Mohon tunggu...
Meicky Shoreamanis Panggabean
Meicky Shoreamanis Panggabean Mohon Tunggu... Administrasi - Penulis biografi BTP dan Munir

www.gurupenulis.weebly.com

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Ahok, Waktu Yang Amat Relatif, dan Impian Seorang Ibu: Masa Depan Diciptakan Hari Ini

11 September 2014   22:42 Diperbarui: 18 Juni 2015   00:58 471
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Seorang pria berdiri di panggung sambil memegang sebuah jeruk yang telah remuk. “Hayoo….10 ribu  dollar buat mereka yang bisa mengeluarkan air satuuu tetes saja dari jeruk ini”. Penonton berteriak-teriak. Jeruk yang  digenggam  itu sudah diperas oleh tangan pria tersebut  berulang kali. Tak ada lagi yang tersisa. Sudah lebih dari 10 penonton mencoba, semuanya gagal.

Tiba-tiba, muncul seorang perempuan. Ia tak renta namun jelas sudah tak lagi muda. Penonton mulai tertawa. Perempuan itu tak bicara apapun. Ia meraih jeruk dari tangan si pria  dan mulai  memeras jeruk itu….Tak ada yang keluar. Para penonton tertawa makin keras. Ibu itu tak peduli. Ia kembali meremukkan jeruk yang sebenarnya sudah sangat remuk itu. Satu tetes keluar. Penonton mendadak bisu. Ruangan sehening makam saat malam. Pria kekar tersebut memandang perempuan itu seolah-olah ibu tersebut adalah seekor ayam bergigi banyak. “Hah ??? Kok bisa ?“ Tanya si pria,”Saya aja yang badannya begini gede, ngga bisa”.

Perempuan itu tersenyum. “Aku sudah lama miskin, Nak. Aku punya tiga anak yang perlu makan. Jika engkau melakukan sesuatu untuk anakmu, engkau akan punya kekuatan yang kedahsyatannya melampaui pengetahuan dan imajinasimu”.

***

Impian ibu di atas adalah membebaskan anaknya dari rasa lapar. Setiap orang tua punya mimpi. Saya sebagai ibu sama saja dengan perempuan itu:Punya mimpi juga.

Impian saya sebenarnya sederhana. 15-20  tahun dari sekarang, saya ingin melihat anak saya hidup di tanah Indonesia yang lebih subur. Di rumah bernama Indonesia yang kian ramah dan sehat. Di negara bernama Indonesia yang adil dan beradab. Di negeri  yang membuatnya sejahtera.

Impian saya sebenarnya sederhana. Namun Indonesia adalah salah satu negara terkorup di dunia. Indonesia adalah negara yang membiarkan pelanggar HAM bebas berkeliaran dan pencuri sandal mendekam di penjara berbau busuk.  Di tanah ini, menjadi miskin adalah sebuah kesalahan besar, kritik diidentikkan dengan umpatan  dan berhasil menipu dianggap sebagai sebuah kemenangan. Inilah negara religius yang rakyatnya bisa bebas merampok atas nama Tuhan.

Dalam negara seabsurd ini,  impian sederhana saya lantas jadi terlihat mewah.

Namun mendadak, muncullah seorang Ahok.

***

Beberapa orang mengatakan bahwa mustahil Ahok jadi pemimpin negara. Saya tak paham politik. Berdasarkan logika, di negara yang sebagian rakyatnya sangat  mudah disetir oleh segelintir orang irasional,  bisa jadi Ahok  tak mungkin menjadi pemimpin mengingat ia ‘kafir’ dan ‘putih’. Namun, saya mengikuti betul perjalanan hidupnya dan dari situ menarik sebuah kesimpulan:Hidupnya penuh dengan kemustahilan. Perjalanan politiknya ramai dengan berbagai kebetulan. “Kebetulan” adalah saat ketika Tuhan bekerja namun tak ingin dikenali. Jadi…Kalau Tuhan turut bekerja, apa sih yang mustahil ??

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun