Disamping itu kondisi dunia yang tidak stabil, akibat adanya wabah penyakit virus covid-19 yang merupakan salah satu faktor baru penyumbang  angka gangguan mental anak di era tahun 2019-2021, yang entah kapan akan berakhir. Berita yang dilayangkan disemua media informasi, baik itu melalui media cetak maupun media elektronik yang dengan sengaja memberikan informasi terkait virus ini mulai dari apa itu virus corona sampai dengan dampak dari virus corona yang akhirnya sampai pada kematian. Informasi inilah yang menyebabkan  kesehatan mental anak terganggu.Â
Informasi dan berita virus corona menimbulkan ketakutan yang luar biasa  bagi anak-anak. Ketakutan inilah yang nantinya akan menyebabakan gangguan kesehetan mental pada anak, anak akan trauma keluar rumah, sering murung, lesu, takut berinteraksi dan bersosial, takut mencoba hal baru, serta rasa kurang percaya diri amat tinggi akibat keseringan di rumah.
Berita yang disebar disegala media informasi akan merangsang otak anak dan mensugesti pikiran mereka. Anak insan yang unik, keunikan inilah yang membuat anak-anak mampu memfilter informasi tersebut. Hakikat anak ialah bermain maka orang tua, keluarga, dan guru berperan aktif dalam perkembangan mental anak. Oleh karennya elemen-elemen ini sangat penting sekali, jangan sekali-kali orang tua, keluarga, dan guru memberikan asupan yang teramat negatif mengenai virus corona, meskipun perlu juga harus menggunakan kalimat yang baik yang tidak menakutkan anak dan bisa membuat mental anak kuat. Â
faktor lainnya yang bisa mempengaruhi kesehatan mental pada anak seperti faktor kesehatan anak itu sendiri, riwayat genetik anak dan penggunaan obat yang cukup lama. Sebaiknya para orang tua harus mengetahui apa saja jenis gangguan kesehatan mental pada anak. Adapun jenis-jenisnya yaitu gangguan cemas, autisme, retardasi mental, diseleksia, gangguan makan, gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktivitas, gangguan bipolar, skizofrenia, gangguan somatoform, sindrom gender dan seksual, sindrom respon stres, gangguan disosiatif, psikopat, pribadi yang antisosial dan depresi.
Apa yang dilakukan orang tua dan teman sangat mempengaruhi kesehatan mental pada anak. Penulis berharap sebagai orang tua jangan sering bertengkar didepan anak, jangan sering memarahi anak , serta membandingkan anak dengan anak yang lainnya karena setiap anak punya kelebihan dan kekurangan yang patut dihargai dan diapresiasi. Sebagai orang tua jangan bersikap egois, karena dalam hal ini kesehatan rohani dan jasmani pada anak adalah hal yang sangat penting dan harus dijaga.Â
Menjadi teman yang baik untuk semua orang adalah sebuah kewajjiban, teman yang baik adalah teman yang bisa menjaga perkataan, teman yang selalu memberikan motivasi , teman yang selalu siap membantu dan bermanfaat tentunya untuk banyak orang. Untuk dapat berprilaku yang baik tentunya dibutuhkan pendidikan dari orang tua dan pendidikan agama. Selain itu diharapkan juga untuk seluruh masyarakat agar bisa memanfaatkan sosial media dengan sebaik-baiknya.
Jika kita sebagai orang tua dan teman seenaknya saja dalam berprilaku sampai merusak mental seseorang , maka secara tidak langsung kita menghambat anak tersebut untuk sukses. Karena sukses, diperlukan juga mental yang sehat.
 PLS - Universitas Sriwijaya
                                                                                                                      megalugita123@gmail.com
                                                                                                                      alfarizibae30@gmail.com
                                                                                                                      soniaindika8051@gmail.com
         Â