Mohon tunggu...
Meidy Y. Tinangon
Meidy Y. Tinangon Mohon Tunggu... Lainnya - Komisioner KPU Sulut | Penikmat Literasi | Verba Volant, Scripta Manent (kata-kata terbang, tulisan abadi)

www.meidytinangon.com| www.pemilu-pilkada.my.id| www.konten-leadership.xyz| www.globalwarming.blogspot.com | www.minahasa.xyz| www.mimbar.blogspot.com|

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Gamam dalam Aram Temaram Hari

4 Oktober 2020   22:22 Diperbarui: 4 Oktober 2020   22:29 119
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hari belum bulat gelap. Masih aram temaram. Sejumput rasa yang tak biasa membendung aliran semangat dalam diri. Gamam dan gamang...  

Keraguan menyelimuti alur berpikir. Aliran air terbendung, tak mampu menggapai muara. Gamang di simpang jalan tanpa marka 

Kegelisahan menusuk jantung. Mata enggan terpejam, raga tiada tenang. Ada tamu tak diundang bertamu di otakku. Dan aku tak mampu mengenal. Samar...   

Kekhawatiran merintih di ruang nurani. Tentang temaram yang mungkin berubah gelap pekat. Dan aku tak mampu melihat dirimu lagi. Bahkan diriku tak kan tahu dimana diriku berada  

Ketakutan melengkapi gamam dalam aram temaram hari. Tentang sebuah hari penghabisan, yang mungkin berhitung detik, sementara aku masih ingin hidup seribu tahun lagi

Duhai mentari pagi, cepatlah bergegas. Mataku akan tetap terjaga hingga pagi cerah mengusir sang temaram. Lalu, mentari memelukku hangat dan segala gamam luntur, berganti semangat pagi 

Atas seijin Sang Pencipta...

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun