Mohon tunggu...
Anik Meilinda
Anik Meilinda Mohon Tunggu... Freelancer - Penikmat air putih

Hamba Allah yang ingin bermanfaat bagi semesta.

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Menguak Sejarah Kudus Kota Kretek

25 Maret 2023   14:30 Diperbarui: 25 Maret 2023   14:43 1186
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Potretku, Titis, dan Nibros ketika berpose di depan Masjid Langgar Dalem, Kudus/Dokumentasi pribadi

Kota Kudus adalah sebuah kota di Provinsi Jawa Tengah, Indonesia. Kota ini terkenal dengan sebutan "Kota Kretek" karena di sini terdapat banyak pabrik kretek atau rokok khas Indonesia. Begitulah kira-kira penjelasan dari Mas Dayat -tourguide kami di Walking Tour Langgar Dalem beberapa waktu lalu.  

Kretek adalah rokok yang terbuat dari campuran tembakau dan cengkeh yang telah dihancurkan. Kretek menjadi salah satu produk rokok paling terkenal di Indonesia dan memiliki sejarah panjang yang berkaitan dengan kota Kudus di Jawa Tengah.

Sejarah kretek di Kudus dimulai pada awal abad ke-20, ketika seorang warga bernama Nitisemito memulai usaha rokok di Kudus. Awalnya, rokok yang diproduksi adalah rokok tembakau biasa, namun kemudian ia mencoba mencampurkan cengkeh ke dalam rokok tersebut. 

Ketika dicampurkan, ternyata menimbulkan suara 'kretek-kretek'. Akhirnya, rokok dengan tambahan cengkeh itu sepakat dijuluki rokok kretek. (Terkait penemu pertama Rokok Kretek, ada juga yang menyebutkan Haji Jamhari).

Selanjutnya, 1909 didirikanlah perusahaan kretek oleh Nitisemito  yang dinamai "Bal Tiga". Kretek ini terdiri dari campuran tembakau, cengkeh, dan kapur sirih. Bal Tiga menjadi sangat populer di Kudus dan sekitarnya, sehingga Nitisemito mulai memproduksi kretek secara massal. 

Sejalan dengan kejayaan kretek Tjab Bal Tiga, lahirlah kurag lebih 165 pabrik kretek yang lain. Misalnya Kretek Cap Jago dan Jagoeng  milik Haji Husnan, dan Kretek Cap Tebu dan Cengkeh milik Haji Muslih-anaknya Haji Husnan.

Pabrik Kretek Cap Tebu dan Cengkeh milik Haji Muslih/Dokumentasi pribadi
Pabrik Kretek Cap Tebu dan Cengkeh milik Haji Muslih/Dokumentasi pribadi

Konon, barang siapa yang masuk Kota Kudus, Ia akan langsung mencium aroma kretek. Bagaimana tidak? Pada zaman itu, setiap pabriknya memproduksi 1 juta batang rokok perharinya. Sejak saat itu, kretek menjadi produk rokok yang paling terkenal di Indonesia. Kretek mulai diekspor ke luar negeri dan menjadi salah satu produk ekspor terbesar Indonesia.

Kudus hingga kini masih menjadi pusat produksi kretek terbesar di Indonesia. Kretek juga telah menjadi bagian penting dari kebudayaan Indonesia dan sering dikaitkan dengan identitas nasional. 

"Sayangnya, banyak pabrik yang bangkrut dan hanya beberapa yang masih bertahan. Hal ini disebabkan oleh berbagai masalah diantaranya biaya pajak yang tinggi dan masalah internal," tutup Mas Dayat ketika perjalanan kami telah sampai di depan kediaman Nitisemito.

Ketika kami berada di depan kediaman Nitisemito/Dokumentasi pribadi
Ketika kami berada di depan kediaman Nitisemito/Dokumentasi pribadi

Pabrik-pabrik rokok yang kami kunjungi itu berada di sekitar Menara Kudus. Tepatnya di Langgar Dalem, sebuah perkampungan tepat di depan Menara Kudus. Selain dijelaskan tentang sejarah kretek di Kudus, kami juga dijelaskan beberapa hal tentang arsitektur bangunan di sana. Mulai dari bentuk jendela yang cenderung tinggi dan ukiran-ukiran khasnya.

Lagi, kami juga diajak ke masjid dimana dulu Sunan Kudus beribadah. Sebuah masjid di tengah perkampungan itu memiliki usia yang lebih tua dibandingkan masjid yang ada di dekat Menara Kudus. Hingga saat ini, masih banyak orang yang tak mengetahui fakta itu.

Saat kami mengunjunginya, Masjid dalam keadaan sangat bersih dan teduh. Menurut penjelasan Mas Dayat, Masjid ini hanya dipugar seperlunya dan tetap mempertahankan arsitektur aslinya. Masjid ini pun masih digunakan hingga sekarang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun