Mohon tunggu...
Meita Eryanti
Meita Eryanti Mohon Tunggu... Freelancer - Penjual buku di IG @bukumee

Apoteker yang beralih pekerjaan menjadi penjual buku. Suka membicarakan tentang buku-buku, obat-obatan, dan kadang-kadang suka bergosip.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Belajar Bijaksana dengan Merenungi Astrofisika bersama Neil deGrasse Tyson

17 Juli 2019   15:41 Diperbarui: 17 Juli 2019   15:55 125
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ebook 'Astrofisika untuk Orang Sibuk' yang dibaca melalui aplikasi iPusnas (dokumentasi pribadi)

"Jika Anda terlalu sibuk untuk meresapi jagad raya melalui kelas, buku pelajaran, atau film dokumenter, tapi Anda tetap mencari pengantar singkat dan bermakna ke bidang tersebut, saya tawarkan Astrofisika untuk Orang Sibuk."

Ketika aku menutup buku yang ditulis oleh Neil deGrasse Tyson ini, aku merasa baru saja keluar dari sebuah planetarium yang menayangkan ilustrasi 4 D tentang alam semesta sejak terjadi ledakan besar sampai sekarang ditemukannya banyak eksoplanet yang sebagiannya menyerupai bumi. Ditulis dengan narasi yang sederhana, buku ini sangat menarik untuk orang yang sekadar pingin tahu tentang astrofisika. Pembahasannya tidak detail, namun cukup menjelaskan apa yang terjadi di luar angkasa sana.

Siapa sih Neil deGrasse Tyson? Beliau adalah ahli astrofisika di American Museum of Natural History di New York. Beliau juga direktur planetarium Hayden. So Keren!

Dalam kata pengantarnya, Tyson melihat bahwa pengelola media sangat tertarik dengan alam semesta karena kesukaan masyarakat yang tinggi terhadap sains. Buktinya, banyak acara TV yang berdasarkan sains, keberhasilan film fiksi ilmiah, film biografi ilmuwan yang sudah menjadi genre tersendiri, dan meningkatnya minat masyarakat terhadap festival sains.

Itu di Amerika. Hahaha. Menurut pandanganku, di Indonesia mungkin banyak juga orang-orang yang suka sains. Namun kalah banyak dengan orang yang suka dengan problema yang menimpa selebritis dan isu politik yang dibumbui isu agama. Lebih banyak orang beranggapan bahwa biarlah apa yang terjadi di langit menjadi urusan Yang Di Atas. Yang kita perlukan adalah mengurus diri dan kehidupan kita sendiri.

Memangnya, apa sih keuntungan mengetahui ilmu astrofisika? Memangnya kita bisa kenyang dengan tahu apa yang ada di ruang antar galaksi? Ya memang tidak se-saklek itu. Namun semua ilmu akan bermanfaat kalau kita bisa mengambil hikmah dari apa yang kita pelajari.

Dalam bab penutup buku yang terjemahan bahasa Indonesianya diterbitkan oleh Gramedia, Tyson mengutip kata-kata James Ferguson yang ditulis pada tahun 1757: "Di antara segala sains yang ditumbuhkan manusia, Astronomi diakui dan tidak diragukan sebagai yang paling megah, paling menarik, dan paling berguna. Karena berdasarkan pengetahuan yang didapat dari cabang sains ini, bukan hanya sebagian besar Bumi yang ditemukan; kemampuan kita pun diperluas dengan besarnya gagasan yang disampaikan, akalbudi kita diangkat melebihi prasangka-prasangka rendah."

Menurut Tyson, mengetahui hal-hal yang terjadi di alam semesta akan memperluas sudut pandang kita sehingga kita bisa bersikap lebih kuat dan lebih bijaksana dalam menghadapi permasalahan hidup. Kita akan sadar bahwa manusia hanyalah titik yang tidak berarti di dalam alam raya ini.

Contohnya begini, bayi menangis saat lapar karena yang dia bisa lakukan ya hanya itu. Anak-anak menangis saat terjatuh ketika berlari-lari karena dia merasa sakit dan tidak tahu apa yang harus dilakukan pada lukanya. Remaja menangis saat tidak diterima di sekolah yang diinginkannya karena ya mungkin itu adalah masalah terberat yang dihadapinya. Pemuda menangis saat melihat namanya tidak tercantum di daftar lolos PNS karena tidak tahu lagi harus mencari kerja dimana. Semuanya menangis karena kekurangan pengalaman yang membatasi sudut pandangnya.

Di Twitter banyak yang bertanya, mengapa orang yang pindah ke agama tertentu mendapat pujian sedangkan orang yang keluar dari agama itu mendapat cacian? Menurutku, orang-orang yang mencaci personal yang keluar dari agama tertentu itu membiarkan ego mendalangi pikirannya. Mereka percaya bahwa dunia berputar di sekeliling mereka sehingga merasa merekalah yang paling penting.

Penemuan penemuan tentang jagad raya akan memperkecil cara kita memandang diri kita. Tadinya bumi ini unik dalam astronomi sampai para astronom menemukan bahwa Bumi hanya satu planet yang mengelilingi matahari. Tadinya kita merasa bahwa matahari itu spesial, sampai kita tahu bahwa bintang-bintang yang jumlahnya milyaran di langit itu semuanya sama dengan matahari. Mempelajari kosmik akan memberikan kita wawasan dan kebijaksanaan dalam kita memandang dunia. Kita dapat menerima perbedaan dengan segala sisi kehidupan. Tidak ada yang spesial.

Aku rasa, hal-hal yang disampaikan oleh Tyson inilah yang seharusnya disampaikan guru-guru sekolah pada muridnya. Ilmu yang mereka dapat bukan sesuatu yang harus dihapalkan mentah-mentah. Tidak semua murid bakal jadi ahli fisika atau kimia. Namun semua siswa harus menjadi manusia yang berwawasan luas dan bijaksana.

Mungkin soal ujiannya pun harus dievaluasi. Bukan dengan pertanyaan: Jika percepatan roket sekian, berapa lama roket akan mencapai Bulan dengan gravitasi diketahui sekian? Namun bisa diganti dengan pertanyaan reflektif seperti: bagaimana cara meningkatkan produksi susu di peternakan dengan kacamata astrofisika?

Ucapan terima kasih yang sangat spesial aku sampaikan pada PT. Aksaramaya karena buku yang bergizi ini bisa diakses di iPusnas. Pengetahuan dan wawasan yang luar biasa bisa diakses cuma-cuma bermodal kuota atau numpang wifi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun