Mohon tunggu...
Meidy Y. Tinangon
Meidy Y. Tinangon Mohon Tunggu... Lainnya - Komisioner KPU Sulut | Penikmat Literasi | Verba Volant, Scripta Manent (kata-kata terbang, tulisan abadi)

www.meidytinangon.com| www.pemilu-pilkada.my.id| www.konten-leadership.xyz| www.globalwarming.blogspot.com | www.minahasa.xyz| www.mimbar.blogspot.com|

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Terzina | Ombak yang Menghapus Jejak

18 Februari 2021   07:01 Diperbarui: 18 Februari 2021   07:11 890
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Biarkan ombak menghempas pantai, 
lalu menghapus lukisan tentang jejak-jejak kaki 
di atas pasir pesisir pantai kehidupan itu. 

Sebab jejak-jejak itu 
tak bersahabat dengan hari ini dan esok, 
dan tak pantas untuk sebuah kenangan dan sejarah. 

Jejak-jejak itu memeras air mata 
hingga keluar ampas-ampasnya,
dikala pemiliknya merindu mata air. 

Jejak-jejak itu bagaikan tombak
yang menghujam tubuh kering-kerontong,
hingga darah membasahi tubuh itu. 

Jejak-jejak itu adalah lukisan suram
tentang ombak yang menyiksa raga
dan angin yang menerbangkan jiwa 

Jejak-jejak itu adalah gambaran kelam
tentang  cinta yang tersiksa cinta
laksana ombak datang dan pergi 

Biarkan ombak menghapus jejak itu
sebelum penulis menulisnya di buku sejarah
dan Sang Khalik mencatat di Buku Kehidupan 

Setelah itu, marilah kita bermain ke pantai
dan kita lukis jejak baru tentang seharusnya kita:
manusia pelukis jejak cinta dan kemanusiaan 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun