Mohon tunggu...
Mega Pradewi
Mega Pradewi Mohon Tunggu... Lainnya - Mimosa asperata

Sedang mengabadikan memori lewat menulis

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Akurasi PCR vs Virus Mutasi, Apakah Menyebabkan Kenaikan Positif Covid-19 Tinggi?

4 Januari 2021   14:07 Diperbarui: 4 Januari 2021   14:08 84
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto oleh CDC dari Pexels

Kekhawatiran mengenai virus mutasi SARS-CoV-2 menyeruak sejak agustus 2020. Menurut Profesor Chairul Anwar Widom, Ketua Tim Riset Corona dan Formulasi Vaksin kepada Kompas.com pada 29/8/2020, virus mutasi corona sudah ada sejak awal virus corona di Indonesia pada maret 2020. Selain penanganan pasien Covid-19 tim medis dan epidemiologi sekaligus mengambil sampel untuk meneliti genome virus Covid-19 yang menyerang beberapa sample.

                Kenapa bisa terjadi virus mutasi Covid-19? Perlu diketahui bahwa mengutip pernyataan menristek "Mutasi itu terjadi karena adaptasi dari virus itu terhadap host, dan kemudian proses mutasi dan adaptasi itu terjadi baik dari host ke host. Kemudian akhirnya juga lintas etnis, dan akhirnya dari satu wilayah ke wilayah lain". Makhluk memang diciptakan untuk beradaptasi, untuk mempertahankan eksistensinya, tidak hanya manusia, namun virus juga beradaptasi. Oleh sebab itu, penelitian mengenai genome virus sangat penting, selain untuk melihat karakter virus mutasi tersebut dalam penyebarannya dan fatalitasnya, juga diperlukan dalam pembuatan vaksin.

                Penelitian mengenai virus mutasi Corona telah dilakukan Kelompok Kerja Genetika (Pokja Genetik) Fakultas Kedokteran Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan (FKKMK) UGM. Tim peneliti menggunakan metode whole genome sequencing (WGS) dan menggunakan virus corona SARS-COV2 yang pertama kali dideteksi di Wuhan, yakni hCoV-19/Wuhan/Hu-1/2019. Untuk analisis filologetik, mereka mengumpulkan data 88 genom lengkap SARS-CoV-2 dari berbagai negara, termasuk Indonesia, yang tersedia di GISAID. Secara garis besar, tim peneliti mengemukakan bahwa dalam sampelnya terdeteksi temuan mereka sesuai dengan situasi di Indonesia yang menunjukkan bahwa selama pandemi awal Maret-April, hanya dua klad, yakni O dan L yang terdeteksi, dengan klad L terakhir lebih dominan ditemukan dari kasus Covid-19. Namun, virus tersebut lebih sering terdeteksi daripada klad lainnya sejak deteksi pertama klad GH pada April 2020. Artinya peneliti perlu memperbanyak sampel untuk membuktikan peningkatan jumlah pasien Covid-19.

                Apakah Klad covid itu? Dalam virologi, klad mendeskripsikan kelompok virus yang serupa berdasarkan urutan genetiknya, dan perubahan pada virus tersebut juga dapat dilacak menggunakan filogeni. Mengetahui Klad dan varian suatu virus dengan metode WGS sangat penting untuk memutuskan pendekatan klinis dan politik di tingkat regional dan lokal. Selain itu, perbedaan tingkat fatalitas dan penyebaran virus atau penularan di antara berbagai negara atau wilayah dipengaruhi oleh perbedaan dalam virus klad perlu dipelajari lebih lanjut.

Apakah ada hubungannya varian mutasi Covid-19 dengan penambahan kasus covid-19 di Indonesia?

                Pada bulan desember hingga awal tahun 2021 ini penambahan kasus Covid-19 berkisar antara terendah 5.292 kasus dan tertinggi 8.074 kasus per hari. Menurut menristek, PCR mendeteksi gen spike, kemungkinan ada gangguan akurasi dalam mendeteksi varian baru dengan PCR. Dari pernyataan Menristek dapat diartikan, beberapa orang yang harusnya terdeteksi Covid-19 bisa jadi tidak terdeteksi PCR karena membawa virus mutasi. Bukankah hal ini menjadikan keraguan masyarakat juga dengan keakurasian tes PCR?

Lantas apa solusinya?

Perlu diketahui, umumnya bagi masyarakat yang tidak bergejala, melakukan tes Covid-19 untuk berbagai keperluan misalnya bepergian, pekerjaan dan formalitas sebelum kegiatan. Sehingga protokol kesehatan yang selama ini gencar digaungkan oleh pemerintah memang yang terbaik, walau hasil negatif, namun jangan sampai membuat kendor semangat kita untuk menjaga circle terdekat dari bahaya Covid-19. Mengutip Bahasa gaul "Jangan Kasih Kendor". Pemerintah perlu lebih gencar dalam memberika edukasi hingga ke masyarakat tingkat bawah melalui RT, karena banyak ditemukan pengabaian prokes terutama di daerah - daerah.

Dikutip dari berbagai sumber. Sumber 1, Sumber 2, Sumber 3

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun