Mohon tunggu...
Meita Eryanti
Meita Eryanti Mohon Tunggu... Freelancer - Penjual buku di IG @bukumee

Apoteker yang beralih pekerjaan menjadi penjual buku. Suka membicarakan tentang buku-buku, obat-obatan, dan kadang-kadang suka bergosip.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Terapi Sujok, Terapi Warna, dan Upaya Menggabungkan Keduanya

15 Agustus 2019   21:13 Diperbarui: 18 Agustus 2019   11:32 2132
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi terapi | sumber: pxhere.com

Pagi ini, suamiku menunjukkan sebuah artikel di mojok.co. Sebuah esai berjudul "Terapi Sujok dan Bias Kelas Rezim Medis Masyarakat Kita" yang ditulis oleh Ahmad Khadafi. 

Aku biasanya setuju dengan pendapat dia dan suka dengan gaya tulisan dia. Tapi tulisan yang satu ini agak nggak sreg sehingga aku tergerak untuk membuka laptop dan menulis di sini.

Beberapa hari ini, sedang ramai perbincangan tentang status seseorang di FB. Orang itu mengunggah foto anaknya yang keempat jempolnya diberi tinta warna biru tua. 

Keterangan dalam foto itu berbunyi: "Si kecil lagi panas.. Drpda minum obat kimia, mending langsung Ambil spidol biru n warnain semua jempolnya.. Gak smpek 15 menit lgsg reda.. Masyaa Allah #Sujok #TerapiSujok #TerapiWarna". Tangkapan layar status ini kemudian menjadi viral di berbagai media sosial.

Nah, inti tulisannya Khadafi, kalau aku tidak salah menangkap maksudnya, adalah bahwa kita jangan menghujat orang yang mengunggah status itu tadi. Dia bilang pengobatan alternatif belum tentu buruk dan mengambil contoh fenomena batu Ponari.

Betul kita tidak boleh menghujat orang. Betul pengobatan alternatif tidak selalu buruk dan berobat ke dokter belum tentu sembuh. Namun kasus ini berbeda dengan fenomena batu Ponari, aku rasa. 

Dalam kasus Ponari, orang-orang kayak diberi harapan untuk sembuh dengan kondisi finansial yang terbatas. Cuma bayar parkir dan tarif seikhlasnya. Mungkin, kalau mereka punya uang yang cukup atau asuransi kesehatan, mereka bakal memilih untuk berobat ke dokter.

Sedangkan dalam kasus pengguna terapi sujok ini kan dia sendiri yang sudah memagari diri dengan kata-kata "daripada minum obat kimia". Artinya, dia memang memilih terapi alternatif untuk menurunkan demam anaknya daripada memberi minum paracetamol. 

Kata-kata ini yang kemudian menjadi berbahaya bagi masyarakat. Menurutku, ketika ada yang mengaplikasikan terapi sujok juga tapi penyakitnya malah bertambah parah karena suatu hal.

Contohnya beberapa waktu lalu, ramai diperbincangkan oleh orang-orang pengobatan sakit gigi dengan menempelkan geprekan bawang putih di pergelangan tangan. 

Ternyata ada yang mengikuti cara pengobatan itu. Sakit giginya nggak sembuh, malah pergelangan tangannya yang mengalami luka bakar karena iritasi kena bawang putih. Bahaya, kan?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun