Mohon tunggu...
Meilinda Frasasti
Meilinda Frasasti Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

-

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kurangnya Pemahaman Konsep Pancasia dan Keislaman

25 September 2022   22:20 Diperbarui: 25 September 2022   22:36 146
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Berbicara tentang islam, islam adalah agama yang universal, Islam bukan hanya sekedar pelaksanaan ibadah kepada Tuhan, melainkan tentang bentuk pelaksanaan hubungan kebajikan antara sesama makhluk dan juga kepada makhluk ciptaan Allah yang lain. Islam bukan hanya agama yang membahas satu aspek, melainkan segala aspek dalam kehidupan ini. Mulai dari hal kecil sampai yang terbesar. Oleh sebab itu agama islam menjadi agama yang sempurna dan agama yang banyak diterima oleh banyak orang, termasuk Indonesia ini sendiri. Indonesia merupakan negara dengan penganut agama Islam terbanyak di dunia.

Indonesia adalah negara kesatuan dengan bentuk republik, republik itu sendiri berarti suatu sistem memimpin negara yang menyatukan semua daerah kekuasaannya dalam satu peraturan dan satu pengendalian oleh penguasa tertinggi yaitu Presiden. Sistem republik ini berdasarkan Konstitusi Indonesia yang sah, yaitu UUD 1945.  Negara Indonesia juga memiliki ideologi bangsa, yakni  ideologi Pancasila. Pancasila sebagai ideologi negara adalah sarana pemersatu rakyat dan pengarah motivasi bangsa untuk mencapai cita-cita.

Dengan Pancasila sebagai ideologi negara secara lebih luas adalah visi atau arah kehidupan berbangsa dan bernegara di Indonesia. Visinya adalah mewujudkan kehidupan yang menjunjung tinggi ketuhanan, nilai kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, dan keadilan. Sehingga, dengan harapan Pancasila menjadi pemandu arah bagi bangsa Indonesia.   

Fungsi ideologi bagi suatu negara atau bangsa adalah dapat menjadi sebuah landasan bagi suatu bangsa dalam berkehidupan di dunia. Juga dapat dijadikan sumber wawasan dan makna bagi rakyat, serta dapat menjadi pembimbing bagi rakyatnya dalam mencapai tujuan atau sebagai alat dalam pencegahan terjadinya berbagai konflik dalam masyarakat. Agar masyarakat dapat hidup tentram dan memiliki solidaritas yang tinggi. Karena pada dasarnya tiap bangsa memiliki suku, bahasa, agama, adat, budaya yang berbeda.

Nah, sudah menjadi rahasia umum bahwa Indonesia merupakan negara dengan banyaknya keberagaman budaya. Kebudayaan adalah hasil karya pemikiran manusia yang dilakukan dengan sadar dalam kehidupan kelompok. Unsur-unsur potensi budaya yang ada pada manusia, antara lain pikiran, rasa, kehendak. Ketiga unsur tersebut tidak dapat dipisahkan, karna adanya keterkaitan yang kuat. Kebudayaan bersifat dinamis, selalu berubah seiring perkembangan zaman,dan pengaruh kemajuan teknologi. Dengan hal ini, sangat mungkin terjadi pada negara ini sebagai sasaran empuk untuk berkunjungnya budaya baru.

Seperti yang kita tahu saat ini, salah satu budaya asing yang masuk ke Indonesia adalah budaya dari Korea Selatan.  Budaya Korea yang masuk ke Indonesia sangatlah beragam, mulai dari music, makanan, serial drama, film dan lain sebagainya. Bukan hanya memasuki negara Indonesia, tetapi budaya Korea ini juga meluas pada tingkat dunia biasa disebut Korean Wave.  Budaya Korea memiliki pengaruh kuat terhadap berbagai aspek kehidupan sehari-hari , terlihat dari music, tampilan, fashion, makanan, dan lain-lain. Dari semua itu yang paling berpengaruh adalah music bergenre pop yang dinyanyikan oleh sekumpulan perempuan atau laki-laki yang disebut girlband atau boyband.

Hal ini membuat timbulnya rasa suka bahkan rasa cinta yang berlebihan pada apa yang mereka lihat.  Kesenangan seseorang terhadap idola atau sebagai fans kerap kali menimbulkan berbagai dampak negatif maupun positif. Akan tetapi kebanyakan dampak negative yang ditimbulkan. Dampak negatif yang berpengaruh terhadap ajaran Islam dan ideologi adalah sifat fanatisme  yang berarti suatu keyakinan yang berlebihan pada suatu objek, dimana sikap ini ditunjukkan melalui antusiasme terhadap objek yang ekstrem, emosi, minat yang berlebihan dalam waktu yang lama, serta mereka  

Mereka dipandang terlalu mengagungkan-agungkan sang idola dan menganggap budaya Korea lebih unggul dibandingkan yang lain, bahkan budaya Indonesia sendiri. Mereka dengan bangga mengikuti dance yang ektrem, dengan pakaian yang sexy, daripada bangga dengan tarian tradisional sebagai identitas dan budaya bangsa sendiri. Keadaan ini cukup memperhatinkan dan dapat berakibat lunturnya budaya asli suatu negara. Selain itu, perilaku fanatisme ini membuat mereka melakukan pemborosan hanya untuk membeli hal-hal yang tidak berguna dan bersifat sementara. Tentu hal ini tidak sesuai dengan ajaran islam dan sila ke-empat Pancasila. Boros merupakan sifat yang buruk menyerupai setan dan dalam hal ini menunjukkan bahwa kita memiliki sikap kebijaksanaan dalam menghadapi permasalahan.

Dampak lainnya yaitu, para fans yang fanatik ini membuat rasa persatuan jadi luntur karena Ketika mereka memiliki rasa yang berlebihan akan menutupi hal-hal yang benar, mereka akan mementingkan apa yang mereka suka, sehingga mereka lebih mencintai produk luar daripada lokal.Dan para fans yang menyukai grup yang berbeda akan menimbulkan konflik, yakni saling membanggakan grup yang dipilih, hal ini menimbulkan perpecahan yang secara tidak langsung mengganggu persatuan Indonesia.

Di sisi lain, masalah ini muncul disebabkan oleh kurangnya pemahaman yang dalam tentang agama islam dan juga kurangnya pengalaman ideologi islam pada generasi masa kini sehingga mereka mudah terpengaruh dengan ideologi luar tanpa memfilterkan Kembali, apakah hal tersebut bagus untuk diikuti atau malah sebaliknya yang membuat kurangnya moral pada generasi masa depan saat ini.

Segala sesuatu yang berlebihan tentu tidak baik bagi diri dan orang lain. Menyukai sesuatu tentu hal yang wajar dialami. Akan tetapi, kesenangan tersebut harus memiliki batas, tidak berlebihan dan imbang dalam hal lain.  Menyukai budaya Korea merupakan hal yang boleh saja, namun jangan melupakan bahwa kita adalah Indonesia. Sebagai masyarakat Indonesia, kita juga harus berperan dalam pengembangan budaya kita sendiri agar tetap lestari dan tidak tergerus oleh perkembangan zaman dan globalisasi saat ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun