Mohon tunggu...
Meirina Chandra
Meirina Chandra Mohon Tunggu... Wiraswasta - Meirin kecil bercita-cita menjadi pribadi yang berdampak positif dan mensejahterakan banyak orang

- Business Coach - 1st Indonesian Speaker at Income over Expenses, California - Founder of Payukarya _ Initiator of #IndonesiaSehat

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Makroprudensial, Membuka Kesempatan dalam Kesempitan

30 Juni 2020   12:07 Diperbarui: 30 Juni 2020   12:32 194
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sebagai pelaku pasar, masyarakat perlu cerdas berperilaku. Makroprudensial sederhananya adalah membuat perencanaan dan antisipasi , penerapan dan evaluasi berkala. berikut hal-hal yang dapat kita lakukan supaya makroprudensial aman terjaga :

1. Cek kebenaran berita

    Setiap hari begitu banyak informasi yang kita terima, perlu dicek dan dipertimbangkan kembali serta disesuaikan dengan kondisi masing-masing. Contohnya anjuran dalam situasi seperti sekarang lebih baik memegang tunai. Nah bila tidak dipertimbangkan, orang-orang bisa berbondong-bondong ke bank untuk melakukan penarikan dana besar-besaran dan ini akan menimbulkan rush. Dampak besar tentu mengganggu stabilitas sistem keuangan. Dengan mayoritas transaksi saat ini sudah bisa dan dianjurkan non tunai, jumlah uang tunai yang perlu dipegang sebaiknya dalam jumlah moderat saja. aset likuid , termasuk emas dan dana tabungan, untuk berjaga-jaga bisa disiapkan sesuai profil masing-masing, misalnya untuk 1 tahun biaya hidup bagi yang sudah berkeluarga. Tetap tenang, jangan panik.

2. evaluasi dan membuat perencanaan keuangan baru 

     Evaluasi ulang dan buat daftar prioritas baru. Seperti prinsip makroprudensial, dalam situasi baru perlu perencanaan baru dan implementasi yang baru. Rincikan biaya yang keluar selama ini dan bandingkan dengan biaya yang baru dalam situasi new normal. Anda akan menemukan begitu banyak perbedaan dan ini saatnya untuk membuat anggaran rumah tangga yang baru. Bagaimana yang mantab (makan tabungan)? Usahakan tetap rutin menyisihkan 10% dari pendapatan untuk mengisi cadangan dana darurat Anda.

3. kreatif meningkatkan penghasilan, jeli melihat peluang

     Sejatinya dalam situasi krisis selalu ada peluang baru. begitu juga dengan situasi pandemi ini. Kreativitas warna +62 sungguh patut diacungi jempol. Misalnya sekarang banyak koki dadakan yang jago masak, selain berhemat, lebih bersih juga bisa menjadi sumber pemasukan yang baru. Industri pariwisata yang tiarap menimbulkan kreativitas baru, seperti munculnya virtual tour ke berbagai destinasi. Juga maraknya olahraga sepeda saat ini sehingga penjualan sepeda meningkat dan muncul bisnis penyewaan sepeda.

4. menambah wawasan

    Sejak pandemi, kita terbiasa untuk bekerja dan beraktivitas dari rumah, artinya waktu untuk perjalanan rumah ke kantor sudah sangat hemat dan bisa digunakan untuk hal lainnya. Sangat baik bila kita gunakan untuk investasi leher ke atas, membaca buku yang berkualitas, menonton webinar atau video yang bermafaat atau mendengarkan podcast. Selektif terhadap informasi sebagai input atau makanan bagi otak kita menjadikan kita masyarakat yang cerdas berperilaku.

5. lakukan hobi

    Daripada waktu habis membaca dan menyebarkan berita hoax atau bergosip, lakukan hobi Anda. Hobi menjadikan Anda lebih tenang dan rilekas berpikir sehingga tidak panik berlebihan. Siapa tahu hobi Anda bisa menjadi saran sumber pendapatan yang abru. Misalnya Anda suka berolahraga, bisa menjadi pelatih olahraga, Anda suka memasak bisa berjualan makanan.

Secara sederhana, cerdas berperilaku, menerapkan makroprudensial akan mendukung stabilitas sistem keuangan. Untuk Indonesia yang lebih baiih baik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun