Mohon tunggu...
Meilsi Anita
Meilsi Anita Mohon Tunggu... -

saya seorang mahasiswi di Univ. Brawijaya..sukanya baca2 something yang new...

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Selamat Hari Ayah!

15 Juni 2014   23:07 Diperbarui: 20 Juni 2015   03:36 188
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

SELAMAT HARI AYAH!


Walaupun hari ini bukan hari ayah di Indonesia tapi saya ingin mengucapkan hari ayah buat para ayah di Indonesia. Melihat teman-teman yang ada di China begitu kompak dan meriah memperingati hari Ayah, pada hari ini, saya pun juga sejenak ikut terhanyut dalam euforia ini.

Hari ini tanggal 15 Juni 2014 adalah hari ayah di China. Di Indonesia, hari ayah diperingati setiap tanggal 12 November. Yah...hari ayah tidah begitu meriah diperingati di Indonesia seperti hari ibu. Apakah Anda juga tahu bahwa tanggal 12 November adalah Hari Ayah di Indonesia. Saya pun juga baru tahu sekarang..LOL

Walaupun pada tanggal 12 November baru akan diperingati, tapi saya tidak sabar untuk mengucapkan hari ayah hari ini. Sejenak saya ikut terhayut melihatprofil pictureteman-teman saya dari China. Saya sempat berpikir. Oh ya.. Sejak kapan saya mengucapkan selamat hari ayah dan memeluk ayah dalam hidup saya. Well, mungkin terakhir pada saat saya berumur 5 tahun..hahaha

Sebagai anak perempuan, saya memang mengagumi sosok ayah saya. Memang benar seperti kata bijak yang pernah saya baca, ayah adalah orang pertama yang dicintai anak perempuannya. Dia adalah orang pertama yang membuat saya jatuh cinta. Sosoknya yang begitu tenang dan sedikit kaku membuat saya kadang tidak mengerti akan sikapnya. Yah itulah ayah saya, apa sosok ayah lainnya memang seperti itu? Oke..saya akan coba deskripsikan lebih lengkap tentang ayah saya.

Waktu kecil, dulu dia adalah orang yang paling amat sangat ku sayang, sampai kata orang kami lengket seperti perangko. Begitu beranjak umur 19an, aku mulai menjauhkan diri darinya..hahaha..karena saat itu sudah merasa lebih nyaman jalan dengan teman ketimbang dengan ayahku lagi. Dia seorang yang overprotective. Terlalu amat sangat memproteksi kedua putrinya. Sampai kami tidak dibolehkan mengendarai sepeda motor. Dia cuek tapi sebenarnya penyayang. Dia selalu mencoba untuk menyembunyikan perasaannya terhadap kami (mungkin sudah menjadi sifat dasar seorang laki-laki). Tapi Dia tidak mampu lagi menahan perasaannya saat kakaku menikah ataupun saat aku akan kembali kuliah maupun tempat kerjaku dulu. Dia selalu berusaha tegar tapi aku selalu menangkap basah saat air mata jatuh dari pipinya. Dia punya watak yang keras. Jika suatu keputusan sudah mantap diambilnya pasti segala jalan ditempuhnya. Dia sangat menyukai lagu-lagu country. Dia mampu untuk berhenti mabuk-mabukan dan merokok semenjak kami beranjak dewasa. Dia tidak terlalu suka berteman tapi dia tahu bagaimana mendapatkan perhatian kami jika kami sedang marah terhadapnya.

Itulah kira-kira gambaran yang bisa saya berikan setelah hidup bertahun-tahun dengannya.

Dia seorang yang sangat protektif sehingga membuatku selalu berada di zona nyaman. Tapi untunglah zona nyaman ini tidak membuatku menjadi anak manja. Justru malah sebaliknya, saya ingin menunjukkan bahwa aku bisa berdiri dengan kakiku sendiri.  Well, walaupun saya sudah membuktikan berbagai prestasi kepadanya, tapi tetap saja sikap ingin melindunginya begitu kuat. Entahlah, semakin lama aku semakin bosan dengan pemikirannya yang terlalu kuno. Ya pemikirannya yangoverprotective!.

Di hari ini, saya ingin berterima kasih atas segala kasih sayang dan segalanya yang telah dikorbankan hingga saya bisa sebesar ini. Tidak ada kata yang mampu mendeskripsikan perjuangannya untuk membesarkan kami. Walaupun seorang ibu tentu lebih berperan besar dalam membesarkan anak-anaknya. Tapi tentu tidak adil juga jika hanya berterima kasih pada seorang ibu saja, sebab ada sosok kaku dan sok tenang di samping ibu yang selalu memantau anak-anaknya. Ya! Dia yang lebih suka memantau dari kejauhan.

Di hari ini juga, saya ingin bilang kepada ayah, bahwa ada satu hal yang selalu mengganggu setelah saya sedikit demi sedikit belajar tentang apa itu hidup. Ada satu hal yang haru ku katakan. Ada satu hal yang perlu kau tahu ayah. Uneg-uneg yang selalu membuatku marah.

Saya selalu ingin mengatakan padanya bahwa aku bukan lagi anaknya yang berumur 5 tahun yang perlu dilindungi. Aku hanyalah anaknya yang ingin terbang seperti rajawali menembus badai bersama kedua sayapku. Zona nyamannya justru membuat saya menjadi sekeras ini tapi saya tetap tidak bisa melawannya. Saya hanya mencoba menjadi yang terbaik tapi tetap dengan cara saya sendiri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun