Mohon tunggu...
Mei Laura Beautrik
Mei Laura Beautrik Mohon Tunggu... Mahasiswa

Baca Novel, Sepedaan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Strategi Harga dalam Bisnis : Memanfaatkan Konsep Elastisitas Permintaan

11 Maret 2025   23:38 Diperbarui: 11 Maret 2025   23:38 76
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Gambar : inews.id) 


Dalam dunia bisnis, penetapan harga merupakan salah satu faktor kunci yang menentukan keberhasilan suatu produk di pasar. Harga yang terlalu tinggi dapat mengurangi daya beli konsumen, sementara harga yang terlalu rendah dapat mengurangi keuntungan dan citra produk. Oleh karena itu, memahami bagaimana perubahan harga memengaruhi permintaan adalah hal yang sangat penting bagi perusahaan. Konsep elastisitas permintaan menjadi alat yang sangat berguna dalam merancang strategi harga yang efektif.
Elastisitas permintaan mengukur sejauh mana jumlah barang yang diminta berubah akibat perubahan harga. Jika permintaan bersifat elastis, konsumen sangat sensitif terhadap perubahan harga, sedangkan jika permintaan inelastis, perubahan harga tidak terlalu memengaruhi keputusan pembelian. Dengan memahami konsep ini, perusahaan dapat mengoptimalkan strategi harga untuk meningkatkan pendapatan dan mempertahankan pangsa pasar.

Memahami Elastisitas Permintaan dalam Strategi Harga
Strategi harga yang efektif harus mempertimbangkan bagaimana konsumen merespons perubahan harga suatu produk. Berikut adalah beberapa strategi harga berdasarkan konsep elastisitas permintaan:

1. Strategi Penurunan Harga untuk Produk dengan Permintaan Elastis
Jika suatu produk memiliki permintaan yang elastis (Ed > 1), maka penurunan harga dapat meningkatkan total pendapatan. Hal ini terjadi karena penurunan harga akan menyebabkan lonjakan jumlah barang yang terjual, sehingga pendapatan total meningkat meskipun harga per unit lebih rendah.
Contoh Kasus :
Sebuah perusahaan e-commerce seperti Shopee sering menerapkan diskon besar-besaran pada produk-produk elektronik dan fashion selama kampanye 11.11 atau 12.12. Produk-produk ini umumnya memiliki permintaan elastis karena konsumen memiliki banyak alternatif lain. Dengan menurunkan harga melalui diskon besar, Shopee berhasil meningkatkan volume penjualan secara drastis, sehingga meskipun margin keuntungan per produk lebih kecil, total pendapatan tetap meningkat.

2. Strategi Peningkatan Harga untuk Produk dengan Permintaan Inelastis
Jika suatu produk memiliki permintaan inelastis (Ed < 1), maka perusahaan dapat meningkatkan harga tanpa kehilangan banyak pelanggan. Ini sering terjadi pada barang kebutuhan pokok atau barang yang sulit digantikan oleh substitusi lain.
Contoh Kasus :
Pemerintah sering menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) ketika harga minyak dunia meningkat. BBM adalah contoh produk dengan permintaan inelastis karena masyarakat tetap membutuhkannya untuk transportasi dan industri. Meskipun harga naik, jumlah konsumsi BBM tidak berkurang secara signifikan, sehingga pemasukan dari pajak dan subsidi BBM tetap optimal.

3. Strategi Diferensiasi Harga Berdasarkan Segmentasi Pasar
Dalam banyak kasus, suatu produk bisa memiliki elastisitas permintaan yang berbeda untuk kelompok konsumen yang berbeda. Oleh karena itu, banyak perusahaan menerapkan diferensiasi harga (price discrimination), di mana harga ditetapkan berbeda untuk segmen pasar yang berbeda.
Contoh Kasus :
Industri penerbangan seperti Garuda Indonesia dan Lion Air menerapkan harga tiket yang berbeda berdasarkan waktu pemesanan. Konsumen yang memesan tiket jauh hari sebelumnya sering mendapatkan harga lebih murah, sedangkan tiket yang dibeli mendekati tanggal keberangkatan lebih mahal. Ini karena konsumen yang memesan mendekati hari keberangkatan cenderung memiliki permintaan yang lebih inelastis (misalnya, pebisnis atau pelancong mendadak) sehingga mereka tetap membeli tiket meskipun harganya tinggi.

4. Strategi Bundling untuk Meningkatkan Permintaan Produk Elastis
Strategi bundling adalah teknik di mana perusahaan menggabungkan beberapa produk dalam satu paket dengan harga yang lebih rendah dibandingkan jika produk tersebut dibeli secara terpisah. Strategi ini sering digunakan untuk produk dengan permintaan elastis, karena konsumen cenderung lebih tertarik jika mendapatkan harga lebih murah dalam paket.
Contoh Kasus :
Perusahaan teknologi seperti Microsoft menjual paket Microsoft Office yang berisi Word, Excel, PowerPoint, dan lainnya dengan harga lebih murah dibandingkan jika produk tersebut dibeli satu per satu. Karena perangkat lunak ini memiliki banyak substitusi (misalnya, Google Docs atau WPS Office), Microsoft menggunakan strategi bundling untuk meningkatkan penjualan dan mempertahankan pangsa pasar.

5. Strategi Harga Premium untuk Produk dengan Permintaan Kurang Elastis
Beberapa perusahaan menerapkan strategi harga premium (premium pricing), di mana mereka sengaja menetapkan harga tinggi untuk menciptakan persepsi eksklusivitas dan kualitas tinggi. Produk-produk ini biasanya memiliki permintaan yang kurang elastis karena target konsumennya tidak terlalu sensitif terhadap harga.
Contoh Kasus :
Merek Apple selalu menetapkan harga tinggi untuk produk iPhone mereka. Meskipun ada banyak smartphone lain dengan fitur serupa yang lebih murah, konsumen setia Apple tetap membeli produk mereka karena faktor brand loyalty, ekosistem Apple, dan persepsi kualitas. Akibatnya, meskipun harga iPhone naik, permintaan tetap kuat karena konsumen merasa bahwa mereka tidak memiliki substitusi yang setara.

Elastisitas permintaan merupakan konsep penting yang harus dipahami oleh setiap pelaku bisnis dalam menentukan strategi harga. Dengan menganalisis apakah suatu produk memiliki permintaan elastis atau inelastis, perusahaan dapat:
Menurunkan harga untuk produk elastis guna meningkatkan volume penjualan.
Menaikkan harga untuk produk inelastis guna memaksimalkan keuntungan tanpa kehilangan banyak pelanggan.
Menerapkan diferensiasi harga berdasarkan segmen pasar untuk mengoptimalkan pendapatan.
Menggunakan strategi bundling untuk menarik konsumen produk elastis.
Menerapkan harga premium bagi produk yang memiliki loyalitas merek tinggi dan permintaan kurang elastis.

Melalui pemahaman dan penerapan strategi berbasis elastisitas permintaan, perusahaan dapat mengambil keputusan yang lebih cerdas dalam menetapkan harga, meningkatkan daya saing, dan mengoptimalkan keuntungan. Dalam dunia bisnis yang dinamis, fleksibilitas dalam strategi harga menjadi kunci utama dalam meraih kesuksesan jangka panjang.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun