Suatu obat bisa menyembuhkan penyakit di satu sisi, tapi di sisi lain bisa juga menjadi racun. Karena itulah penggunaannya tidak boleh sembarangan.
Aku tidak punya keinginan untuk mengomentari petugas di apoteknya. Ada orang lain yang lebih memiliki kewajiban untuk itu. Yang jelas, tidak baik membeli obat, apalagi obat keras, karena kita merasakan keluhan yang sama dengan orang. Siapa tahu penyakitnya berbeda dan harus diobati dengan cara yang berbeda juga, kan?
Aspirin yang digunakan untuk meredakan nyeri (dosisnya 500 mg) di Indonesia termasuk dalam golongan obat bebas meskipun dosisnya jauh lebih tinggi daripada Cardio Aspirin (dosisnya 100 mg). Hal ini karena Aspirin untuk sakit kepala hanya digunakan saat nyeri sedangkan penggunaan Cardio Aspirin bisa jadi untuk jangka waktu yang panjang.
Walaupun dalam dosis kecil, kalau dikonsumsinya jangka panjang, bisa jadi bukan efek pencegah penyakitnya yang timbul tapi efek racun. Aspirin memiliki aksi mengencerkan darah, inilah yang dipercaya oleh ahli medis dapat melindungi seseorang dari serangan jantung dan stroke.Â
Namun di sisi lain, karena aksinya tersebut Aspirin dapat mengikis lapisan pertahanan lambung dan menyebabkan perdarahan di saluran pencernaan.
Beberapa tahun belakangan ini, penelitian menunjukkan bahwa penggunaan Aspirin jangka panjang perlu diawasi dengan lebih ketat. Sebuah penelitian yang dilakukan di Pusat Endoskopi Saluran Cerna Divisi Gastroenterologi.
Departemen Ilmu Penyakit Dalam RSCM menyebutkan bahwa 51,6% pasien yang mengkonsumsi aspirin dosis rendah (75 - 325 mg per hari) selama 28 hari mengalami gangguan lambung dan usus duabelas jari. Hal ini dimuat dalam sebuah artikel di Jawapos.
Wah, mamaku dapat resep dari dokter untuk minum aspirin untuk sebulan, nih. Gimana donk?
Kalau obat itu diberikan atas resep dokter, ya harus diminum rutin dengan patuh. Karena dalam meresepkan obat, dokter pasti sudah mempertimbangkan risiko dan manfaatnya.Â
Kalau ada keluhan sakit perut atau rasa tidak nyaman yang dialami selama minum obat, konsultasi lagi ke dokternya. Apakah obatnya harus dilanjutkan atau bisa diganti.
Yang penting, jangan membeli dan mengonsumsi Cardio Aspirin atau obat keras jenis apapun tanpa ada resep dari dokter.