Mohon tunggu...
Meidys
Meidys Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

student and part-time writer for her own journal

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Apakah Bahasa Melayu Bisa Menjadi Bahasa Kedua ASEAN?

13 Juni 2022   13:15 Diperbarui: 13 Juni 2022   13:19 1207
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Beberapa minggu lalu, pada 23 Maret 2022, Perdana Menteri Malaysia Ismail Sabri Yaakob mengusulkan Bahasa Melayu sebagai bahasa kedua di Asean setelah Bahasa Inggris.

Usulan ini didasari oleh anggapan bahwa Bahasa Melayu telah digunakan di beberapa negara Asean, baik digunakan sebagai bahasa resmi maupun bahasa minoritas, seperti di Brunei, Malaysia, Indonesia, Singapura, dan lainnya. 

Bahasa Melayu digunakan oleh banyak masyarakat di banyak negara dengan jumlah penutur yang tidak dapat dinilai sedikit. Dari hal ini membuat Perdana Menteri Malaysia beranggapan bahwa semua masyarakat Asean dapat berbahasa Melayu.

Apabila dilihat dari sejarahnya, Bahasa Melayu sendiri telah mulai digunakan oleh masyarakat Asia Tenggara sejak abad ke-7 Masehi. Di Nusantara, saat Sriwijaya berada pada masa kekuasaannya, kerajaan ini memiliki hubungan baik dengan negeri India yang membuat kosakata Melayu Kuno yang digunakan pada masa ini banyak terpengaruh bahasa Sanskerta. Bahasa Melayu Kuno inilah yang kemudian berkembang pada berbagai tempat di Indonesia terutama masa Hindu dan masa awal kedatangan Islam. 

Bahkan Bahasa Melayu pernah menjadi lingua franca di kawasan Asia Tenggara di Kurun Niaga, yaitu terjadi pada abad ke-15 hingga abad ke-17. Pedagang-pedagang Melayu yang berkeliling di Indonesia menggunakan bahasa melayu sebagai alat komunikasi dengan pedagangan dan masyarakat Nusantara. 

Dari sini dapat dilihat bagaimana peran bahasa melayu dan seberapa pentingnya bahasa ini di kawasan Asia Tenggara. Namun, apakah hal tersebut masih berlaku hingga saat ini?

Bahasa Indonesia tumbuh berasal dari bahasa Melayu yang seperti dijelaskan di atas, bahwa bahasa melayu digunakan sebagai bahasa penghubung dalam komunikasi dengan Negara-negara Asia tenggara lainnya ataupun negara di luar itu yang melakukan perdagangan dengan Indonesia. 

Kehadiran berbagai negara yang melakukan kegiatan perdagangan dan pemerintahan dengan Indonesia memunculkan penyerapan kosakata baru dalam Bahasa Melayu Indonesia, yaitu seperti bahasa Sansekerta, bahasa Persia, bahasa Arab dan bahasa-bahasa Eropa. 

Selain bahasa melayu, bahasa daerah juga menjadi bahasa yang digunakan di Indonesia. Keberagaman itu, membuat perlu adanya bahasa persatuan yang membuat masyarakat Indonesia dari berbagai suku dapat berkomunikasi dengan baik, maka pada tahun 1928 bahasa Indonesia lahir. 

Di Indonesia, bahasa Melayu digunakan sebagai salah satu bahasa daerah seperti halnya dengan Bahasa Jawa dan Bahasa Batak, bahkan jumlah penutur Bahasa Jawa dan Bahasa Melayu memiliki perbedaan yang cukup jauh, dimana jumlah penutur bahasa jawa yaitu sebanyak 68,3 juta orang sedangkan Bahasa melayu sebesar 43,4 juta orang. 

Hal inilah yang membuat bahasa melayu tidak dapat lagi menjadi bahasa utama di Indonesia dan kemudian membuat kebutuhan untuk membuat bahasa persatuan sendiri, dimana bahasa resmi bahasa negara Indonesia adalah bahasa Indonesia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun