Memang, angka-angka tak berpihak padaku Â
ketika kertas-kertas bisu akhirnya menyuarakan pilihan Â
ketika corong berteriak lantang menyebut namaku dan mereka Â
satu demi satu, angka-angka pergi meninggalkan diriku Â
Memang, kertas-kertas rupiah telah melayang
meninggalkan dompet dalam kesedihan
membawa senyum bahagia di seberang sana
meninggalkan diriku setelah pesta usaiÂ
Namun, aku tetaplah menang,
ketika nurani tulus memberi selamat
meskipun kali ini tanpa jabat tangan
karena menang bukan soal angka tetapi rasaÂ
Aku tetaplah menang meskipun angka menunjuk kalah,
ketika dada lapang terbuka tanpa sesak membuka pintu kepada fakta yang bertamu
ketika kata mampu merangkai nada indah dalam sepi dan kehampaan
ketika diksi syukur  tersenyum menaiki tangga lalu bertamu di ruang langit
Karena menang adalah
ketika tarikan napas mampu menari,
ketika hati mampu mencintai,
ketika bibir mampu tersenyum,
ketika raga tetap berjalan tegak,
ketika diri mampu bersyukur, Â
    kepada apa yang meng-ada
    Dalam kehampaan, ketiadaan, kejatuhan dan kekalahan...