Mohon tunggu...
Meisya Zahida
Meisya Zahida Mohon Tunggu... Wiraswasta - Perempuan penunggu hujan

Sejatinya hidup adalah perjuangan yang tak sudah-sudah

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Akukah Bulan?

18 April 2020   11:42 Diperbarui: 18 April 2020   11:44 29
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Masihkah engkau yang bulan
Setelah cahaya diredupkan
Peta langit sudah tak berlambang
Musim tak kenal tahun
Raib pesan-pesan yang disimpan
Bagai nelayan kehilangan umpn
Kail pun tersangkut di belahan karang

Masih bulankah engkau
Seribu nyanyian hanya syair
kekosongan
Menyudahi kisah yang belum usai
Pantai sudah tak di seberang
Jalan-jalan makin bercabang
Orang-orang tersesat
menunggui waktu dalam perkiraan

Masihkah engkau yang bulan
Menafikan kelam tanpa bintang
Bianglala pecah menjadi bayang
Seluruh perayaan mementaskan
ritual asing
Hingga jiwa terdampar
di atas pusara tanpa nisan

Masihkah engkau yang bulan
Menyemesta dengan keindahan
Para kekasih mengigaukan pertemuan
Ketika bulan tertutup awan
Ia menyepi ditawan lamunan

"Akukah bulan? kau lepas
dari genggaman"

Catatan, 18042020

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun