Mohon tunggu...
Meidy Y. Tinangon
Meidy Y. Tinangon Mohon Tunggu... Lainnya - Komisioner KPU Sulut | Penikmat Literasi | Verba Volant, Scripta Manent (kata-kata terbang, tulisan abadi)

www.meidytinangon.com| www.pemilu-pilkada.my.id| www.konten-leadership.xyz| www.globalwarming.blogspot.com | www.minahasa.xyz| www.mimbar.blogspot.com|

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Ujung Jalan Pengorbanan

8 Maret 2021   13:16 Diperbarui: 8 Maret 2021   13:53 144
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jalan sebuah pengorbanan adalah jalan samsara. Ketika kepedihan dan kesakitan tersisa disaat yang berharga menjadi kurban. Ketika jarum jam menangisi detik-detik yang terbuang untuk sebuah penantian. Ketika nada-nada cinta menjadi persembahan untuk sebuah romansa. Ketika koin-koin dan kertas rupiah, buah jerih juangmu, melayang untuk sebuah pemberian tanpa menuntut balas. 

Pengorbanan memang adalah samsara. Kehilangan dan kepedihan saat yang berharga meninggalkanmu.  Namun,  dibalik samsara, 'kan kau temukan sesuatu yang sangat berharga. Tentang sesuatu yang selalu menjadi dambaan. 

Tarikan napas memang menyambung hidup, tapi cobalah jika kau tak rela melepasnya kembali kepada daun yang merindu karbon. Rupiah adalah kekayaan, tetapi dengan apa kau kan membeli beras, lauk dan sayuran, jika rupiahmu tak mau pergi. 

Ujung jalan pengorbanan adalah jalan untuk menemukan cinta dan kehidupan. Benarlah penyair berkata hidup adalah pengorbanan. . Nikmatilah pengorbanan itu, dan tersenyumlah padanya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun