Malam terakhir bulan Mei,
bintang-bintang bersinar terang
melukis langit dengan  keindahan tiada tertandingi.
Tapi, entah mengapa hati ini tiada terhibur.
Bulan bersinar lembut
menyapa di akhir bulan
menawarkan kehangatan malam
Tapi, sepertinya aku tak butuh kehangatan.
Angin malam, berhembus seperti biasanya,
membawa aroma, bunga-bunga yang mekar
Namun hatiku tiadalah mekar
Malam ini, tak seperti biasanya
Bulan Mei tinggal menghitung detik
Sedangkan aku belum selesai mengetik
segala asa dan cita
yang hendak kutulis untuk kita.
Dunia diam,
dalam keheningan malam
seperti diriku yang malang
yang kini kehilangan riang
Melihat kembali, apa yang telah terjadi
pada linimasa hari demi hari
jejak-jejak yang dilukis dengan keringat
tak mampu menggapai segala niat.
Kutarik napas dalam-dalam
bersama larutnya sang malam
Lalu, kau datang dalam diam
memeluk ragaku yang malang.
Ah, rupanya aku tak butuh bintang di akir Mei
dan juga tak butuh bulan malam ini
Aku tak butuh angin, malam ini
Aku butuh engkau di sini
Karena kau selalu menjadi pengingat
Bahwa setiap akhir, membawa awal yang baru
Dan setiap awal, membawa harapan yang baru.
Mei akan berakhir, tapi hidup belum berakhir
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI