Mohon tunggu...
Meidy Y. Tinangon
Meidy Y. Tinangon Mohon Tunggu... Lainnya - Komisioner KPU Sulut | Penikmat Literasi | Verba Volant, Scripta Manent (kata-kata terbang, tulisan abadi)

www.meidytinangon.com| www.pemilu-pilkada.my.id| www.konten-leadership.xyz| www.globalwarming.blogspot.com | www.minahasa.xyz| www.mimbar.blogspot.com|

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Indonesia, Time For Nature! Ini 3 Poin Krusial untuk Melestarikan Alam

5 Juni 2020   06:29 Diperbarui: 5 Juni 2020   19:40 477
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
|"Time for Nature"||www.wedonthavetime.org| 

Hari ini, 5 Juni 2020, kita dan seluruh warga planet bumi merayakan Hari Lingkungan Hidup Sedunia (World Environment Day). Tahun ini, perayaan yang dimulai sejak 1972 tersebut mengambil tema: "Time for Nature!"

Tema ini menurut greeners.co diorientasikan untuk mengajak seluruh penduduk dunia menyadari bahwa makanan yang dimakan, air yang diminum, dan ruang hidup di planet yang ditinggali adalah sebaik-baiknya manfaat dari alam (nature) sehingga harus kita jaga kelestariannya.

Tema di atas adalah tema global. Dalam konteks Indonesia, maka tema tersebut dapat kita formulasikan sebagai: "Indonesia, Time for Nature." Maksudnya adalah segenap bangsa Indonesia dalam setiap aspek hidupnya kini dan kedepan seharusnya berorientasi pada kelestarian alam.

Jika kita fokus pada 3 hal tersebut di atas sebagai poin krusial problematika lingkungan, yaitu makanan, minuman dan ruang hidup maka beberapa hal yang kiranya dapat menjadi bahan refleksi adalah:

1. Makanan

Masalah penting terkait makanan adalah ketersediaan bahan pangan. Ketersediaan pangan beras mengalami tantangan dimana terjadi alih fungsi lahan pertanian. Hal ini dapat menurunkan kuantitas produksi. Karena itu perlu regulasi  tata cara dan prosedur  alih fungsi lahan pertanian. 

2. Minuman

Terkait dengan ketersediaan air bersih juga mengalami tantangan tersendiri. Hilangnya sumber-sumber air, misalnya mata air alami sebenarnya telah menjadi indikator degradasi kualitas lingkungan hidup.

Hutan dan pepohonan yang makin berkurang, mengurangi kemampuan tanah menyerap dan menahan air. Reboisasi yang dilakukan sebaiknya diarahkan untuk menjaga sumber-sumber mata air.

3. Ruang Hidup

Ruang hidup atau tempat tinggal  juga menjadi problematika lingkungan dewasa ini. Pesatnya perkembangan pembangunan perumahan seiring dengan laju pertumbuhan populasi berpotensi hadirnya masalah baru.

Sebagaimana dengan problema pertama di atas, terjadi alih fungsi lahan dari lahan produktif pertanian menjadi lahan dengan pohon beton. Produksi pertanian terganggu, juga sistem siklus Oksigen dan proses fotosintesis terganggu. Lagi-lagi kita berhadapan dengan strategi pengelolaan lingkungan berdasarkan prinsip keseimbangan ekologis dan daya dukung lingkungan (Carrying capacity).

Masalah lainnya yang kontekstual adalah bagaimana menghadirkan pemukiman yang bebas dari wabah sebagaimana serangan virus Corona penyebab Covid-19.

Tiga poin krusial di atas harus diantisipasi. Indonesia harus menyiapkan waktu untuk menata dan memfokuskan penyelamatan sumber-sumber makanan dan minuman, serta menyiapkan konsep perumahan ramah lingkungan dibarengi upaya mempertahankan proporsi zona hijau.

Alam sedang menunggu langkah bijak Indonesia untuk memanfaatkan waktu yang ada untuk mengatur regulasi dan mengimplementasikannya demi pelestarian alam.

Segala aspek kehidupan harus memiliki orientasi penyelamatan atau pelestarian sumber makanan dan minuman di alam lingkungan serta menyiapkan tempat tinggal yang ramah lingkungan. 

Indonesia, Time for Nature!

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun