Mohon tunggu...
Meida A Syifa
Meida A Syifa Mohon Tunggu... Mahasiswa - Public health student

building a healthy life

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Media Promosi Kesehatan di Puskesmas: Sebuah Ulasan

21 Maret 2023   09:26 Diperbarui: 8 Oktober 2023   23:31 1203
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Promosi kesehatan (promkes) adalah upaya untuk meningkatkan kemampuan masyarakat dalam mengendalikan faktor-faktor kesehatan melalui pembelajaran dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat, agar mereka dapat menolong dirinya sendiri, serta mengembangkan kegiatan yang bersumberdaya masyarakat, sesuai sosial budaya setempat dan didukung oleh kebijakan publik yang berwawasan kesehatan (Keputusan MENKES  No.1114/Menkes/SK/VIII/2005). Dalam pelaksanaannya, promosi kesehatan tidak akan lepas dari peran media sebagai alat bantu penyaluran informasi. Media sendiri adalah segala benda yang dapat dimanipulasi, dilihat, didengar, dibaca atau dibincangkan dengan instrumen yang digunakan untuk kegiatan (Susilowati, 2016). Terdapat berbagai macam jenis media, seperti media cetak, media elektronik dan media papan.

Pembahasan kali ini, terkait observasi yang telah kami lakukan terhadap media promosi kesehatan di layanan kesehatan. Salah satu media yang kami temukan untuk objek observasi terletak di Puskesmas Dinoyo, Kota Malang. Media promosi kesehatan yang kami pilih berada pada celah dinding gedung, di tepi jalan tempat orang berlalu lalang menuju ke bagian resepsionis puskesmas. Media tersebut berupa standing banner yang mengomunikasikan tentang 10 indikator PHBS rumah tangga. Dalam banner tersebut sudah terlihat jelas apa saja indikator-indikator PHBS yang dijelaskan melalui animasi gambar berwarna cerah, seperti persalinan ditolong tenaga kesehatan, pemberian ASI eksklusif, menimbang bayi dan balita secara berkala, menggunakan air bersih, cuci tangan dengan sabun dan air bersih, menggunakan jamban sehat, memberantas jentik nyamuk, konsumsi sayur dan buah, melakukan aktivitas fisik setiap hari dan tidak merokok di dalam rumah.

Komunikasi kesehatan melalui media promkes (promosi kesehatan) bertujuan untuk menghasilkan perubahan perilaku sehat yang meningkat pada masyarakat. Keefektifan sebuah pesan kesehatan dapat dipengaruhi berbagai aspek seperti pesan yang mudah dipahami, kalimat persuasif dan pemilihan kata, desain yang menarik, serta keseluruhan aspek tersampaikannya misi pada pembaca. Dalam observasi kami, media promosi kesehatan 10 indikator PHBS rumah tangga tersebut mengomunikasikan pesan pencegahan penyakit serta promosi dan pemeliharaan kesehatan. Secara keseluruhan, pemilihan warna cerah pada media mampu menarik perhatian bagi orang-orang yang melaluinya. Komunikasi visual yang baik, ditunjukkan dengan visualisasi pesan melalui animasi 10 indikator PHBS rumah tangga dengan cukup sederhana. Poin menarik lainnya, yaitu pesan media tersebut tersampaikan secara padat disertai kata persuasif yang mengikuti tren masa kini. Meskipun singkat, penggunaan kata gaul seperti ‘kuy’ mampu mengurangi kesan monoton pada pesan kesehatan. Pesan media yang aplikatif dapat dilihat pada poin-poin indikator PHBS tersebut, yaitu pentingnya mencuci tangan sebelum beraktivitas, mengonsumsi buah dan sayur, serta melakukan olahraga.

Terlepas dari kelebihan tersebut, media ini memiliki beberapa kekurangan. Menurut observasi kami, terdapat kekurangan yang cukup disayangkan seperti penempatan media secara seadanya atau tidak strategis, yaitu di celah dinding puskesmas yang kurang menarik perhatian orang meskipun terletak di bagian depan menuju pintu masuk puskesmas. Kekurangan pada desain, yaitu beberapa pemilihan jenis font pada media terlihat kurang padu sehingga menyiratkan kesan yang terlalu ramai atau penuh di beberapa titik, hal tersebut dapat dilihat dari kesinambungan pada media standing banner.

Media promosi kesehatan melalui standing banner tersebut menjadi media edukasi bagi masyarakat yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran mereka akan kesehatannya. Keberhasilan komunikasi promosi kesehatan dapat ditentukan dari perubahan sikap masyarakat untuk melakukan hidup sehat (Haro, dkk., 2020). Berbagai aspek, seperti komunikasi visual, pesan kesehatan yang bersifat persuasif, komunikatif dan aplikatif dalam sebuah media berpengaruh besar dalam mencapai tujuan promosi kesehatan. Dalam observasi ini, media promosi kesehatan tersebut telah memiliki aspek keseluruhan yang baik, seperti animasi dengan pemilihan warna cerah serta pesan yang singkat dan padat. Namun, terdapat kekurangan berupa penempatan media yang tidak strategis sehingga pesan tidak tersampaikan dengan efektif kepada pembaca atau masyarakat. Diharapkan, pihak puskesmas sebagai layanan kesehatan mampu memberikan perhatian lebih pada media promosi kesehatan yang ada di sekitar lingkungannya, seperti melakukan kaji ulang pesan yang akan disampaikan, berkonsultasi dengan ahli desain grafis agar media lebih menarik dan memiliki nilai estetika lebih, serta memaksimalkan penempatan media promosi agar pesan tersampaikan dengan efektif.

Referensi:

Haro, M., Fahmi, A., Reffita, L. I., Ningsih, N. S., Sholihat, N., Alwi, N. P. A., Wahyuningsih, Adib, M., Rosdiana, Iskandar, A. M., Permatasari, R.F., Rumainur. 2020. Komunikasi Kesehatan. Bandung: Penerbit Media Sains Indonesia.

Susilowati, Dwi.2016.Promosi Kesehatan. Jakarta Selatan: Pusdik SDM Kesehatan.

Penulis: 

Meida A. S.

Regina F. B.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun