Mohon tunggu...
Meita Eryanti
Meita Eryanti Mohon Tunggu... Freelancer - Penjual buku di IG @bukumee

Apoteker yang beralih pekerjaan menjadi penjual buku. Suka membicarakan tentang buku-buku, obat-obatan, dan kadang-kadang suka bergosip.

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

"Dunia Kali", Dunia Anak di Mata Bapaknya

3 November 2019   14:02 Diperbarui: 3 November 2019   14:11 18
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tetangga sebelah rumahku adalah pengasuh anak berusia 3 tahun. Pukul 7 pagi anak asuh itu diantar oleh mamanya ke rumah sebelahku dan dijemput lagi pukul 9 malam. Kadang, anak itu menginap kalau mamanya sedang lembur atau ada kegiatan lain.

Anak itu kenal baik dengan aku dan suami. Kami sering menyapanya bila saat kami lewat dia sedang ada di depan rumah pengasuhnya. Kadang, kalau pintu rumahku terbuka, anak itu datang mencariku atau suamiku.

Buat kami berdua, berinteraksi dengan anak usia 3 tahun itu menarik. Anak dia sudah mulai bisa berbicara walaupun beberapa kata tidak diucapkan dengan jelas. Dia juga mulai bisa bercerita walaupun harus berusaha keras untuk mengerti ceritanya. Yang pasti, anak seperti sedang penasaran dengan segala sesuatunya dan banyak sekali bertanya.

Seperti kemarin, saat dia diantar oleh mamanya ke rumah sebelah, aku dan suamiku sedang sarapan di ruang depan dengan posisi pintu yang terbuka. Anak ini menghampir kami dan bertanya, "tante makan apa?"

"Makan nasi uduk," jawabku. "Kamu mau?"

Anak itu menggelengkan kepalanya.

"Itu apa?" tanya anak itu sambil menunjuk gelasku.

"Ini teh," jawabku lagi.

"Minum tante?" tanyanya lagi.

"Iya," jawabku.

"Kalau o-om minum apa?" tanyanya lagi.

"Minum teh," jawabku.

"Tehnya o-om mana?" tanyanya lagi.

Begitu terus dia bertanya sampai aku yang keki menjawabnya tapi tertawa geli teringat cerita yang ditulis oleh Puthut EA dalam bukunya yang berjudul Dunia Kali. 

Dalam buku itu terdapat sebuah tulisan berjudul 'Adu Kreatif'. Ceritanya seputar Kali, anak Puthut EA, yang hampir berusia 3 tahun suka sekali bertanya.

Pertanyaan-pertanyaan yang membuat bapaknya judeg. Ya, semacam aku kalau anak asuh tetangga sebelahku mulai bertanya-tanya. Sebagai seorang pekerja kreatif, Puthut EA punya jurus sendiri dalam menanggapinya. 

Jurus yang pertama adalah jurus mbulet (mbulet itu ungkapan dalam bahasa Jawa. Bahasa Indonesianya kurang lebih berputar-putar). Jurus yang kedua adalah dengan bertanya terlebih dahulu sebelum anak mulai bertanya.

Apakah ini berhasil?

Sekali dua kali iya. Namun selanjutnya, anak akan belajar. Dan jangan lupa, anak kecil adalah pembelajar yang baik. Akhirnya, ketika Puthut EA menggunakan jurus bertanya terlebih dahulu, Kali mengeluarkan jurus mbulet. Nah lho.

Namanya sedang berhadapan dengan anak yang belajar untuk hidup ya, orang dewasa harus punya stok ketabahan yang tinggi. Demikian juga dengan Puthut EA. Ketabahannya bisa kita rasakan dengan membaca tulisan-tulisan yang terbagi menjadi 4 bab dan terdiri dari puluhan tulisan pendek ini.

Buku Dunia Kali adalah kumpulan status Facebook Puthut EA tentang anaknya selama kurun waktu 3 tahun. Di dalamnya, selain merasakan ketabahan memiliki anak kecil, kita juga bisa membaca harapan-harapan Puthut EA tentang anaknya. Kita melihat dunia anak-anak dari kacamata bapaknya.

Di status FB, sepertinya Puthut EA melampirkan foto dalam tulisannya tapi foto tersebut tidak ada di bukunya. Seperti dalam tulisan berjudul 'Kejutan'. Ada kalimat yang berbunyi, "... siang tadi saya menunjukkan foto ini ke dia..."

Sebagai pembaca, boleh donk aku jadi penasaran: emang foto apaan, sih?

Halaman-halaman dalam buku ini dilengkapi dengan ilustrasi-ilustrasi yang lucu. Walaupun tidak semua tulisan mendapat ilustrasi, tapi ilustrasinya cukup untuk untuk memanjakan mata. Halaman sampulnya, adalah gambar yang dibuat oleh Kali.

Tulisan yang paling memberi kesan dari buku Dunia Kali ini adalah tulisan terakhir berjudul 'Anak'. Puthut EA dan istri, menikah ketika usia mereka sudah berkepala 3. Tekanan dimulai ketika sudah setahun pernikahan mereka namun istri Puthut EA belum juga menampakkan tanda-tanda kehamilan.

Ketika anaknya, Kali, lahir, bobotnya tidak berkembang sebagaimana semestinya. Ada sesuatu yang tidak wajar dari Kali. Hinggal kini, anak tersebut harus mengkonsumsi obat untuk mengurangi gejala penyakitnya. Pada paragraf akhir, beliau berkata, "teman-teman yang budiman, terutama buat Anda yang belum punya momongan. Semoga kisah ini ada faedahnya buat Anda. Saya tidak berani menasehati."

Aku yang sudah 2 tahun menikah namun belum dipercaya mendapat momongan tentu saja mulai merasa tertekan. Namun aku berusaha untuk percaya pada takdir Tuhan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun