Kenangan yang ditampilkan Facebook 2 tahun yang lalu, mengingatkanku pada masjid Al Irsyad. Saat itu aku dan seorang teman menunaikan ibadah solat lohor bersama setelah berkeliling mencari tukang rujak bebeg.
Masjid Al Irsyad berdiri di komplek Kota Baru Parahyangan, kecamatan Padalarang, Kabupaten Bandung Barat. Kota Baru Parahyangan terletak beberapa meter setelah gerbang keluar tol Padalarang. Masjidnya sendiri, terletak kira-kira 3 km dari pintu gerbang Kota baru Parahyangan. Masjid tersebut berada di sebelah Al Irsyad Satya Islamic School. Bila kita berjalan dari pintu gerbang Kota Baru Parahyangan, masjid ini terletak di sebelah kanan jalan Parahyangan Raya.
Hal unik pertama yang aku lihat di masjid Al Irsyad adalah dia tidak berkubah seperti masjid lain yang pernah aku temui. Masjid ini berbentuk kubus dan dindingnya berlubang-lubang. Setelah aku googling, ternyata itu bukan sembarang lubang. Lubang itu membentuk kaligrafi yang terbaca "Laa Ilaha Illallah". Keren banget kan?
Lubang-lubang itu memungkinkan sinar matahari memasuki gedung masjid sehingga di dalam masjid menjadi terang. Sedangkan jika malam hari, lubang itu akan mengeluarkan cahaya lampu dari dalam gedung. Dan akan nampak bila kaligrafi tersebut bersinar.
Masjid Al Irsyad diresmikan pada bulan Agustus 2010. Dari hasil googling, aku kemudian tahu bahwa perancang masjid yang unik itu adalah Ridwan Kamil. Arsitektur yang kini sedang sibuk kampanye untuk pemilihan Gubernur Jawa Barat. Masjid ini berdiri du lahan seluas 1 hektar dengan kapasitas 1500 jamaah. Menurut artikel di kompas.com, Masjid Al Irsyad meraih penghargaan "The Best 5 World Building of The Year" untuk kategori bangunan religi versi Archdaily & Green Leadership Award pada tahun 2011.
Di dalam masjid, tidak terdapat tiang-tiang penyangga atap sehingga ruangan terasa luas. Ditambah lagi, bagian sepan masjid tidak berdinding. Tempat imam dan mimbar berada di lorong tanpa dinding itu dan menghadap ke sebuah batu bulat bertuliskan 'Allah'. Di depannya, terdapat kolam ikan kecil dan lapangan rumput yang luas.
Menurut kompas.com, bangunan ini oleh Mang Emil dipersembahkan untuk menghormati almarhum ayahnya.
"Kesederhanaan masjid ini terinspirasi dari kesederhanaan almarhum. Setiap melihat orang-orang yang shalat di sana, dalam hati saya berdoa semoga juga semakin luas lapang kuburnya."