Bulan April baru saja kita tinggalkan. Bulan itu menjadi bulan yang sangat istimewa bagi perkumpulan ibu-ibu Indonesia di Stuttgart, Frauen Brunch. Bagaimana tidak, di bulan tersebut tepatnya di akhir pekan kemarin, mereka telah merayakan Halal bi Halal, Paskah, dan Hari Kartini secara bersama-sama dengan rasa sukacita.
Frauen Brunch adalah komunitas perempuan Indonesia yang bisa dikatakan sebagai yang tertua di Stuttgart. Perkumpulan ini diikuti oleh ibu-ibu lintas generasi, termasuk yang sudah tinggal sangat lama di Jerman, ada yang sudah sejak tahun 1960-an atau sejaman dengan Almh. Ibu Ainun Habibie.
Mereka adalah ibu-ibu yang berasal dari generasi yang bisa mengisahkan banyak hal, misalnya: sejarah tentang pemuda-pemuda Indonesia yang mendapat beasiswa oleh pemerintah Orde Lama untuk melanjutkan studi di Jerman, tapi kemudian tidak bisa pulang ke tanah air di saat pemerintahan Orde Baru. Mereka juga bisa bercerita mengenai pengalaman lebih dari 10 kali merasakan pergantian Kanzler Jerman, menggunakan mata uang Deutsche Mark selama 30 tahun sebelum diganti Euro, menyaksikan Jerman Bersatu atau saat runtuhnya Tembok Berlin, dan banyak hal lainnya termasuk kisah hidup dalam berintegrasi baik dalam pendidikan, pekerjaan dan kehidupan sehari-hari.
Bagi generasi sesudah mereka, ibu-ibu ini adalah panutan yang dianggap sebagai ibu dan guru.
Pada Sabtu, tanggal 26 April bertempat di Aula Gemeinde Kirche Gaisburg, Perkumpulan Frauen Brunch Stuttgart dengan dikoordinasikan oleh ibu Widi Strauß dan ibu Shitadini Göggerle melangsungkan acara bertajuk Kebersamaan dan Kekeluargaan Tiga Hari Besar: Halal bi Halal, Paskah, dan Hari Kartini". Ini bukan ibadah, tapi perayaan.Â
Bagi mereka, tidak ada hal yang membedakan perempuan Indonesia: dari daerah mana mereka berasal, sukunya apa, pendididikannya, pekerjaannya, suaminya orang Indonesia atau bule, sudah berapa lama tinggal di Jerman, kepercayaannya apa, ataupun hal-hal lain yang kadang kala masih diberi label bagi seseorang.
Frauen Brunch Stuttgart memaknai persaudaraan, berdasar atas kesadaran akan solidaritas yang lebih luas dan dipahami sebagai hal yang universal. Hal yang memberi arti bahwa setiap individu meskipun berbeda latar-belakang, tapi peduli satu dengan lainnya dan berkomitmen untuk tinggal dalam "satu rumah" dengan konsep memberi dukungan dan berbagi satu sama lain.
Persaudaraan mendalam akan menerobos banyak perbedaan karena dilandasi kesadaran bahwa semua manusia sejajar dan sama di hadapan Tuhan YMK.
"Kita semua sama", berangkat dari hal itu, maka mereka merayakan rasa sukacita ketiga hari besar tersebut secara bersama-sama.
Kedamaian dan kejujuran menjadi password bagi Frauen Brunch Stuttgart.