang insiatif dari dirinya sendiri.

Di balik sel, kegiatannya yang utama ialah membaca. Ahok membaca banyak macam buku, seperti Sam Kok. Buku ini adalah sebuah novel sejarah yang menceritakan kisah tiga kerajaan di China. Buku lainnya ialah buku karya cendekiawan muslim Nurcholis Majid. Beliau juga belajar bahasa asing dari alkitab bahasa mandarin dan bahasa inggris yang ia baca. Dikabarkan banyak pula bahasa asing yang ia baca. Beliau juga gemar berolahraga untuk menjaga badannya agar tetap sehat.

Tidak hanya pengembangan kepada dirinya sendiri, Ahok juga senang membalas surat-surat yang diterimanya. Banyak surat yang didapatkan tiap hari dari para pendukungnya, bahkan Beliau berpesan bagi para pendukung untuk menyertakan perangko, kertas kosong, amplop, juga alamat lengkap agar Beliau dapat membalas surat pendukungnya. Hal ini ia lakukan setiap hari tanpa lelah.

Melihat sepotong kisah hidup Ahok, mulai dari ia memimpin Jakarta, diduga menista agama, dibenci banyak orang, hingga mendekam di balik jeruji, nyatanya ada satu hal yang masih sama dalam dirinya, yakni api semangatnya. Api semangatnya tak pernah padam. Beliau selalu tegar dan ikhlas dalam menjalani hidupnya. 

Terlebih lagi, Beliau mendedikasikan dirinya bagi rakyat banyak. Bayangkan saja, mana ada orang yang dijebloskan ke penjara, namun tidak pernah keluar satu kata amarahpun? Bahkan, orang tersebut tetap mau untuk menghibur dan  menyemangati orang lain, padahal seharusnya ia yang membutuhkan penghiburan dan semangat?

Ahok, menurut saya, adalah seorang pejuang yang tangguh. Bahkan dalam suatu kesempatan, ia menjelaskan mengapa ia ingin menjadi gubernur, alasannya sederhana, ia ingin memberi untuk orang banyak dan memperbaiki hidup orang banyak. Sosok Ahok ini adalah sosok yang langka. Entah berapa orang lagi tersisa seperti Beliau untuk membawa Indonesia keluar dari samsaranya. Kami setia menunggumu, Pak Ahok, sang pejuang tangguh Indonesia.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun