Mohon tunggu...
Meistra Budiasa
Meistra Budiasa Mohon Tunggu... Dosen - Pemerhati Budaya dan Media

Dosen Komunikasi, Universitas Bung Karno, Jakarta.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Kelas Menengah dan Konsumsi dalam Olahraga Lari Marathon

30 November 2017   09:43 Diperbarui: 30 November 2017   10:21 3107
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
thejakartamarathon.com

Berolahraga merupakan aktifitas fisik yang bertujuan untuk menyehatkan dan kebugaran tubuh. Tidak harus menjadi atlit untuk melakukan aktifitas ini melainkan melainkan semua kalangan masyarakat dapat melakukan ini. Kesadaran akan pentingnya kesehatan menjadikan aktivitas olahraga sebagai kebutuhan utama masyarakat khususnya di wilayah perkotaan karena tingkat mobilitas kehidupan yang tinggi. 

Dampak dari hal tersebut yakni tumbuh suburnya event olahraga dan kegiatan car free day di wilayah kota besar Indonesia. Berbagai jenis olahraga yang mudah dijangkau oleh publik biasanya dilakukan pada kegiatan tersebut seperti bersepeda, jalan santai, jogging, dan lari. Dari beberapa jenis aktifitas fisik tersebut olahraga lari merupakan aktifitas yang belakangan cukup popular di kalangan masyarkat perkotaan karena mudah dijangkau dan dapat dilakukan oleh setiap orang.

Bagi sebagian kalangan masyarakat di kota-kota besar lari telah menjadi bagian dari hobi sebagai pengisi waktu luang dari mobilitas kehidupan perkotaan. Para penggiat olahraga yang mengutamakan daya tahun tubuh ini kemudian mengikuti berbagai perlombaan lari baik yang diadakan secara komersial maupun berdasarkan amal. 

Perlombaan tersebut menjadi arena bagi para pecinta lari untuk menunjukkan kemampuan fisiknya dalam menyelesaikan jarak tempuh dan sebagai ruang ekspresi diri mereka kepada sesama pecinta olahraga ini. Olahraga lari yang menempuh jarak jauh di jalan raya ini dikenal dengan nama marathon dan kegiatan ini telah menjadi fenomena global. Sebagai salah satu olaharaga yang popular di dunia saat ini, lomba marathon telah menjadi ikon bagi para pecinta lari untuk menegaskan identitasnya. 

Namun lari marathon pada perkembangannya bukan sekedar menempuh jarak berlari melainkan bagian dari sistem globalisasi yang berkaitan dengan gaya hidup, produksi dan konsumsi. Marathon telah menjadi komodifikasi bagi industri olahraga dalam beberapa hal baik berupa pakaian, aksesoris, dan media massa. Olahraga lari marathon menjadi arena dalam sistem globalisasi sebagai sebuah ruang dimana berbagai bentuk scape(merujuk konsep Appadurai) saling tumpang tindih dan berkaitan satu sama lain. 

Di Indonesia hal ini terwujud dari imajinasi para pecinta lari yang melihat marathon menjadi ruang bagi mereka untuk merasakan bagian dari dunia tanpa batas. Ini diwujudkan dalam bentuk pakaian dan akasesoris yang mereka gunakan seperti para pecinta lari ini di seluruh dunia. Tulisan ini bertujuan untuk melihat bagaimana olahraga lari marathon menjadi arena konsumsi dan bagaimana olahraga ini menjadi ruang bagi kelas menengah untuk mengidentifikasikan dirinya.

Olahraga sebagai bentuk kegiatan fisik yang berkaitan dengan kesehatan tubuh pada perkembangannya mulai bergeser menjadi sebuah aktivitas seremonial yang memproduksi sebuah gaya hidup dan berkaitan dengan industri konsumsi. Melalui media massa baik itu konvensional seperti majalah, Koran, buku maupun online seperti internet olahraga kini direpresentasikan sebagai sebuah rutinitas yang berkaitan dengan identitas seseorang maupun kelompok. 

Seseorang akan telrihat status sosialnya apabila mengikuti kegiatan berolahraga yang sedang tren dengan begitu identitasnya akan terlihat lebih menjadi ikon dari olahraga tersebut. Dalam bentuk lain, media massa juga mengkontruksikan olahraga sebagai sebuab ruang bagi industri konsumsi untuk melakukan promosi-promosi dengan dalil kesehatan dan pada akhirnya publik menjadi konsumen setia dari produknya. Kedua hal tersebut secara nyata teraktualisasi pada berbagai kegiatan yang berkaitan dengan kesehatan khususnya olahraga seperti perlombaan-perlombaan ataupun kegiatan yang melibatkan banyak massa pada hari libur atau akhir pekan. 

Pada kegiatan tersebut ruang publik dipenuhi dengan berbagai promosi dari berbagai produk yang mayoritas di dominasi oleh minuman dan makanan. Pemanfaatan ruang publik pada waktu akhir pekan dalam suasana yang santai tersebut cukup efektif dalam merangsang massa untuk berkonsumsi dan ini menjadi langkah awal dari komodifikasi kegiatan berolahraga tersebut.

Tinjauan Literatur

Beberapa penelitian mengenai komodifikasi dan selera kelas menengah dalam olahraga sudah dilakukan oleh beberapa peneliti. Beberapa penelitian ini sangat berhubungan dengan aktifitas olahraga yang dilihat dari sudut pandang kritis dan relevan dengan tulisan ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun