Mohon tunggu...
Meidy Y. Tinangon
Meidy Y. Tinangon Mohon Tunggu... Lainnya - Komisioner KPU Sulut | Penikmat Literasi | Verba Volant, Scripta Manent (kata-kata terbang, tulisan abadi)

www.meidytinangon.com| www.pemilu-pilkada.my.id| www.konten-leadership.xyz| www.globalwarming.blogspot.com | www.minahasa.xyz| www.mimbar.blogspot.com|

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Ziarah ke Matahari

21 April 2021   22:34 Diperbarui: 21 April 2021   22:53 138
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
wallpaperacaccess.com

Malam ini aku tak memilih bintang atau rembulan untuk ziarahku. Aku memilih mengunjungi matahari. Kupilih malam, di saat dia tidur nyenyak, tanpa sengatan yang menghanguskan.  

Tadi siang, aku membencinya. Pancaran cahayanya membawa panas yang menyiksa. Malam ini, aku bertanya kepadanya tentang kekejaman cahayanya siang tadi.

Sang mentari berkisah. Bahwa panas tadi siang bukan salahnya. Cahayanya adalah sahabat bumi.

Seharusnya dia hanya datang mencium bumi sebentar saja, meninggalkan hadiah kecupan energi, lalu kembali lagi.  

Tetapi tanah-tanah beton menolak kehadirannya. Hadiah batal ditinggalkan,  dia kembali dengan rasa sesal di dasar hati.  

Panas makin membara, ketika bumi menghadangnya di jalan pulang. Lalu mengurungnya di dalam rumah kaca beratap karbon. Rumah yang mengurung dan menumpuk panas. Rumah yang menghancurkan bongkahan es. Rumah yang panas membakar tanpa api. 

"Panas yang menyiksa tadi siang bukan salahku," ungkap sang mentari dalam mimik kesedihan. 

"Esok siang, jumpai aku di hutan bumi yang masih tersisa. Kau tak akan menangis kepanasan. Kita akan berpelukan dalam kehangatan cinta," ungkapnya sambil memelukku penuh kehangatan cinta.  

Aku pulang sebelum dia bangun. Sampai jumpa esok siang di hutan bumi yang masih tersisa. Tak sabar menantimu mentariku, energi positif dan semangat juangku ...

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun