Mohon tunggu...
Meidy Y. Tinangon
Meidy Y. Tinangon Mohon Tunggu... Lainnya - Komisioner KPU Sulut | Penikmat Literasi | Verba Volant, Scripta Manent (kata-kata terbang, tulisan abadi)

www.meidytinangon.com| www.pemilu-pilkada.my.id| www.konten-leadership.xyz| www.globalwarming.blogspot.com | www.minahasa.xyz| www.mimbar.blogspot.com|

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Senandika Sang Malam

13 Agustus 2021   22:36 Diperbarui: 13 Agustus 2021   22:40 377
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
"Senja menjemput malam" [Dokpri, MYT 2021]

Malangnya, aku Sang Malam
Tiada mencumbu mentari penuh asmara
Nur Ilahi pembawa semangat membara
membakar raga yang ditinggalkan gairah
mengobati cinta yang terluka parah

Malang, aku Sang Malam
Berselimut gulita yang menggurita
Menampung sisa puing derita
yang ditinggalkan juru berita
di linimasa bertaburkan cerita 

Aku, Sang Malam yang malang
Hanya asa kepada terang rembulan
pada purnama di setiap bulan
Hanya tersenyum kepada Sang Bintang
yang kelap kelip di garis lintang 

Aku, memang hanya Sang Malam
Namun, bukan sendiri dilanda malang
kudengar keluh cahaya siang
yang nampak dirundung malang
karena kehilangan kasih sayang 

Aku memang berselimut malam
Namun, tak selamanya gelap
Senja datang menjemputku
kali ini senyumnya kelam
lelah menyaksikan manusia kalap 

Aku, biarlah tetap Sang Malam
Meskipun malang, tetaplah senang
Gelap nampak kalah, namun tenang
Tak perlu menjadi pagi dan menang
Menjadilah malam yang dikenang 

*****

*Senandika = wacana/percakapan dengan diri sendiri, atau suara batin

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun