Mohon tunggu...
Megawati Sorek
Megawati Sorek Mohon Tunggu... Guru - Guru SDN 003 Sorek Satu Pangkalan Kuras Pelalawan Riau

Seorang guru yang ingin menjadi penulis

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Mudik ke Tembilahan, Kota Seribu Parit

31 Desember 2022   11:45 Diperbarui: 3 Januari 2023   01:16 757
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto: Pasar khusus barang seken, Pasar Kayu Jati

Kali ini, sekilas akan saya ceitakan tentang kota Tembilahan. Kota kelahiranku yang kini telah kutinggalkan karena pekerjaan dan keluarga. Tembilahan merupakan  salah satu kecamatan dan merupakan pusat ibukota kabupaten Indragiri Hilir  di provinsi Riau. Memiliki luas 197,37 km persegi. Jika dari Pekanbaru berjarak 220 km. Daerah penghasil kelapa ini sudah lama terbentuk dan merupakan kota tua.

Kawasan padat penduduk dengan didominasi oleh suku Banjar, selebihnya ada Bugis, Melayu, Minang serta Jawa, etnis Tionghoa maupun lainnya. Paling mengesankan lagi rata-rata suku pendatang atau lainnya itu justru banyak sudah pandai berkomunikasi bahasa Banjar. Jadi, jangan heran jika ada seseorang berkulit putih dengan mata sipit fasih berbahasa Banjar.

Indragiri Hilir atau biasanya disingkat dengan Inhil memiliki julukan Kota Seribu Parit. Hal ini dikarenakan banyaknya memiliki parit dan rawa, serta jembatan. Salah satu jembatan yang panjang adalah Jembatan Indragiri Rumbai Jaya.  Panjangnya mencapai 750 meter dan lebar 7 meter.  Ketika akan memasuki kota maka jembatan ini kan dilalui.

Kondisi lahannya yang lembek serta gambut sehingga pembangunan banyak memakan dana yang besar. Belum lagi kondisi jalan juga sering rusak diakibatkan oleh air pasang surut. Terutama di bulan Desember, semua jalan protokol kota maupun gang-gang tergenang air. Menimbulkan rasa kebahagiaan tersendiri bagi anak-anak yang bisa berenang gratis. Sedangkan air di kabupaten ini juga berwarna gelap. Kami menyatakan seperti teh susu jika makin ke hilir malah seperti kopi hitam.

Kuliner makanan yang menggoda adalah seafoodnya yang selalu tersedia dan segar. Jika kue, jangan ditanya, pokoknya puas atau jajanan sangat banyak. Setiap penduduknya bahkan banyak yang memilih berjualan kue. lokasi khususnya disebut papadaan atau pasar wadai.

Kondisi jalanan kota juga agak sempit dengan ramainya pengendara lalu lalang. Becak dayung serta ojek juga masih beroperasi. Parkir mobil sedikit agak kewalahan, jadi jika ingin berkeliling sebaiknya lebih nyaman menggunakan roda dua saja.

Adalagi jika mudik atau berkunjung ke kota Tembilahan jangan lupa mencari barang bekas. Atau sering disebut seken atau pajak yang disingkat dengan peje. Lengkap maksimal pokoknya dari berbagai barang pakaian dalam, baju, celana, sandal, tas, gorden, kasur, sampai ke barang elektronik. Harganya boleh dikatakan murah, meriah, muntah plus berkualitas pokoknya. Sering buat kalap dan khilaf, memang dasyat racunnya.

Itulah, yuk berburu barang bekas ke Tembilahan aja sekalian menikmati hal lain serta uniknya kota tersebut.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun