Sosok Nadiem Makarim yang diangkat sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan oleh presiden Joko Widodo, Nadiem yang memiliki latar belakang pendiri dan CEO Gojek akhirnya diumumkan menjabat sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud).
Selain sosoknya sebagai pendiri dan CEO Gojek, Nadiem juga menjadi Menteri termuda dikabinet saat ini. Nadiem yang dikenal sebagai pengusaha. Namun, latar belakang keluarganya yang jauh dari ranah bisnis.
Pria kelahiran Singapura, 4 April 1984 ini, Ia menghabiskan masa sekolah dasar dan menengah pertama di Indonesia, lalu melanjutkan pendidikan menengah atas di Singapura. Lepas dari SMA, Nadiem melanjutkan pendidikan ke salah satu universitas  Ivy League di Amerika Serikat. Jenjang strata satu ia tempuh di Brown University jurusan Hubungan Internasional. Ia juga sempat ikut pertukaran pelajar di London School of Economics and Political Science di Inggris. Setelah menyabet gelar BA (Bachelor of Arts), Nadiem melanjutkan S2 ke almamater sang ayah, Harvard University, hingga meraih gelar Master of Business Administration.
Joko Widodo mengatakan bahwa sekarang Indonesia berada di era disrubsi, era yang penuh resiko, maka dari itu pada era saat ini membutuhkan penguatan data dan membutuhkan orang yang memiliki pengalaman bagaimana mengelola sebuah data sehingga bisa memprediksikan apa yang akan terjadi dimasa yang akan datang.
Wajar saja, jika Nadiem yang berlatar belakang teknologi dan informasi, ternyata ada empat alasan yang membuat Jokowi menunjuk Nadiem sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud)
Alasan pertama, sebelumnya Nadiem memiliki hubungan yang baik dengan Presiden Jokowi dari sebelum pemilihan Menteri. Dengan dibuktikan Nadiem beberapa kali mengundang Presiden Jokowi ke acara Gojek, bahkan Presiden hadir langsung bersama dengan sejumlah Menteri.
"Saya selama bertemu dengan beliau hampir setahun sebelum pelantikan ini selalu memberikan input-input, memberikan masukan dalam posisi masa depan akan seperti apa, perubahan teknologi akan seperti apa, dan dari sisi kebijakan maupun strategi pemerintahan bagaimana menghadapi revolusi 4.0," kata Nadiem.
Alasan kedua, Â Jokowi dan Nadiem menyimpulkan bahwa masalah masa depan dengan segala tantangannya bisa diatasi dengan SDM berkarakter. Karakter itu adalah mampu beradaptasi, fleksibel, mampu bekerja sama secara tim, kreatif, cakap berkomunikasi, dan tenggang rasa. Berdasarkan diskusi itu, maka mungkin Presiden memilih Nadiem karena passionnya di SDM.Â
Alasan ketiga, Nadiem sebelumnya bekerja melakukan inovasi. Presiden berpikir pendidikan perlu ada lompatan. Kalau kalau tidak berubah, itu sama saja dengan kegagalan. Berani keluar dari kotak, berani tidak menoton sehingga akan memunculkan sebuah loncatan-loncatan besar.
Alasan terakhir, Nadiem masih muda. Dia merepresentasikan dan memahami aspirasi pemuda Indonesia. Dalam dunia pendidikan juga dia pernah mengecap sistem pendidikan di beberapa negara, yaitu Indonesia, Australia, Singapura, dan Inggris. Dengan begitu dia punya perbandingan.
Nadiem kemudian memutuskan menerima menjadi menteri karena alasan utama mendirikan dan membesarkan Gojek karena ingin Indonesia dikenal dunia. Keinginan Jokowi memberikan tugas kepadanya pun sama.