Mohon tunggu...
Meidy Y. Tinangon
Meidy Y. Tinangon Mohon Tunggu... Lainnya - Komisioner KPU Sulut | Penikmat Literasi | Verba Volant, Scripta Manent (kata-kata terbang, tulisan abadi)

www.meidytinangon.com| www.pemilu-pilkada.my.id| www.konten-leadership.xyz| www.globalwarming.blogspot.com | www.minahasa.xyz| www.mimbar.blogspot.com|

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Namaku Takhta

28 November 2020   01:14 Diperbarui: 28 November 2020   01:21 77
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Namaku Takhta, tercipta dari Sang Langit yang berlimpah daulat dan kuasa
Kata orang, Aku adalah mahluk cantik nan seksi yang menjadi rebutan politisi 

Namaku Takhta, malam ini aku menangis, karena janji tak kunjung lunas
Mereka hanya mengucap seribu diksi rayuan, yang lenyap ketika mahkotaku direbut 

Namaku Takhta, malam ini aku merindu, kepada sebuah cinta sejati yang berakar di hati
Cinta yang kan membawaku kesudut negeri meresapi nyanyian pilu insan-insan terpinggirkan  

Namaku Takhta, esok pagi aku berharap, mentari kan terbit bersama cinta
Supaya aku kan bercinta
bersama keadilan,
bersama kebenaran,
bersama kejujuran,
bersama kesetaraan,
bersama kemakmuran dan
bersama damai sejahtera 

Karena,
untuk keadilan aku terlahir
demi kebenaran aku tercipta
kepada kejujuran aku mengabdi
dengan kesetaraan aku bersahabat
untuk kemakmuran aku memerintah
dalam damai dan sejahtera aku mencinta 

Begitulah sesungguhnya,
karena namaku Takhta, yang tercipta dari Sang Langit

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun