Mohon tunggu...
meita suci ramadhani
meita suci ramadhani Mohon Tunggu... Guru - Guru Ekonomi pemerhati ekonomi

TTL : Cianjur 6 Mei 1987

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Mengatasi Terjangan Badai Ketidakpastian dengan Beradapatasi Melalui Pikiran dan Tindakan yang Postif dan Kreatif

30 Juni 2020   23:57 Diperbarui: 1 Juli 2020   00:00 100
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Finansial. Sumber ilustrasi: PEXELS/Stevepb

Kondisi pandemi ini memang membuat kondisi di segala bidang menjadi tidak pasti, seperti di bidang kesehatan, bidang pendidikan, bidang ekonomi dan bidang lainnya. Dan hal yang lebih mengancam lagi adalah kondisi ekonomi yang memburuk bisa menyebabkan instabilitas sistem keuangan. Dan jika ini terjadi, maka bisa terjadi krisis ekonomi seperti di tahun 1998. Lalu apa benar kondisi pandemi ini bisa memicu terjadinya krisis ekonomi ? Yuk kita bedah lagi kondisi yang sekarang sedang terjadi.

Sistem Keuangan adalah sebuah sistem yang terdiri dari lembaga keuangan, pasar keuangan, infrastruktur keuangan, perusahaan non keuangan dan rumah tangga yang saling berinteraksi dalam pendanaan dan/atau penyediaan pembiayaan pertumbuhan ekonomi. 

Dalam hal ini sangat berkaitan dengan sektor perbankan dan lembaga pembiayaan, yang sangat dekat dengan kehidupan masyarakat dan menjadi penopang laju pertumbuhan ekonomi di Indonesia seperti penggunaan kartu kredit, berbelanja dengan e-banking, investasi dan lain sebagainya. Maka memang kegiatan ini memang sangat terhubung sekali dengan infrakstruktur keuangan dan sangat berkaitan langsung dengan stabilitas sistem keuangan.

Pandemi covid-19 di seluruh dunia ini memunculkan sebuah kebijakan dari WHO untuk mengurangi penularannya melalui Social Distancing/ Physcycal Distancing. Untuk di Indonesia sendiri kebijakan ini bernama PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar). Kebijakan ini membuat para pelaku ekonomi seperti para pedagang di pasar, toko atau pusat perbelanjaan dan restoran beroperasi terbatas. 

Usaha manufaktur sebagai sumber pasokan para pedagang juga terhambat produksinya dengan sulitnya bahan baku impor. Begitu juga di sektor pariwisata seperti tempat wisata/ hiburan dan hotel harus menghentikan kegiatan usahanya untuk sementara waktu. Kemudian untuk sektor usaha jasa lainnya seperti jasa distribusi, jasa transportasi juga harus ikut terdampak.

Kebijakan PSBB ini menyebabkan perlambatan kegiatan ekonomi dan penurunan omset penjualan sebagian besar usaha. Hal ini dikarenakan masyarakat diharuskan di dalam rumah, tidak boleh kemana-mana, lantas membuat kegiatan ekonomi yang biasanya ada di luar rumah menjadi sepi. Lalu apa yang harus dilakukan para pengusaha ini agar dapat bertahan dalam kondisi tersebut ? 

Tentu saja mengurangi dan menghemat biaya operasional menjadi salah satu pilihan pertama yang dapat segera dilakukan sembari membuat strategi lain untuk bisa bangkit dari kondisi ini. Salah satu komponen biaya operasional yang dapat dipangkas adalah dengan melakukan efisiensi tenaga kerja. 

Pada masa PSBB ini para karyawan diharuskan untuk melalukan pekerjaan dari rumah untuk mencegah penularan virus corona. Lalu untuk pegawai yang bekerjanya berhubungan langsung dengan pelanggan sudah tidak bisa berfungsi lagi secara optimal. Hal ini sangat berdampak kepada karyawan yaitu dari pengurangan gaji konsekuensi dari Work From Home  yang kurang optimal sampai dengan pengurangan karyawan alias PHK, sehingga pendapatannya bukan saja berkurang akan tetapi hilang.

Hal ini tentu saja membuat daya beli masyarakat menjadi menurun tajam, semakin sulit untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari seperti sebelum adanya pandemi ini. Pembayaran-pembayaran yang tadinya lancar seperti pembayaran rutin bulanan dan cicilan hutang, sekarang justru menjadi beban yang sungguh memberatkan bagi mereka yang tidak punya persiapan keuangan. Tabungan yang masih ada pun pastilah digunakan untuk keperluan primer seperti makanan dan lain-lain.

Hal ini tidak hanya terjadi pada karyawan saja, bagi para pengusaha juga menjadi pukulan yang cukup telak. Belum lagi jika korporasi mereka sedang mendapatkan bantuan modal dari kredit bank. Tentu saja ini juga akan menghambat pembayaran cicilan kredit bank di masa omset penjualan juga sedang turun di masa PSBB ini.

Jika sistem pembayaran cicilan hutang ini, baik dari rumah tangga individu maupun rumah tangga korporasi ini terhambat, maka selanjutnya akan merambat pada masalah kredit macet, dan inilah yang dapat menyebabkan stabilitas sistem keuangan terganggu. Maka inilah yang menjadi fokus utama KSSK (Komite Stabilitas Sistem Keuangan) untuk menjalankan tugasnya mengantisipasi dan menjaga kestabilan sistem keuangan negara.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun