Mohon tunggu...
Meita Eryanti
Meita Eryanti Mohon Tunggu... Freelancer - Penjual buku di IG @bukumee

Apoteker yang beralih pekerjaan menjadi penjual buku. Suka membicarakan tentang buku-buku, obat-obatan, dan kadang-kadang suka bergosip.

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Saatnya SDM Garuda Indonesia Berbenah Seperti Korean Air

9 Desember 2019   09:54 Diperbarui: 11 Desember 2019   19:17 217
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Buku Outliers Bab 7 (dokumentasi pribadi)

Kanal dan sosial media di Indonesia sedang heboh dengan berita tentang perusahaan penerbangan kebanggaan kita semua, Garuda Indonesia Airlines. Bea Cukai RI menemukan komponen motor Harley Davidson dalam pesawat Garuda Indonesia tipe Airbus A330-900 seri Neo yang datang dari pabrik Airbus di Perancis. Buntut dari kejadian tersebut, menteri BUMN, Erick Thohir, memecat Dirut Garuda Indonesia.

Yang menarik perhatianku, setelah pemecatan tersebut, pada hari Jumat (6 Desember 2019), kantor Kementerian BUMN dibanjiri karangan bunga yang berasal dari asosiasi awak kabin Garuda Indonesia.

Di Twitter, beberapa orang ramai membongkar aib Sang Dirut. Mulai dari membeberkan kenyataan bahwa beliau memiliki istri simpanan, alasan dipindahkannya sebuah jalur penerbangan, hingga tindakan beliau yang dinilai memanfaatkan fasilitas kantor untuk kepentingan pribadi.

Sebagai perusahaan, sebetulnya Garuda Indonesia sedang berada di masa sulit. Mungkin teman-teman ada yang pernah membaca tentang laporan keuangan palsu yang dibuat oleh Garuda Indonesia? Di media sosial juga mudah membaca keluhan orang-orang tentang buruknya pelayanan dan menu makanan di Garuda. Secara keseluruhan, kualitas pelayanannya menurun. Puncaknya, setelah kasus penyelundupan itu, saham PT Garuda Indonesia Tbk terpuruk.

Bisakah Garuda Indonesia bangkit dari keterpurukan ini? Aku yakin bisa. Mari aku ceritakan sebuah kisah dari perusahaan penerbangan Korean Air yang dimuat di buku Outliers bab 7.

Pada tahun 1999 Korean Air adalah maskapai penerbangan yang buruk. Pesawat Korean Air sering jatuh dan tingkat keamanannya sangat buruk sehingga US Federal Aviation Authority dan pemerintah Kanada mengancam akan mencabut hak penerbangan dan pendaratan di Kanada. Audit dari pihak luar atas operasi Korean Air waktu itu bocor kemasyarakat. Isi laporan tersebut menceritakan tentang semangat kerja pegawai Korean Air yang buruk, berbagai pelanggaran prosedur, dan standar pelatihan untuk pesawat mengkhawatirkan.

Pada tahun 2000, Korean Air merekrut orang asing untuk menangani operasi penerbangan. Langkah pertama yang dilakukan oleh orang asing ini adalah membentuk program untuk meningkatkan kemampuan berbahasa Inggris awak penerbangan. Langkah kedua, membawa sebuah perusahaan barat untuk mengambil alih program pelatihan dan instruksi perusahaan.

Mengapa orang asing ini seperti maniak sekali dengan bahasa Inggris?

Pertama, bahasa Inggris merupakan bahasa yang digunakan di dunia penerbangan. Saat pilot berbicara dengan Air Traffic Control di belahan dunia manapun, percakapan akan dilakukan dalam bahasa Inggris.

Kedua, dan yang paling penting, dalam bahasa Inggris, orang-orang terhindar dari hierarki bahasa dan budaya Korea yang sangat tajam: formal, informal, terbuka, akrab, intim, dan datar. Di Korea, seorang atasan bisa berbicara apa adanya dengan bawahannya. Namun bawahan, harus memilih untuk menggunakan kalimat yang paling halus. Biasanya berupa kode-kode yang harus dipahami atasannya.

Budaya seperti itu, sering dibawa sampai ke ruang kokpit. Bila ada sesuatu yang tidak beres, first officer tidak akan berani menegur kapten. Biasanya, mereka akan memberi kode-kode untuk disadari oleh kapten. Kalau kaptennya tidak segera peka dengan kode yang diberikan first officer, ya sudahlah. Bersiap untuk hal yang terburuk terjadi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun