Mohon tunggu...
Meita Eryanti
Meita Eryanti Mohon Tunggu... Freelancer - Penjual buku di IG @bukumee

Apoteker yang beralih pekerjaan menjadi penjual buku. Suka membicarakan tentang buku-buku, obat-obatan, dan kadang-kadang suka bergosip.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Aku Nggak Suka Postingan Dia, Ya Udah Unfollow Aja!

3 November 2019   07:54 Diperbarui: 3 November 2019   07:56 33
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi Facebook (sumber: pxhere.com)

"Neng, si itu kan begini... begini... begini..." kata tetangga mertuaku ketika aku berkunjung ke rumah mertuaku.

"Oh ya?" komentarku. "Emak tahu dari mana?"

"Kata anak emak, Neng," jawab tetangga mertuaku itu. " dia tahu dari Facebook. Emang Eneng nggak temenan sama dia di Facebook?"

"Temenan sih, cuman udah lama nggak buka Facebook," jawabku diplomatis.

Diplomatis? Yes! Karena yang terjadi sebenarnya adalah aku masih rajin membuka Facebook 3 kali sehari. Udah kayak jadwal makan nasi. Cuman, orang yang diomongin sama tetangga mertuaku itu aku unfollow. Jadi, aku nggak tahu ada kabar apapun dari dia. Hahaha.

Beberapa tahun belakangan, aku merasa Facebook membuat emosiku nggak stabil. Mungkin sih, akunya juga yang sedang mengalami fase di mana aku bingung sama kehidupanku. Kemudian di Facebook aku melihat orang-orang yang pamer ini dan itu, termasuk pemikiran mereka yang nggak masuk sama aku. Jadi, ya nggak nyaman aja lihatnya.

Coba bayangkan, kalau kamu sudah menikah hampir 2 tahun dan belum mendapat kepercayaan Tuhan untuk dapat momongan. Kemudian kamu melihat seseorang posting hasil testpack dia di Facebook dengan narasi: wanita yang sempurna adalah yang bisa memberikan keturunan untuk suaminya. Apa yang kamu rasakan?

Kalau aku yah, berhubung orangnya sensitif, aku merasa ada gumpalan-gumpalan imajiner yang memenuhi rongga dada dan mengakibatkan rasa sesak yang nyata. Ujung-ujungnya jadi pingin nangis dan senewenan.

Pernah kepikiran juga, sih, untuk menghapus Facebook dari ponselku. Karena ini udah nggak sehat. Kalau cuma sekali dua kali posting soal begituan sih nggak apa-apa. La kalau isi postingan dia begituan semua? Kan eneg juga lihatnya. Tapi ada beberapa teman yang hanya berhubungan denganku di Facebook. Tidak punya nomor telpon atau akun sosial media lain. Dan aku merasa cukup dekat dengan mereka. Jadi, rasanya aku masih perlu Facebook untuk tetap terhubung dengan mereka.

Alasan berikutnya untuk tidak menutup Facebook adalah karena sekarang aku jualan buku. Di Facebook aku bisa mempromosikan buku yang aku jual atau sekadar berbagi bacaanku. Fiks deh, aku masih perlu Facebook.

Jadi, karena masih butuh tapi aku harus terhindar dari tindakan merusak diri sendiri dengan mood yang buruk, sebaiknya aku mengurangi pengaruh negatif Facebook. Caranya dengan menekan tombol unfollow di beberapa akun. Statusnya sih tetap berteman. Namun aku tidak akan melihat postingannya dia bersliweran di berandaku.

Ada sih rasa khawatir untuk unfollow orang. Takutnya aku nanti bisa ketinggalan berita apa gitu. Tapi, ketidaksukaanku pada konten yang dia share lebih besar daripada ketakutan itu. Ya elah, pengumuman apa sih yang bakal dia bikin di Facebook? Kalau dia memang punya berita penting buat aku, seharusnya dia bisa menghubungiku lewat jalur pribadi. Atau minimal, dia tag aku di status dia yang dianggap aku perlu baca. Kalau enggak ya sudah.

Kalau di Instagram, aku memang sudah selektif sejak awal. Akun Instagramku, aku khususkan untuk membahas buku dan journal. Jadi, aku yang aku follow juga akun-akun serupa. Akun milik penerbit, penjual buku, perpustakaan, praktisi bullet journal, dan akun-akun lain yang secara garis besar membahas buku dan journal. Yah, sesekali mereka mengunggah hal-hal pribadi juga masih aku kasih love, kok. Yang penting, enggak membuatku merasa insecure apalagi terintimidasi.

Sebenarnya di Facebook, aku juga suka membaca cerita-cerita pribadi orang-orang. Suka melihat mereka berbagi tentang makanan, kisah perjalanan, cerita lucu, atau apapun itu. Orang-orang yang membagi barang jualan mereka pun masih bisa aku terima asal tidak berlebihan.

Golongan akun yang aku tidak suka kedua adalah akun-akun yang hobi ngomongin politik. Apalagi yang suka menyerang orang-orang yang berbeda pilihan politik dengan dia. Golongan akun yang bakal aku unfollow nomor tiga adalah akun-akun pribadi yang postingan tentang jualan dia lebih dari 3 kali sehari. Deuh, dua itu mah ya... Udah paling annoying.

Emang sih, dia main Facebook pakai akun dia, kuota juga nggak minta ke aku, ngapain aku harus sewot sama postingan yang dia bikin? Aku sih nggak sewot, selama postingan dia enggak lewat di beranda aku.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun